Edward Omar Sharif Hiariej Resmi Mundur Dari Kabinet Jokowi, Pidato Sederhana Jokowi di COP28 Membuat Aktivis Lingkungan Marah, Indonesian PISA 2022, Taylor Swift Masuk Top Five Most Powerful Women

Admin
UTC
1 kali dilihat
0 kali dibagikan

Good morning

We’re almost concluding the first week of December, so pat your back for surviving this far. For some of us, 2023 is not easy. You’ve probably had your heart broken, switched your career, lost someone, or this year’s just simply not your year. It’s ok. Remember that what doesn’t kill you make you stronger. You got this.

Who’s giving an update?

Wamenkumham Eddy Hiariej.
Yang udah resmi resigned dari jabatannya sebagai Wakil Menteri Hukum dan HAM aka Wamenkumham. Yep, jadi Wamenkumham yang udah jadi tersangka KPK, Pak Edward Omar Sharif Hiariej kemarin banget udah resmi ngirimin surat resign-nya dan mundur dari kabinetnya Pak Jokowi nih, guys. Proses hukumnya di KPK pun sampai sekarang masih terus berjalan. Nah pertanyaannya, Prof Ed resigned, ada berapa kotak donat J.Co dibagin-bagiin di kantor Kemenkumham ya? :)))))

Wkwkwkwkw you tell me. 
Jujur gatau ehehehe. Tapi in case you’re wondering, Prof Ed ini akhirnya memutuskan resigned mengundurkan diri dari jabatannya setelah minggu lalu ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan kasus suap dan gratifikasi senilai Rp7 miliar yang menjeratnya. Adapun kasus suap dan gratifikasi ini bermula waktu ada sengketa kepemilikan saham yang melibatkan sebuah perusahaan tambang nikel atas nama PT Citra Lampia Mandiri di April 2022 lalu. Si perusahaan ini tuh diketahui ada konsultasi terus minta status pengesahannya sebagai badan hukum gitu sama Prof. Ed, guys. Di sinilah akhirnya kecium proses administrasi pengesahan ini dijalankan nggak dengan aturan yang semestinya, dan  Prof. Ed diduga menerima Rp7 miliar tadi. (Read the full story here)

Ok go on….
Abis itu ya berproses di Komisi Pemberantasan Korupsi aka KPK deh kasusnya. Prof Ed diperiksa beberapa kali, sebelum akhirnya doi ditetapkan sebagai tersangka. Nggak cuma dia, dua asistennya atas nama Yosi Andika Mulyadi dan Yogi Arie Rukmana, ditambah pihak PT Citra Lampia Mandiri atas nama Helmut Hermawan juga ikut keseret dan sama-sama ditetapkan sebagai tersangka. Nah spesifik soal Prof. Ed, waktu ditetapkan sebagai tersangka, Prof. Ed kan masih aktif kerja sebagai Wakil Menteri untuk Kementerian Hukum dan HAM ya. Jadi sekarang, karena udah terlibat kasus hukum begini, ya resign lah doi dari jabatannya itu, guys.

As he should 
nggak sih…
Yoi. Surat resign-nya pun diketahui udah sampai ke Kementerian Sekretariat Negara, dan ga lama lagi bakal segera nyampe ke Presiden Joko Widodo. Hal ini karena Pak Jokowi tuh kan sekarang masih out of office ya, alias lagi nggak di Jakarta karena ada agenda di Nusa Tenggara Timur. Makanya belum nyampe tuh suratnya ke Pak Jokowi. Jadi ntar setelah diterima Presiden, baru deh ditindaklanjuti surat tersebut, termasuk untuk dicari juga pengganti sebagai wamenkumham yang baru.

Terus proses hukumnya sekarang gimana? 
Ya gitu. Meskipun udah ditetapkan sebagai tersangka, sampai sekarang Prof. Ed tuh masih dimintai keterangannya aja sama KPK, guys. Masih terus diperiksa gitu, belum ditahan. Adapun pemeriksaan terakhir tuh berlangsung Senin kemarin, di mana Prof. Ed diperiksa selama kurang lebih 6,5 jam. Cuma ya again, KPK belum menahan Prof. Ed dan dua orang asistennya tadi. Adapun disampaikan oleh Kepala Bagian Pemberitaan KPK, Ali Fikri, pihaknya tuh butuh waktu sampai akhirnya bisa menahan empat tersangka ini, guys.

