All you need to know about the Anti-Trump protest across the US.
Krisis global dan pemerintah yang nggak berpihak ke rakyat melahirkan protes besar-besaran di berbagai negara seperti Serbia, Turki, juga Indonesia. Nah yang terbaru, demonstrasi besar-besaran terjadi di Amerika Serikat pada Sabtu (5/4). Aksi protes ini digelar di berbagai negara bagian AS sebagai bentuk frustasinya warga sama pemerintahan Trump yang dianggap udah melenceng banget dari cita-cita bernegara mereka.
Tell me about it.
OK. aksi protes ini diwarnai dengan kampanye "Hands Off!" yang dialamatkan ke pemerintahan Trump yang baru aja memulai periode kedua pemerintahannya sejak awal tahun ini. Sejauh ini, at least ada 1.400 aksi yang diselenggarakan di berbagai lokasi dari California sampe New York, di tempat-tempat kayak gedung federal, kantor kongres, kantor pusat Jaminan Sosial, taman, hingga balai kota.
Tapiii mereka tuh protes soal apa sih?
Jujur soal Trump dan minionnya si Elon Musk yang makin di luar nurul guys. Yep, if you've noticed lately, Trump itu lagi banyak bikin kebijakan yang mengejutkan. Misalnya, membubarkan beberapa lembaga pemerintah, memotong anggaran di berbagai program, sampe nangkep-nangkepin mereka yang speak up against him. Makanya, isu yang diangkat para demonstran adalah fasisme, di mana Trump dinilai makin ke sini makin fasis, nih. Makanya, berbagai placard berbunyi “Resist like it’s 1938 Nazi Germany” dan “Fascism is alive and well and living in the White House” tampak bermunculan.
Wowww... so much about "si paling demokrasi"...
Iya kan. Nah, kamu harus tahu juga guys bahwa protes besar-besaran di AS ini muncul dari gerakan terorganisir secara online dengan tagar #buildtheresistance dan #50501 yang merupakan singkatan dari 50 protes, 50 negara bagian, dalam satu hari. Meski belum bisa diverifikasi, penyelenggara "Hands Off!" menyatakan ada jutaan orang yang muncul untuk bergabung dalam aksi.
What are the demands?
OK, menurut penyelenggara aksi para demonstran punya tiga tuntutan. Pertama, pengakhiran upaya pengambilalihan kekuasaan oleh para miliarder dan tindak korupsi yang merajalela di era pemerintahan Trump. Kedua, pengakhiran pemotongan dana federal untuk Medicaid, Jaminan Sosial juga program lain yang padahal dibutuhkan banget sama golongan pekerja. Dan ketiga, ga boleh ada lagi serangan, penangkapan atua deportasi ujug-ujug atas imigran, komunitas transgender, mahasiswa yang vokal menentang Trump, dll.
I heard something about Elon Musk...
Yep, aksi protes ini juga menuntut pemecatan Elon Musk selaku Menteri Departemen Efisiensi Pemerintah. Keberadaan Elon sebagai orang paling tajir di seluruh dunia dalam pemerintahan Trump dituduh jadi dalang dari berbagai kebijakan kontroversial Trump sejak awal menjabat.
Kayak apa kebijakannya?
Pertama dan paling banyak di-highlight, pemerintah AS di bawah Trump lagi melakukan efisiensi besar-besaran di lembaga federal. Hal ini juga yang menyebabkan puluhan ribu pegawai kementerian dan badan federal dipecat dari pekerjaannya. Not stopping there, yang baru-baru banget ini pemerintah AS juga menerapkan tarif impor hingga 50% ke berbagai negara dunia yang berlaku sejak Sabtu (5/4). Imbas dari kebijakan itu, barang-barang impor di AS harganya melambung tinggi. Selain itu, masyarakat juga memprotes kebijakan Trump soal jaminan sosial, isu pendidikan, dan hubungan-hubungan dengan negara AS yang dirusak sama Trump.
Is that all?
Not really, nyatanya kebijakan tarif impor terbaru AS dianggap kasih pressure ke negara-negara sahabat buat tunduk sama persyaratan dagang AS. Bukannya dapat reaksi yang diharapkan, yang terjadi kebijakan ini malah memicu anjloknya pasar saham di Wallstreet pada Jumat (4/4). Menurut salah satu founder Indivisible, Ezra Levin, aksi protes besar-besaran di seantero negeri adalah sinyal jelas untuk Trump, Elon Musk, juga Partai Republik bahwa tengah terjadi ketidakpuasan masyarakat. Also, selama aksi protes Hands Off! berlangsung di Washington DC, Anggota DPR dari Demokrat, Jamie Raskin, menyebut pemerintahan Trump sebagai diktator yang menyalahi konstitusi dan menyebabkan ekonomi negara jadi hancur.
But, that's not the whole stories, right?
Of course! Respons keras warga sama kebijakan tarif impor sebenarnya kaya tip of the iceberg setelah berbulan-bulan memantau kebijakan pemerintah Trump yang makin questionable. Meanwhile, Elon nggak hanya sibuk merampingkan departemen dan lembaga federal dengan PHK massal, program bantuan asing AS ke berbagai lembaga internasional juga nggak luput dari efisiensi, gaes. Ga cukup sampe di situ, Trump dan jajarannya juga melakukan tindak agresif dengan upaya mendeportasi para imigran di AS. Belakangan yang banyak disoroti adalah terancamnya kebebasan berpendapat di AS setelah seorang mahasiswa berpaspor Aljazair, tapi punya green card, namanya Mahmoud Khalil ditangkap dan dicabut green card-nya oleh Trump. Alasannya, karena Khalil diketahui mengkordinatori aksi dukung Gaza di kampusnya di Universitas Columbia.
Gimana reaksi Gedung Putih?
Well, merespons banyaknya aksi protes oleh masyarakat, pihak Gedung Putih menegaskan kalau Trump bakal selalu melindungi jaminan sosial, MediCare, dan Medicaid bagi warganya. Masih dalam statement yang sama, pihak gedung putih menyinggung soal sikap Demokrat yang memberikan manfaat itu ke imigran ilegal dan justru malah menyebabkan kebangkrutan dan kerugian bagi para manula di AS.
I wanna hear what the Dem's says...
Well, beberapa anggota kongres dari oposisi yakni Partai Demokrat memperkirakan kalau aksi ini bakal memicu lebih banyak protes dan menghasilkan kemenangan elektoral buat Demokrat di Kongres tahun depan. Dalam keterangannya, anggota DPR dari Partai Demokrat, Eric Swalwell bilang bahwa hari dimulainya protes yakni pada 5 April adalah hari pertama untuk perjuangan panjang warga melawan fasisme. Selain itu, ada juga wakil dari Maryland, Jamie Raskin yang bahkan ikut orasi sama warga. Doi bilang: “Our founders wrote a Constitution that does not begin with ‘We the dictators,’ the preamble says ‘We the people,’”. Raskin juga bilang bahwa kebijakan diktator Trump yang menghancurkan ekonomi itu sangat ngga bisa diterima.
I see. Anything else?
Although jalannya protes di seantero negeri sebagian besar berlangsung damai, situasi sempat tegang di Kota Lafayette, Indiana. Polisi melaporkan ada seorang laki-laki pengemudi truk yang sempat bersitegang dengan demonstran dan melibatkan senjata api. Namun, setelah diselidiki lebih jauh, akhirnya laki-laki itu dibebaskan karena nggak terbukti mengarahkan senjata ke arah demonstran. What a safe world to speak up there...