Admin
UTC
2 kali dilihat
0 kali dibagikan
When you’ve never heard of Flu Babi for a while….
Everybody, meet: Flu Babi Afrika.
Nggak ke manusia, nggak ke hewan, penyakit emang terusss bermunculan yah, gengs. Nah kali ini, kita mau bahas soal penyakit yang lagi happening banget menyerang sekelompok babi di Batam, yaitu African Swine Fever or just let’s called it… Flu Babi Afrika.
Hold on, Flu Babi???
Iya. Ketemu lagi kita sama flu babi, guys. Tapi bedanya, flu babi yang mau kita omongin ini bukan H1N1 yang bisa menyerang manusia. Tapi ini penyakit yang menular dan menyerang babi di semua kelompok umur. Penyebabnya sih macem-macem ya, bisa karena kutu yang memberi makan pada hewan yang terinfeksi, atau bisa juga berasal dari virus yang menempel di kendaraan atau pakaian.
Bisa nular ke manusia nggak?
Thank God, sejauh ini nggak, guys. Yep, berdasarkan keterangan dari European Food Authority, flu babi Afrika ini nggak berbahaya buat manusia. Belum ditemukan juga penularannya bisa ke manusia apa nggak. Tapi meskipun begitu, yang panik kan juga manusia yah. Yep, we’re talking about peternak babi yang ketar-ketir gara-gara temuan kasus ini.
Bisa ketemu kasus ini gimana ceritanya?
Ceritanya bermula dari proses ekspor babi dari Pulau Bulan, Batam, yang ngirim sejumlah ekor babi ke Singapura. Well, to give you more context, Singapura tuh emang udah bertahun-tahun ini langganan ngimpor babi dari negara kita, guys. Bisa ribuan ekor yang dikirim setiap bulannya, sampai sekarang. Nah April kemarin, waktu babinya sampai di Singapura dan dicek sama Singapore Food Agency (Semacam BPOM kalau di sini), mereka menemukan virus Flu Babi Afrika ini di daging babi yang didatangkan dari Indonesia.
Waduh…..
Menyikapi hal ini, pemerintah Indonesia melalui Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Kementerian Pertanian juga langsung take action dong. Mereka juga melakukan uji sampel terhadap kelompok babi di Pulau Bulan. Terus dari hasil uji itu, pihak Kementerian Pertanian akhirnya mengkonfirmasi kalau emang benar terdapat virus Flu Babi Afrika yang disebut sama pemerintah Singapura, gengs.
Terus gimana dong tuh?
Yha berbagai penyelidikan dan penindakan pun dilakukan lah sama Kementerian Pertanian, termasuk cari tahu dari mana sebenarnya ni virus bisa masuk dan menyerang Indonesia. Secara, babi-babi di perusahaan pengekspornya atas nama PT ITS sendiri tuh udah dinyatakan bebas dari Flu Babi Afrika, guys. In that sense, sertifikat bebas itu pun langsung dicabut deh sama Kementan. Selain itu, babi yang sehat di Pulau Bulan juga udah dikasih obat antibodi gitu, biar nggak semakin menular penyakitnya.
Tadi katanya peternak pada ketar-ketir?
Correct. The fact that babi yang didapat dari Indonesia tuh terjangkit flu babi bikin Singapura jadi parno dan trauma dong. That being said, Singapura disebut mereka bakal menghentikan impornya terhadap babi di Indonesia, guys, terutama dari Pulau Bulan. Nah kalau begini kejadiannya, yang rugi siapa, yha peternak babi itu sendiri dong :(.
Kok gitu?
Secara, dengan adanya kejadian ini, harga babi hidup tuh langsung anjlok turun dari yang sebelumnya seharga 60 ribu per kg, sekarang jadi 48 ribu per kg. Kenapa bisa semurah itu yha karena para peternak ini pada panic selling, guys. Pokoknya yang ada sama mereka dijual aja semuanya, biar nggak terkontaminasi sama virus. Nah biar cepat laku, yha dijual murah. Makanya bisa sampai se-anjlok itu harga per kg-nya dan berujung peternak pada rugi.
Terus terus?
Terus the fact that Singapura ternyata juga masih butuh pasokan babi dari Indonesia, plus udah dipelajari lebih jauh juga mengenai flu babi afrika ini di mana nggak bertahan lama di udara dan nggak menular ke manusia akhirnya bikin mereka kayak, “Ya udah deh boleh lanjut lagi impornya,” tapi dengan catatan daging yang dikirim tuh dalam bentuk karkas alias daging utuh gitu, guys. Jadi mereka bisa meminimalisir penyebaran virus dan persediaan mereka pun tetap terjaga deh. Peternak juga happy. Win win solution, rite?
I see. Now wrap it up…
Even it’s proven bahwa penyakit ini nggak menular ke manusia, tapi tetep aja pakar epidemiologi udah kasih warning kalo penyakit ini tuh banyak jenis dan jumlahnya. Jadi, bukan nggak mungkin kalo nanti bisa aja penyakit ini berkembang jadi membahayakan buat manusia juga. That being said, penting banget buat menjaga keamanan dan keselamatan hewannya dulu nih, guys, biar nggak terserang virus dan (amit-amit) nyerang ke manusia. Kandangnya jangan lupa dikasih disienfektan, terus pemeriksaannya juga jangan sampai kendor. Kalau ada, langsung laporin ke otoritas terkait.