Butuh waktu berapa lama lagi ceunah?
 Ya cuma KPK yang tahu pasti, guys. Tapi, kalau dari pihak Prof. Ed nih, ada langkah hukum yang siap dilancarkan buat melawan tuduhan suap dan gratifikasi ini. Yep, namanya gugatan pra peradilan. Gugatan praperadilan ini yang Prof. Ed dan dua asistennya layangkan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Senin kemaren, guys.

What’s that? 
Gini gini. Jadi kan si Prof. Ed udah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK ya. Nah dalam hukum kita, nggak papa banget kalau yang ditersangkakan minta review lagi sah atau nggaknya penetapan status tersebut, guysReview-nya ke mana? Ke Pengadilan Negeri. Nah si Prof. Ed di sini case-nya gitu, guys. Doi nggak terima udah ditetapkan sebagai tersangka, dan end up menggugat KPK ke PN Jakarta Selatan supaya di-review statusnya itu. Adapun gugatan ini udah diterima PN Jakarta Selatan dan siap disidangkan 11 Desember mendatang.

I believe KPK has a say….
KPK ya siap banget lah. Disampaikan oleh Pak Ali Fikri, KPK udah ngikutin semua prosedur dan ketentuan hukum yang ada dalam penetapan statusnya Prof. Ed. Mekanismenya semua udah bener diikutin based on UU KPK. Lebih jauh, Pak Ali juga menyebut pihaknya udah punya cukup bukti di sini. Jadi ya, “Terserah aja mau ngapain. Kita mah ngikut.” Gitu kira-kira, guys.

Got it. Anything else I should know? 
FYI jauh sebelum Prof Ed resigned, Wamenkumham ini benar-benar sendiri dalam menghadapi kasusnya, guysHe’s on his own dah pokoknya. Secara, dalam keterangannya beberapa waktu lalu, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly menyebut kementerian nggak bakal kasih bantuan hukum ke Prof. Ed. Jadi sekarang Prof. Ed pun udah resigned, makin nggak ada ikatan lah beliau sama Kementerian Hukum dan HAM itu :)))))).

When the ‘Talk-to-action’ is needed to stop the climate crisis….

Everybody meet: COP28
Did you know kalau konferensi terbesar yang di-conduct sama PBB spesifik ngomongin lingkungan dan climate crisis lagi happening sekarang? Yep, everybody meet: Conference of Parties aka COP ke-28 yang tahun ini diadain di Dubai, Uni Emirates Arab. Indonesia ikutan dong. Presiden Joko Widodo bahkan berpidato melaporkan sejumlah milestones yang udah dicapai sama Indonesia terkait lingkungan dan climate crisis. Pidatonya sederhana, tapi bikin aktivis lingkungan marah. Yep, kita bahas deh ya. Leggoooo…

Tell me everything. 
Sure. Jadi udah pada khatam lah ya kalau keadaan bumi kita sekarang ini udah nggak baik-baik aja, guys. Udah memprihatinkan banget malah. Penyebabnya, ya apalagi kalau bukan climate crisis. Dampaknya sendiri juga udah makin terasa nih di kita. Mulai dari bencana banjir, angin topan, badai, makin sering terjadi, terus kekeringan di mana-mana, ekosistem laut makin parah kerusakannya, sampai menyebarnya berbagai penyakit dan pandemi baru, tuh semuanya nggak terlepas dari dampak climate crisis, gengs. Makanya dari sini, muncul pertanyaan, “Apakah kita bakal diem-diem bae nih? Pasrah sama nasib? Terima keadaan gitu aja?”

NGGAK DONG PLS….
Makanya we have to do something, rite? Take action. Yep, yang harus kamu tahu adalah, when it comes to penanganan climate crisis, kita tuh berpacu sama waktu, guys. Secara, waktunya tuh nggak banyak lagi. Terbukti dari berbagai studi bahwa sepuluh tahun ini, mentok sampai 2030, adalah one last chance kita untuk take action. In that senseaction kita sekarang, bakal menentukan nasib bumi, serta berbagai makhluk hidup di dalamnya selama ribuan tahun ke depan. Jadi sampai sini kebayang yah, seberapa essential-nya langkah kita hari ini buat masa depan.

