Donald Trump Akan Ambil Alih Jalur Gaza

Catch Me Up!
UTC
12 kali dilihat
0 kali dibagikan

Who's being delulu?

Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Yang bilang bahwa dirinya mau ambil alih jalur GazaMoreover, doi juga bilang bakal meratakan dengan tanah wilayah Palestina itu.


SI GILA.

Banget. Lebih gilanya lagi, rencana ini disampaikannya sambil konferensi pers sama perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa (4/2) kemarin. Iya, si paling bahas Gaza, tapi ga ada warga Gaza-nya. Jadi dalam statement kemarin, Trump bilang bahwa keduanya abis ngebahas soal Jalur Gaza, termasuk situasi gencatan senjata sampai relokasi warga Gaza. 


Tell me more

In his words: "Amerika Serikat bakal mengambil alih Gaza. Kami bakal beresin semua reruntuhan bekas perangnya, termasuk juga mencari bom-bom yang ngga meledak (?)." Trump juga bilang bahwa Amerika Serikat bakal membangun kembali Gaza, dibikin jadi tempat yang bagus, ekonominya maju dan memiliki perumahan yang memadai. Pokoknya bakal jadi "Riviera of the Middle East" deh.


Ya ini Gaza, bukan usaha real estate lu, Trump.

True. Tapi Trump dengan sangat jelas bilang bahwa dirinya berencana supaya AS memiliki "long term ownership" atas Gaza. Menurutnya, dengan keberadaan AS di Gaza, maka stabilitas bakal terwujud di Timur Tengah. Trump juga bilang bahwa semua orang hepi banget dengan ide ini. Surely dengan Si Setanyahu di sampingnya yang ga berenti senyum-senyum licik sepanjang konpers.


Kesel banget asli.

Know what's missing? The Palestinians. Even dalam konpers itu. Trump cuma dua kali mention Palestinians. Dia cuma bilang "Pokoknya bakal banyak orang yang tinggal di sana dengan damai, tanpa perang, semua warga dari seluruh dunia, yaa termasuk Palestinians. Gaza punya potensi untuk jadi tempat yang indah." Trump juga bilang bahwa meskipun warga Palestina di Gaza menolak direlokasi, tapi dia yakin Yordania dan Mesir mau ngasih sedikit aja tanahnya buat mewujudkan solusi gilanya tadi. 


Emang gila.

Of course. We repeat, Gaza bukan lahan kosong yang bisa dibangun seenak udel kayak yang Trump lakukan atas berbagai proyek real estate-nya. Gaza is a real place with more than 2,1 million people yang udah turun temurun tinggal di sana. Lagian juga menurut Perjanjian Oslo 1993, Gaza dan Tepi Barat dikuasai otoritas Palestina. Jadi, kalo relokasi tetap dilakukan, sama aja kaya pembersihan etnis yang jelas-jelas melanggar hukum internasional. And without any shame, Trump bilang sama pers kalo menurut doi warga Palestina bakal senang hati pergi ninggalin Gaza.


Sotoy banget????

Ya banget. Karena otoritas Palestina langsung menolak mentah-mentah rencana relokasi warga Gaza ke manapun. Menurut Juru Bicara Kantor Kepresidenan Palestina, Nabil Abu Rudeineh, rencana AS ini terdengar kaya mengakomodir kepentingan Israel doang. Ya, gimana nggak? wacana relokasi ini lebih cocok dibilang kaya rencana pendudukan kembali. Furthermore, Abu Rudeineh bilang kalo threat ke warga Palestina nggak akan bawa manfaat apa pun, dan malah berisiko memicu kehancuran yang lebih masif di masa depan. Not only otoritas Palestina yang nolak, enam negara Arab yang meet up di Kairo pada Sabtu (1/2) juga menolak tegas wacana AS ini.


Gimana tuh detailnya?

Yes, enam negara Arab yaitu Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab (UEA), Qatar, Yordania, dan pejabat tinggi Otoritas Palestina kompak ngirimin surat bersama ke Menlu AS, Marco Rubio yang menolak rencana tadi. In that letter, enam negara Arab nekenin kalo wilayah Timur Tengah udah terbebani sama populasi pengungsi dari berbagai negara lain di dunia. Wacana Trump ini berisiko ningkatin ketidakstabilan regional, radikalisasi, sama kerusahan di semua kawasan. More than that, rencana relokasi ini harusnya ngelibatin pertimbangan dari penduduk Palestina-nya juga.


Harusnya kan emang gitu...

True. Saking gilanya rencana ini, Trump langsung diprotes ga cuma sama rekan separtai dan lawan politik, tapi juga sama PBB. Dalam aturan PBB, siapa pun itu dilarang melakukan pemindahan paksa warga sipil dari suatu tempat. Makanya kebijakan ini bakal sangat melanggar hukum internasional. Meanwhile, bestie-bestie Trump di Eropa yang biasanya paling setia mendukung doi, kali ini juga menolak. Para jubir menlu maupun perdana menteri/presiden di Spanyol, Inggris, Prancis bahkan Jerman kompak bilang bahwa yang dibutuhkan adalah two-state solution, dan Gaza adalah milik warga Palestina. Titik.


Nice. Anything else?

Enough bahas Trump dan kegilaannya yang bikin darah mendidih this early in the morning, kamu harus tahu, guys, bahwa seiring dengan berlakunya gencatan senjata, per Sabtu (01/02) minggu lalu, layanan UGD 24 jam di rumah sakit Indonesia di Gaza udah kembali buka. Menurut Ketua EMT MER-C ke-7, Hadiki Habib, hal ini penting karena populasi di Gaza Utara meningkat cepat pasca gencatan senjata. FYI, saat ini UGD RS Indonesia bisa melayani kasus-kasus trauma minor dan keluhan simtomatik, dan pelayanan bisa diperluas kalo instalasi gas medis sentral rumah sakit udah selesai diperbaiki.

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.