Gerakan Coblos Tiga Paslon Pilkada 2024

Catch Me Up!
UTC
10 kali dilihat
0 kali dibagikan

When you feel indecisive about Pilkada...

Meet: Gerakan Coblos Tiga Paslon.

Guys, pernah nggak sih kamu dihadapkan sama pilihan, di mana pilihan itu menurut kamu nggak ada yang bener. Saking ga ada yang benernya, kamu bahkan ga bisa pake prinsip "lesser evil" karena emang evil semua (ENGGA kita lagi ga nyindir siapa-siapa, engga!). Atau, misalnya engga ada opsi nih, jadi pilihannya cuma satu, dan akhirnya opsi kamu cuma antara ambil, atau nggak sama sekali. Nah, hal-hal semacam ini yang sekarang lagi dialami SEKARANG BANGET di Pilkada 2024 ini, guys.


Tell. Me. Everything.

Sure. Kita bahas pelan-pelan ya. First stop, Meet: Gerakan Coblos Tiga Paslon di Pilgub Jakarta. Emang ada-ada aja gebrakan mantan ibu kota ini ygy. Tapi Pilgub Jakarta emang selalu menarik asli, termasuk di tahun 2024 ini. Iya, akhir bulan lalu, diketahui ada tiga pasang calon yang mendaftar sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta. Ada Ridwan Kamil-Suswono yang diusung KIM Plus 15 partai, ada juga PDI Perjuangan si solo fighter yang mengusung Pramono Anung-Rano Karno. Sama satu lagi Calon Independen, Dharma Pongrekun-Kun Wardana.


Go on...

The thing is, apakah semua warga Jakarta berbahagia sama pilihan yang ada? Ternyata enggak, guys. Mereka ngerasa aspirasi soal ‘siapa yang harusnya jadi gubernur” tuh nggak ke-deliver dari partai politik. Kayak, “Mana nih calon yang gue mau? Kok nggak ada?” gitu lo. Kenapa bisa gitu? Well, Pengamat Politik dan kepemiluan Titi Anggraini sih ngeliatnya hal ini kejadian gara-gara sistem pencalonan kepala daerah yang centralized ke pusat semua, guys. Ibaratnya, orang-orang para elit partai politik tuh nggak tahu siapa yang sebenernya dimau sama warga-warga di daerah. Gitu lah kira-kira.


Terus gimana dong?

Berangkat dari sini, maka sekarang lagi rame satu gerakan namanya “Gerakan Coblos 3 Paslon”. Kayak namanya, buat di Jakarta kan ada tiga cagub yah, nah tapi para pengikut gerakan ini bakal nyoblos ketiganya nanti di surat suara. Jadi basically itu nggak milih sih. Nggak keitung juga kan suaranya. Nah, yang harus kamu tahu adalah, Gerakan Coblos 3 Paslon ini kenceng disangkut pautkan dengan anak Abah alias pendukung Anies Baswedan. In that sense, menanggapi hal ini, Pak Anies sih ngeliatnya ini kebebasan berekspresi, gengs. "Ini semua adalah ungkapan, rasa, pikiran atas kondisi yang sekarang terjadi. Jadi kita hormati itu kita hargai sebagai bagian dari kebebasan berekspresi,” katanya,


I wanna hear from the candidates...

OK. Now let’s hear it from Cagub-Cawagub yang berkontestasi di Pilgub JKT deh ya. Kita mulai dari RK-Suswono aka RIDO. Dalam keterangannya kemaren, Suswono bilang bahwa gerakan begini tuh muncul se-simple karena warga Jakarta nggak tahu aja calonnya siapa. In that sense, Pak Suswono menyebut once udah ada dialog ntar, udah ada gagasan tiga paslon ntar kayak gimana, November nanti warga udah tahu kok mau milih siapa.


Okay….

Meanwhile, kalau menurut Bakal Calon Wakil Gubernur dari PDI Perjuangan, Rano Karno, sayang banget kalau suara waktu Pilkada ntar nggak sah gara-gara nyoblos tiga-tiganya, guys. Ntar nyesel katenye. (Betawi banget ga tuh, Halo Bang Doel?) Yep, in his words, Bang Rano “Doel” Karno menyebut begini nih, “Semua kita haknya boleh, mau coblos empat-empatnya, mau tiga, mau masuk ke kaleng rombeng, itu hak. Cuma kan sayang. Ini bukan buat kita, buat warga. Pilih ya harus, jangan dibuang suaranya, entar nyesel belakangan."


Iye bang iye….

Jadi ya gitu. Anyways, sampai berita ini ditulis, belum ada keterangan apapun nih dari Dharma Pongrekun-Kun Wardana si anak ajaib. Jadi sekarang, kita ngomongin yang ngurusin Pilkada alias KPU DKI Jakarta sip. Dalam keterangannya hari Minggu (8/9/2024) lalu, Ketua KPU DKI Jakarta, Wahyu Dinata ya tetep mengimbau masyarakat untuk pake hak pilihnya tanggal 27 November. Terus, when he says “Pake hak pilih” tuh, meaning dipakenya yang benerguys. Yang bener tuh gimana? "Kami akan mengintensifkan sosialisasi dan edukasi ke pemilih mengenai pentingnya menggunakan hak pilihnya dengan benar,” kata Pak Wahyu. Tunggu sosialisasi dan edukasi dari KPU ygy.


Got it. Now wrap it up….

Jadi ya gitu intinya, guys. Dari tadi ngomongin Pilkada, you know apalagi yang jadi highlight di Pilkada 2024? Yak, kotak kosong. Per kemarin, diketahui ada 40 kabupaten/kota dan 1 provinsi yang melawan kotak kosong, guys. Kenapa bisa banyak kotak kosong? Well, kalau kata Mbak Titi tadi, hal begini bisa terjadi karena sentralisasi pencalonan kepala daerah, guys. Semua ngumpul jadi satu koalisi, jadi nggak ada lawan. Gila kan? Jadi pertanyaannya bukan lagi ‘milih siapa?” Tapi “milih atau nggak?”

© 2024 Catch Me Up!. All Rights Reserved.