Okay…. 
That being said, momen konferensi global yang spesifik ngomongin climate crisis kayak COP ini adalah momen yang tepat buat kita sama-sama diskusi dan cari jalan keluar buat terhindar dari bahaya, guys. Adapun di COP28 tahun ini yang digelar di Dubai, Uni Emirat Arab, pemimpin dunia semuanya hadir tuh. Mulai dari Raja Charles III, Pangeran Mohammad bin Salman, sampai Presiden Joko Widodo hadir memberikan statement dalam pidato.

Oh, ada Pak Jokowi? 
Ada dong. Secara, Indonesia tuh kan dari kapan tau “katanya” committed bakal ikut andil berkontribusi dalam implementasi Perjanjian Paris Plus untuk mencegah dampak climate crisis semakin meluas. Salah satunya, adalah lewat ketahanan pangan. Dalam pidatonya kemaren, Pak Jokowi bilang bahwa ketahanan pangan di Indonesia yang dinilai cukup baik, guys. Itu pun karena Indonesia privilege punya lahan yang bagus dan subur, katanya.

HMMMM….
Jadi menurut Pak Jokowi, ini tuh kayak good scenario gitu lo, di mana lewat ketahanan pangan yang cakep, produk pertanian pun jadi meningkat tajam. Bahkan produk pertanian ini juga bisa di-transform jadi bahan bakar yang environmentally-friendly. Nah, ketahanan pangan sampai bahan bakar ini datangnya dari mana coba? Menurut Pak Jokowi, ya lewat program food estate yang jadi program unggulan di masa pemerintahannya ini, guys. In that sense, sekalian promosi lah dia supaya lebih banyak investor asing bisa invest di food estate.

Yaelahhhh….
Nah menyikapi pidato Jokowi ini, aktivis lingkungan langsung rolling eyes tuh kan. Kayak, “Sorry gimana?” gitu. Karena kalau menurut aktivis lingkungan dari banyak organisasi kayak WALHI, Madani Berkelanjutan, Forest Watch Indonesia, dll bilangnya statement-nya Presiden Jokowi di Dubai tuh nggak sinkron sama apa yang terjadi di lapangan. Food estate yang dibangga-banggain itu aja disebut gagal. Dan Presiden Jokowi disebut tutup mata sama kegagalan ini, guys.

Bukannya udah biasa begitu?
 Wkwkwkwkw, huss. Makanya dari sini, ada beberapa poin yang disebut harus dilakukan sama pemerintah Indonesia, khususnya yang ikutan COP28 sekarang ini. First and foremost, pemerintah Indonesia disebut kudu balik lagi ke lapangan dan liat realita yang ada; Hutan alam masih terus hilang, pulau-pulau kecil terancam, transisi energi yang nggak berkeadilan dan end up bikin justru semakin merusak lingkungan dan merampas hak-hak masyarakat. Not to mention perusakan pesisir, perairan, terumbu karang, mangrove terus kejadian dan end up perekonomian masyarakat lokal hilang.

:((((( 
Selain itu, aktivis lingkungan juga mendesak pemerintah dan delegasi Indonesia di sono buat menyinkronkan seluruh rencana, kebijakan, dan proyek pembangunan dengan upayapengurangan emisi Gas Rumah Kaca dan peningkatan ketahanan iklim secara berkeadilan serta koreksi mendasar terhadap sistem dan model ekonomi yang tinggi karbon. Iya, gimana bisa ni iklim oke kalau masih running the business pake energi fosil yekan.

Kan transisi energi….
Nah transisi energinya juga kudu bener. Harus bisa dilakukan dengan adil dan inklusif, either dari kebijakan yang mendukung ekosistem hulu ke hilir, pendanaan, sampai terobosan teknologi,dan pengembangan sumber daya manusia. Terus juga partisipasi, kondisi pemungkin, dan akses sumber daya, serta mendukung upaya transisi energi yang ditentukan di tingkat lokal dan komunitas.

Got it. Now wrap it up….
Jadi intinya gitu, guys. COP 28 berlangsung mulai 28 November sampai tanggal 12 Desember ntar. Adapun setelah semua ke-chaos-an yang terjadi karena climate crisis, masyarakat dunia jadi banyak berharap ya sama hasil COP28 ini. Adapun hasil yang diharapkan tuh diantaranya: Pertama, acknowledge bahwa “Yes, kita gagal mencegah kerusakan bumi.” That being said, harus ada beberapa target yang di-adopt di sini, kayak  target global terkait phasing out all fossil fuels, dan juga target untuk menghentikan kerusakan dan memulihkan seluruh ekosistem alam termasuk hutan, pesisir, mangrove, dan laut pada 2030. Dan, last but not least, nge-recognize peran dan hak masyarakat adat dan lokal serta solusi lokal perubahan iklim.

