Eropa Siapkan Warganya Hadapi Ancaman Perang

Admin
UTC
11 kali dilihat
0 kali dibagikan

Who's getting ready for another round of war?

Europeans.
Yep guys, baru aja nih, para pemimpin di negara Eropa mempersiapkan warganya buat menghadapi situasi dan ancaman perang lewat buku panduan. Di dalam panduan berjudul "If the crisis or war comes" itu, ada berbagai guide soal mempersiapkan makanan, cara-cara evakuasi, hingga survival guide.

Hah? Buat apa?
Well, of course untuk embantu warga buat lebih siap menghadapi situasi perang di kemudian hari. Upaya ini ngga ujug-ujug guys, tapi karena emang keamanan di kawasan yang fragile banget. Yep, selain kelakuan presiden Rusia Vladimir Putin yang makin agresif di Eropa pasca berhasil meraih kekuasaan di beberapa titik di Ukraina, negara-negara NATO di Eropa juga agak trust issue sama komitmen lifetime bestie-nya, Amerika Serikat dalam menjamin keamanan di kawasan. Makanya, panduan krisis ini jadi salah satu rencana darurat untuk melindung warga sipil Eropa dari kemungkinan pecahnya perang.

Alright, go on...
Yep, Komisi Eropa udah menyarankan pada semua warganya buat menimbun cukup persediaan makanan dan perlengkapan bertahan hidup penting lainnya untuk setidaknya 72 jam jika krisis terjadi. Selain itu, komisi juga menekankan perlunya menumbuhkan budaya siap siaga dan ketahanan dalam menghadapi situasi darurat, termasuk konflik. "It's time to shift to a wartime mindset," gitu guys kata Sekjen NATO, Mark Rutte.

Terus, kayak apa tuh persiapannya?
Well, Jerman sudah memperbarui Arahan Kerangka Kerja untuk Pertahanan Menyeluruh yang isinya arahan soal apa aja yang harus dilakuin warga kalau konflik sampai pecah di Eropa. Dokumen ini berisikan transformasi lengkap untuk menjalani keseharian buat warga negara Jerman ketika pecah perang. Selain itu, di Swedia diterbitkan pamflet panduan bertahan hidup berjudul 'If Crisis or War Comes' (Jika Krisis atau Perang Datang). Pamflet yang udah diperbarui pertama kali sejak enam tahun itu didistribusiin ke jutaan rumah tangga pada November 2024 lalu. Sedangkan, Finlandia udah memperhitungkan tempat penampungan darurat buat warganya.

Wew...
Sebenernya, Finlandia udah prepare menghadapi konflik sama Rusia itu sejak beberapa dekade, gaes. Sejak 1950-an, pemerintah Finlandia udah membangun tempat perlindungan bom di bawah blok-blok apartemen dan gedung perkantoran di negara itu. Dua tahun lalu, pemerintah Finlandia menemukan kalau ada 50.500 tempat penampungan yang berkapasitas 4,8 juta orang. Selain itu, Kemendagri Helsinski juga baru aja ngeluarin panduan krisis baru di November 2024. Panduan itu berisi survival guide dalam menghadapi pemadaman listrik jangka panjang, pemadaman air, gangguan telekomunikasi, peristiwa cuaca ekstrem, termasuk juga konflik militer. Semua udah disiapin, tapi salah satu hal yang belum dipastiin adalah apakah warganya bakal benar-benar prepare sesuai arahan pemerintah atau nggak.

Apa kata kepakaran soal situasi genting ini?
Yep, menurut wakil presiden senior untuk keamanan transatlantik di German Marshall Fund, Claudia Major, saran dari negara-negara buat menghadapi krisis ini harus ditanggapi serius sama warganya. Lebih lanjut, Claudia menekankan kalau sikap siap siaga penting dimiliki supaya nggak timbul kepanikan kalau situasi yang nggak diharapkan terjadi. Finlandia adalah contoh negara yang belajar dari sejarah. Hal itu bisa dilihat dari sistem bunker, persediaan obat-obatan, sampai sistem cadangan yang mereka punya. Semua itu nggak lepas dari sejarah periode Perang Dingin yang pernah membuat mereka kehilangan wilayahnya dari Rusia.

Negara Eropa lain gimana?

Beberapa negara Eropa lain juga udah mulai gear up buat menghadapi situasi krisis, misalnya Polandia. Negara ini udah berencana buat melatih laki-laki dewasa di negara mereka buat terjun perang. Sedangkan, Norwegia udah mulai merenovasi bunker-bunker militer lama mereka. Meanwhile, intelijen Denmark dan Jerman udah memperingatkan NATO buat bersiap menghadapi potensi serangan dalam waktu lima tahun ke depan. But, negara Eropa lain kaya Portugal, Italia, Inggris adalah contoh negara yang seolah nggak cukup punya kesadaran nasional yang terancam oleh Rusia. 

Kok bisa gitu?

Iya, guys, banyak faktor yang menyebabkan responsnya bisa nggak sama atuh. Misalnya, Italia yang lebih khawatir sama ancaman terorisme dan ketidakstabilan politik di negara-negara yang berbatasan sama wilayah Selatan negara itu. Sedangkan, Inggris adalah negara kepulauan yang terakhir kali diserbu kekuatan asing pada Abad ke-11. Situasi ini mungkin menciptakan generasi yang punya sedikit pengalaman menghadapi situasi krisis dan cenderung abai sama saran dari pemerintahnya.

I see. Anything else?
Up until now, efektivitas dari rencana perlindungan warga sipil di Eropa masih belum jelas. But, back then tercatat kalau rencana ini pernah dijalankan meski nggak dianggap serius sama warga. Misalnya selama era Perang Dingin yang berlangsung beberapa dekade, pemerintah Inggris sudah memberikan informasi resmi ke warga buat melindungi diri dari ancaman nuklir Soviet. Kampanye sumber informasi publik Inggris dikenal dengan 'Protect and Survive' diproduksi antara 1974-1980. Seri panduan ini menawarkan informasi tentang bahaya kejatuhan nuklir, instruksi yang harus diikuti beberapa jam atau hari pascaserangan nuklir, juga rencana untuk bertahan hidup.

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.