When you have an unrealistic dream...
Trump be lyke, "Hold my burger."
Iya guys, kalo kamu mikir cita-cita kamu untuk turun berat badan sampe 10 kilo tahun ini terdengar ga realistis, presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump punya mimpi yang lebih ga realistis lagi: Mengambil alih Greenland!
HAH apa sih dia.
Yep, jadi pada konferensi persnya minggu lalu, Trump menyatakan keinginan kontroversialnya untuk mengambil alih Greenland, Kanada, sampai Terusan Panama. Nggak sampai disitu, Trump bahkan bilang nggak segan mengancam akan mengerahkan kekuatan militer untuk mewujudkan wacananya itu.
Kenapa dia tiba-tiba bilang gitu?
Semua ini bermula dari kunjungan anaknya Trump, Donald Trump Jr pada Selasa lalu di Greenland. Dia bilang bahwa perjalanannya "menyenangkan" dan hal ini memunculkan kembali wacana pembelian Greenland yang pernah di-mention sama bokapnya pada 2019 lalu, pas beliau masih menjabat sebagai presiden. Nah abis itu, Trump kemudian di-follow up sama wartawan soal postingan anaknya dan bilang bahwa pembelian Greenland itu "perlu banget".
BUSET.
Nah terus, Trump juga bilang bahwa pembelian Greenland ini penting untuk keamanan ekonomi. Karena emang Greenland punya sumber daya alam yang melipah ruah, misalnya logam tanah langka dan mineral yang cuma ada di Greenland dan bakal mudah digali seiring dengan makin menipisnya permukaan es akibat dari global warming. Jadi ya itu guys, alasan doi sih ekonomi aja.
Dia serius nih?
Yep, bahkan pas ditanya wartawan apakah untuk mewujudkan impiannya itu Trump ga akan pake kekerasan militer atau ekonomi, Trump bilang ga jamin. Gokil kan. Saat ini, Greenland sendiri masuk ke wilayah Denmark, tapi memiliki otonomi sendiri. Sebanyak 80% permukaannya ditutup es, dan di daerah yang bisa ditinggali, mayoritas warga yang tinggal di situ adalah kelompok masyarakat adat Inuit. Mereka hidup bergantung pada industri perikanan, dan masih banyak sumber daya alam di sana kayak mineral alam yang masih belum tereksplor.
Terus, Denmark udah OK mau jual?
Well, merespons pernyataan Trump, Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen udah langsung meminta waktu untuk bicara langsung dengan Presiden terpilih AS tersebut tentang wacana membeli Greenland. Meski begitu, Frederiksen dalam keterangannya selepas pertemuan parlemen pada Kamis (9/1), menganggap bahwa nggak akan ada sesuatu yang konkret sampai presiden terpilih resmi dilantik. Selain itu, Perdana Menteri Greenland terpilih Egede, bilang kalo negaranya bukan untuk dijual.
Terus, Menteri Pertahanan Denmark Troels Lund Poulsen juga mengakui bahwa pemerintahnya lalai karena udah menelantarkan Greenland selama bertahun-tahun dan memberi saran supaya situasinya bisa diperbaiki.
What about other Europeans?
Well, Kanselir Jerman Olaf Scholz bilang bahwa doi menolak penggunaan kekuatan militer untuk mencaplok Greenland. Selaras dengan itu, Menteri Luar Negeri Prancis, Jean Nol Barrot juga menolak rencana Trump dan bilang kalo Uni Eropa nggak bakal tinggal diam kalo ada yang mengganggu kedaulatan mereka. Sedangkan, menteri luar negeri Amerika Serikat, Antony Blinken juga bilang kalo gagasan soal pencaplokan Greenland bukan ide yang bagus.
Okay. Go on...
Yep, selain itu pemerintah Rusia juga turut menunjukkan respons soal wacana Trump tadi. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskow juga bilang kalo Rusia sekarang masih memantau klaim territorial Trump tersebut. Saat ini, klaim Trump masih sebatas pernyataan saja. By the way, selain AS, Rusia sama China juga jadi negara yang sering berebut supremasi di Arktik. Lebih lanjut, Rusia mengungkap bahwa Arktik punya bagian penting dalam strategi penting Moskow. Furthermore, Peskov juga mengkritik respons pemimpin Eropa ke Trump yang terkesan malu-malu dan nggak tegas. Merespon hal itu, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Kaja Kallas menegaskan bahwa kedaulatan Greenland harus dihormati.
OK. Anything else?
Yes. Terlepas dari segala huru-hara yang muncul, Trump sudah meluruskan kalau dia nggak akan bertindak lebih jauh lagi. Beberapa analisis nunjukkin kalo sebenarnya itu jadi salah satu wujud dari visi 'America First' sebagai salah satu kebijakan andalannya. Hal ini begitu santer disuarakan karena mulai muncul poros kekuatan baru yang berusaha melemahkan pengaruh Washington, seperti China, Rusia, Iran, juga Venezuela. Meski nggak mungkin bagi Trump buat dapetin apa yang dimau dengan Greenland, Kanada, dan Terusan Panama, hal ini bisa jadi pressure buat poros lawan AS yang baru. Intinya ini bisa bawa kesepakatan yang lebih baik buat AS di bidang transportasi laut, akses ke mineral, sampai kesepakatan dagang baru.