Now, calling all our lil sis, lil bro and para bocil….

Here’s all updates on Indonesian PISA 2022.
Guys, kalo ngomongin masa-masa sekolah, tentu yang paling kamu inget adalah momen-momen lirik-lirikan sama gebetan, pertama kali nyobain pake lipstik, sampe nyontek pas ulangan. Nah, selain berbagai trivial things-nya yang bikin masa sekolah itu memorable banget, kamu juga pastinya tau dong bahwa urusan nilai sekolah adalah yang peling sering jadi highlightToday, we’re gonna zoom in on that, especially on tes Skor Programme for International Student Assessment aka PISA 2022.

What’s that?
Jadi, PISA ini tuh semacan program penilaian pelajar di seluruh dunia gitu yang dilakukan sama Organization for Economic Cooperation and Development aka OECD. Nah organisasi ini menilai secara global kemampuan anak sekolah pada bidang literasi, numerasi, dan sains pelajar yang berusia 15 tahun. Assessment ini dilaksanain tiap tiga tahun sekali dan diikuti sama 81 negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Teknisnya gimana tuh?
Well, usia 15 tahun di Indonesia kan antara murid SMP tahun akhir atau nggak murid SMA/SMK tahun awal yah. Jadi ya tes PISA ini tuh melibatkan murid-murid di rentang kelompok pendidikan ini. Jumlah pesertanya juga lumayan banyak nih, guys. Total ada 14.000 murid umur 15 tahun yang ikut tes PISA 2022. FYI, tes ini dilakukan pada bulan Mei sampe Juni 2022. Jadi yah pas adik-adik ini udah balik belajar luring lagi setelah sekitar dua tahun sekolah online gara-gara pandemi.

So, how’s the result?
Kita bicara sesuai data aja yah. Soalnya ternyata hasil PISA 2022 kita tuh overall turun dibanding hasil PISA sebelumnya pada tahun 2018. Rata-rata skor PISA buat literasi membaca kita aja tuh turun 12 poin, guysMeanwhile, skor numerasi dan sains kita tuh juga sama-sama turun 13 poin. Meskipun turun, ternyata peringkat PISA kita tuh justru malah naik lima sampe enam posisi dibanding PISA sebelumnya.

Lho kok bisa?
Soalnya ternyata nggak cuma Indonesia aja nih yang ngalamin penurunan hasil PISA 2022. Direktur Pendidikan dan Keterampilan OECD, Andreas Schleicher bilang kalo beberapa tahun terakhir ini tuh sektor pendidikan di seluruh dunia emang lagi dalam masa-masa sulit. Ofc yang dimaksud Andreas adalah pandemi Covid-19 yang memaksa diadakannya pembelajaran jarak jauh di seluruh dunia. Hal ini yang bikin skor rata-rata global PISA 2022 ikut turun dan bikin peringkat Indonesia naik.

Is it good?
Not really. Soalnya menurut Guru Besar Institut Teknologi Bandung, Iwan Pranoto yang bilang selama 20 tahun terakhir tuh, skor PISA Indonesia selalu berada di bawah rata-rata negara OECD. Menurut Pak Iwang, krisis belajar di negara kita udah terjadi selama lebih dari dua dekade ini. Hal ini juga tercermin dari hasil PISA 2022 yang nggak ada kemajuan signifikan. Lebih lanjut, Pak Iwan juga bilang gini, “Karena pandemi, skor negara lain turun. Selama ini, karena skor Indonesia sudah di bawah, saat pandemi tentu tidak begitu parah turunnya. Sebab, kita tidak bisa turun lebih rendah lagi.”

Now I want
 to hear from Menteri Pendidikan kita.
Well, respon Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim justru agak beda nih sama Pak Iwan. Mas Nadiem justru lebih menyoroti kenaikan peringkat Indonesia yang bisa tetap naik lima sampe enam posisi meskipun mengalami learning loss. Lebih lanjut, Mas Nadiem juga menilai kalo learning loss Indonesia bisa lebih kecil dari pada rata-rata global karena ada beberapa penanganan pembelajaran buat siswa dan guru.

