The genocide in Gaza by the Israelis is still going on...
(Another) Safe zone's streak.
Genosida Israel masih terus terjadi di Gaza. Laporan terbaru pada Rabu (8/1), akibat serangan fajar yang dilancarkan Israel, setidaknya sembilan orang tewas, salah satu di antaranya adalah bayi berusia 15 bulan.
GOD. How's the situation there now?
The chaos never ends. Sebelum serangan fajar itu, beberapa jam sebelumnya Israel lebih dulu mengebom sebuah zona aman bernama al-Mawasi. Pada serangan itu, ada lima anak yang tewas, guys. FYI, sejak 7 Oktober 2023 sampai sekarang, genosida yang dilakukan Israel di Gaza sudah menewaskan setidaknya 45.885 warga Palestina dan melukai 109.196 orang. Meanwhile, ada 1.139 orang Israel yang tewas dan ada 200 warga yang ditawan oleh pimpinan Hamas.
CAPE BGT.
Rite. Makin cape karena Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump kembali menuntut supaya Hamas melepaskan tawanan Israel yang ditahan di Gaza ketika dia resmi menjabat kembali. Tuntutan ini jadi warning bahwa akan ada konsekuensi berat jika peringatannya nggak diindahkan sampai tenggat waktu yang diberikan. Banyak pengamat menilai, Amerika Serikat di bawah Trump bakal lebih "sadis" terhadap Gaza dibandingkan pendahulunya. Padahal si Aki Joe aja udah sangat sadis.
:(
Meanwhile, Hamas tetap pada tuntutannya supaya Israel mengakhiri Genosida di Gaza sepenuhnya jika ingin tawanan dibebaskan. Pihak Hamas bilang akan membebaskan sandera yang tersisa jika Israel setuju mengakhir perang dan menarik semua pasukannya dari wilayah Gaza. Meanwhile, Israel yang bebal tetap bersikukuh nggak akan mengakhiri perang sampai Hamas bubar dan semua sandera dibebaskan.
Excuse me???
Ikr, bahkan keterangan membagongkan dari Israel nggak berhenti sampe di situ aja, tuh. Dalam keterangan persnya, Dirjen Kemenlu Israel, Eden Bar Tal, nambahin bahwa Hamas jadi satu-satunya hambatan buat pembebasan para sandera. Moreover, dia juga bilang kalo Israel berkomitmen penuh buat mencapai kesepakatan untuk pembebasan sandera, tapi emang belum ketemu aja.
Hiks.. rumit soal sandera ini...
Well guys, update terbarunya ada seorang pejabat senior Hamas yang ngebagi daftar 34 sandera yang menurut mereka bersedia dibebasin di tahap pertama kalau gencatan senjata beneran terjadi. But, the details soal siapa saja yang masih hidup dalam list itu nggak jelas, guys. Dari list yang dibagikan ke BBC itu bisa diliat range usia yang beragam, mulai dari 1 - 86 tahun. However, laporan soal daftar sandera Hamas yang udah dikasih ke Israel dibantah sama kantor PM Israel. Menurut pihak Israel, sampai sekarang pihak mereka belum nerima konfirmasi atau komentar apa pun dari Hamas soal status orang-orang yang ditawan dalam daftar itu. And that's become their ultimate reason buat terus melakukan genosida di Gaza.
Sad banget :(
Yep, terkait perkembangan ini, Kepala Bantuan PBB, Tom Fletcher, bilang bahwa upaya penyelamatan nyawa para penyintas genosida di Gaza hampir sampai ke limit-nya. Gimana nggak? Serangan Israel yang ga ada berhentinya bikin para pekerja kemanusiaan yang membantu dalam misi kemanusiaan juga terancam di Gaza. Salah satunya yang baru-baru ini terjadi, serangan ke rombongan konvoi Program Pangan Dunia PBB (WFP) ke daerah kantong Palestina di Gaza pada Minggu (5/1). Tapi ya gitu, pihak militer Israel nggak langsung memberikan respons soal insiden tersebut.
I see. Anything else?
Yes. Another news is coming from tentara Israel yang lagi diproses hukum di Brasil atas kejahatan perang di Gaza. Update terbarunya ini tentara IDF kabur dari Brasil, guys. Doi lagi di Brasil sebagai turis, yep, in the middle of genocide, sempet-sempetnya??? Ini tentara IDF dilaporin sama Hind Rajab Foundation atas tuduhan penghancuran sistematis rumah-rumah sipil dan agresi brutal Israel di Gaza. Pengadilan Brasil pada Sabtu (4/1) akhirnya mengutus polisi buat nyelidikin tentara IDF itu dengan tuduhan kejahatan perang. Lebih lanjut, HRF menuduh Israel bantuin upaya tentara IDF itu buat kabur supaya bisa lolos proses peradilan di Brasil. Fyi, pihak militer Israel udah nyaranin puluhan tentaranya buat nggak pergi ke luar negeri karena mereka jadi target pengaduan atas kejahatan perang di Gaza. Well, deserved sih...