Who's stopping the war temporarily?
Truth be told, nobody really enjoys war. Yep, perang adalah situasi yang bener-bener mengganggu kemanusiaan. Terlebih, nggak ada yang satu pun manusia yang pantas hidup dalam ketakutan dan ketidakpastian. Sama halnya dengan situasi yang terus terjadi antara Rusia-Ukrania sejak 24 Februari 2022. Selangkah lagi memasuki bulan Mei, Vladimir Putin, Presiden Rusia mengumumkan gencatan senjata sementara terhadap perang di Ukraina. Pihak Kremlin menyatakan kalau gencatan senjatanya bakal berlangsung dari Kamis (8/5) pagi sampai Minggu (11/5). The reason behind that decision adalah perayaan kemenangan yang menandai berakhirnya Perang Dunia Kedua. Pengumuman dari pihak Rusia ini ditanggapi sama Menlu Ukraina, Andrii Sybiha menyerukan agar gencatan senjata segera berlangsung setidaknya untuk 30 hari. In the other side, Gedung Putih menyatakan kalau Presiden AS Donald Trump sebagai penengah dari gencatan senjata antara keduanya ingin melihat gencatan senjata permanen.
Sebelumnya, sudah ada 20 kali percobaan gencatan senjata di Ukraina yang semuanya berakhir gagal. Bahkan, beberapa kesepakatan gencatan senjata batal dalam hitungan menit sejak resmi diberlakukan. Dalam pernyataannya pada Senin (28/4), Kremlin mengatakan kalau Putin mengumumkan gencatan senjata selama tiga hari berdasarkan pertimbangan kemanusiaan. Pernyataan itu langsung direspon sama Andrii di media sosial X-nya dengan bilang, "Jika Rusia benar-benar menginginkan perdamaian, mereka harus segera menghentikan tembakan. Kenapa harus menunggu sampai 8 Mei?" Meanwhile, pengumuman gencatan senjata ini rilis setelah Donald Trump menyatakan kekesalannya karena serangan Rusia terus berlanjut di Ukraina. Menurut Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, Trump makin frustasi sama dua pemimpin negara yang lagi berkonflik ini. Bulan lalu, pemerintahan Trump mendesak Rusia dan Ukrania buat setuju gencatan senjata tanpa syarat selama 30 hari. Pihak Ukrania setuju, while Rusia menolak.