Hhhmmm… go on, Mas Nadiem…
Well, Mas Nadiem merinci tuh program-program Kementerian Pendidikan pas pandemi kemarin yang mendukung relatif kecilnya learning loss di Indonesia. Mulai dari bantuan kuota internet, berbagai pelatihan guru, pembentukan materi pembelajaran daring dan hybrid, sampe adanya kurikulum darurat. So in his words, Mas Nadiem bilangnya, “Ini kabar menggembirakan karena dampak pandemi dan learning loss di Indonesia pemulihannya jauh lebih cepat dari rata-rata dunia. Ini menunjukkan ketangguhan sistem pendidikan dan berbagai aktivitas mengejar ketertinggalan ternyata efektif.”

Tapi kan tetep aja turun Mas Menteri…

Persis gitu juga yang disampein sama pemerhati dan praktisi pendidikan, Indra Charismiadji yang bilang penurunan tetaplah penurunan. Pak Indra terang-terangan mengkritik narasi pemerintah soal penurunan skor PISA ini. Beliau juga mention soal posisi skor PISA Indonesia yang relatif ada di bawah negara-negara lain. “Kita itu sudah di bawah, kok merasa tenang skornya menurun,” gitu kata Pak Indra.

Paham. Anything else I should know?

Well, balik ke statement-nya Pak Irwan yang juga bilang kalo perbandingan skor PISA antar negara tuh dinilai nirnalar. Simpelnya, negara seluas Indonesia nggak bisa dibandingkan sama Singapura yang seukuran Jaksel. “Jangan melihat peringkat antarnegara. Itu tidak ada gunanya. Yang paling penting perubahan skor kita tiap tiga tahun,” gitu kata Pak Irwan.

When Taylor Swift has really really become “The Man”

For being one of the most powerful women.
Yak, ga cuma dinyanyiin, Taylor Swift has literally become “The Man” setelah namanya masuk top five Most Powerful Women versi Forbes. Beneran guys, Mbak Taylor ada di posisi kelima daftar ini bareng sama para pemimpin dunia lainnya kayak Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni sampe Presiden European Commission, Ursula von der Leyen. Buat swifties, ofc achievement ini nggak terlalu mengejutkan ya kalo ngeliat berbagai pencapaian Mbak Taylor selama ini. You can name it lah, mulai dari Mbak Taylor yang jadi singer pertama yang jadi miliarder based on her song and show, Eras Tour Concert-nya yang sukses besar dan bikin war di berbagai negara, sampe upayanya dalam mendapatkan kembali kepemilikan katalog lagunya lewat “Taylor’s Version” di berbagai platform. So, nggak kaget juga sih kalo Mbak Taylor juga jadi yang nomor satu di Most Powerful Women kategori Media and Entertainment versi Forbes.
Selain teteh Taylor, kita juga harus sungkem nih guys sama beberapa perempuan Indonesia yang juga masuk dalam daftar 100 Most Powerful Women versi ForbesYep, mereka adalah Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani dan bos Pertamina, Nicke Widyawati yang juga masuk dalam radar Forbes untuk 100 Wanita Berpengaruh Dunia. Ibu Sri Mulyani ada di peringkat 47, meanwhile Ibu Nicke tuh ada di peringkat 51, guys. BTW, Mbak Taylor aja tahun kemarin ada di peringkat 79 daftar ini loh. Tahun depan bisa lah giliran putri terbaik Indonesia yang jadi top five-nya. Skuy.

“Nasibmu akan berubah.”

Gitu guys kata Cawapres dari Koalisi Perubahan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) kepada para jomblo pas dirinya menghadiri acara di depan para hadirin hadirot di Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara. Awalnya, Cak Imin ngebahas soal pentingnya menekan angka stunting, terus beliau bilang ya tetep aja yang paling penting, para jomblo harus niqa dulu. Karena gimana mau punya keturunan kalo niqa aja belum wk. Selanjutnya, Cak Imin juga bilang bahwa para jomblo ini tentunya bisa berubah nasibnya kalo ada perubahan di Indonesia.
 
So, jomblos, are you sold? 

Announcement


Thanks to Someone, wmmg, and Nanamin for buying us coffee today! 

Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here…just click here Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!

Catch Me Up! recommendations

Want to build your muscle? Read this.

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.