Another earthquake shook Myanmar on Sunday...
Yep guys, setelah diguncang gempa bumi bermagnitudo 7,7 pada Jumat (28/3), Myanmar kembali mengalami bencana gempa bumi dengan magnitudo 5,6 pada Minggu (13/4). Gempa ini dipicu oleh patahan yang sama yang menjadi penyebab gempa besar magnitudo 7,7 sebelumnya, yaitu patahan Sanaing.
Tell me about it.
OK. Jadi gempa bumi yang mengguncang Myanmar kali ini pusat gempanya berada di 80 kilometer sebelah selatan Kota Mandalay. Berdasarkan kesaksian warga, orang-orang yang ada di gedung-gedung bertingkat di provinsi utara Chiang Mai dan Chiang Rai di Thailand ikut merasakan getaran gempa itu.
Go on...
Gempa besar yang terjadi pada Jumat (28/3) lalu, menyebabkan 3.649 orang tewas dan 5.018 korban lainnya luka-luka. Selain itu, ada lebih dari 145 orang yang sampai sekarang masih dinyatakan hilang. Menurut Departemen Meteorologi dan Hidrologi, sejak gempa magnitudo 7,7 sudah terjadi sekitar 89 gempa susulan dengan kekuatan berkisar antara magnitudo 2,8 - 7,5. Anyway, akibat gempa bermagnitudo 7,7 sebelumnya, banyak bangunan dan jembatan di Myanmar yang luluh lantak. Nggak sampai di situ, aliran listrik, akses terhadap makanan, air bersih, dan tempat tinggal juga hancur.
Duh... mereka ada yang bantu ga?
Ada kok. Myanmar sejauh ini udah menerima bantuan dari negara-negara dunia seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris, Selandia Baru, Korea Selatan, Jepang, sampai China. Pada Kamis (10/4), Kedutaan besar China menjanjikan bantuan kemanusiaan darurat sebesar 1 miliar yuan atau sekitar Rp2,24 miliar untuk korban gempa magnitudo 7,7 Myanmar. Dana dari China itu rencananya bakal dialokasikan buat menyediakan makanan, obat-obatan, juga rumah-rumah prefabrikasi yang sangat dibutuhkan warga. Selain itu, dana juga akan dipergunakan buat membiayai pengiriman tim medis, tim pencegahan wabah, juga tim ahli penilai dampak bencana. Sebelumnya, China juga udah kirim tim tanggap darurat, termasuk puluhan tenaga medis, ahli gempa, juga petugas rumah sakit lapangan, sekaligus anjing pelacak buat pencarian korban di reruntuhan.
Ada dari Indonesia?
Yep, sebagai negara tetangga, Indonesia juga turut bantu dong. Pada Kamis (3/4), pihak Kemenlu menyampaikan kalau Indonesia sudah menyerahkan bantuan kemanusiaan buat Myanmar. Bantuan kemanusiaan berupa bantuan logistik seberat 143 ton atau senilai Rp22,6 miliar itu diserahkan ke Wakil Menteri Bantuan Kesejahteraan dan Pemukiman Kembali Myanmar, Soe Kyi. Bantuan yang dikirim dari Indonesia berupa bahan pangan, obat-obatan, sampai perlengkapan medis dan perlengkapan penunjang pengungsian. Nggak hanya itu, Indonesia juga kirim tim gabungan dari Badan Nasional Pengendalian Bencana (BNPB), Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS), juga Emergency Medical Team dari Kemenkes dan Kemlu RI.
Penyaluran bantuan lancar aja kan?
Not really, meski sudah menyetujui gencatan senjata pada Rabu (2/4), kabarnya junta militer Myanmar malah menghambat bantuan dari sejumlah lembaga bantuan asing buat Myanmar. Dalam rilisannya, wakil pemimpin junta militer Myanmar, Jenderal Soe Win, menyatakan kalau tim bantuan dari organisasi apa pun nggak diperbolehkan beroperasi secara independen. Junta Myanmar menegaskan kalau mereka bakal memilih dengan ketat sejumlah lembaga kemanusiaan internasional karena ada dugaan kalau beberapa lembaga masuk ke Myanmar untuk mengeksploitasi bencana gempa yang dialami warga. Karena hal ini, angka kematian akibat gempa jadi makin besar karena penyaluran bantuan kemanusiaan yang nggak merata.
HAH? Terus gimana dong warganya?
Yep, nggak hanya membatasi penyaluran bantuan kemanusiaan, junta militer Myanmar juga membatasi akses alat berat di beberapa wilayah. Akibatnya, proses pencarian korban gempa jadi terhambat. Menurut penduduk, junta militer nggak mengizinkan alat berat pencarian beroperasi di daerah itu. Tanpa adanya alat berat itu, misi penyelamatan untuk warga yang terjebak di puing-puing nggak bisa dilakukan. Hasilnya, upaya pembersihan terhadap bangunan dan rumah-rumah yang runtuh akibat gempa hanya dilakukan di pusat kota dan sepanjang jalan utama.
I see. Anything else?
Yes, setelah sekitar dua minggu gempa hebat bermagnitudo 7,7 mengguncang Myanmar, warga Desa Kaylar di kawasan Danau Inle, Negara Bagian Shan, masih terlantar tanpa bantuan dari pemerintah.
Sekitar 4.000 orang warga Desa Kaylar kini makin putus asa menanti bantuan dari pemerintah yang nggak juga menjangkau desa mereka. Bencana gempa yang terjadi di penghujung Maret itu setidaknya menewaskan 31 orang dan menghancurkan 435 rumah yang ada di desa itu.