In the middle of the budget cuts, someone got a new job...
Deddy Corbuzier as Stafsus Kemhan.
Yep, nggak ada habisnya gebrakan pemerintah, nih! Di tengah rame-rame efisiensi anggaran di berbagai kementerian dan lembaga negara, pada Selasa (11/2) Kemhan malah resmi melantik enam orang stafsus baru, salah satunya public figure yang terakhir bikin VT marah-marahin anak SD gara-gara protes soal menu MBG...
SIAPAA?
Sopo lagi kalo bukan Deddy Corbuzier, mantan pesulap dan mentalist yang sekarang sibuk ngonten podcast di YouTube. Yep, doi baru aja ditunjuk sebagai Stafsus Kemhan Bidang Komunikasi sosial dan publik. Nggak sendiri, doi dilantik bareng lima orang lainnya yaitu Kris Wijoyo Soepandji (bidang tata negara), Lenis Kogoya (bidang kedaulatan), Indra Bagus Irawan (Ekonomi pertahanan), Mayjen TNI (Purn) Sudrajat (Diplomasi pertahanan), sama Slyvia Efi Widyantari Sumarlin (asisten khusus bidang cyber security).
OK...
Adapun keenam stafsus Kemhan yang baru itu dilantik langsung oleh Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di Aula Bhinneka Tunggal Ika, Gedung Kementerian Pertahanan, Jakarta. Way before this, Deddy Corbuzier sempat jadi Duta Komponen Cadangan (Komcad) di Menhan, pada Oktober 2021. Not only that, di Desember 2022 Presiden Prabowo yang waktu itu masih menjabat Menhan menganugerahi doi gelar sebagai Koloner Tituler AD karena udah berdedikasi nyebarin semangat kebangsaan...
...
Dengerin pemerintah dulu, please. Jadi sebenernya, pihak Kementerian Pertahanan udah menggarisbawahi kalo peran Deddy buat menyebarluaskan semangat kebangsaan lewat sosial media penting dan dibutuhin banget sama TNI, nih. Kemhan juga bilang, in their words: "Beliau memiliki kepakaran di bidang komunikasi apalagi di media sosial memiliki engagement yang cukup luas sehingga harapannya bisa membantu sosialisi kebijakan pertahanan sampai di level bawah agar lebih mudah dipahami masyarakat."
Oooh jadi itu alasannya...
Kaget kan? Kaget ga? Nah tapi, of course kebijakan ini menuai kritik, salah satunya datang dari pengamat militer sekaligus direktur eksekutif Institute for Security and Strategis Studies (ISESS), Khairul Fahmi. Doi bilang, kemampuan dan sumbangsih Deddy buat kampanye kebangsaan itu sebenarnya kewajiban semua warga negara tanpa terkecuali. Doi juga menambahkan bahwa bela negara bisa dilakuin tanpa harus jadi bagian dari ketentaraan. Kalo ditarik benang merahnya ke pelantikan doi sebagai stafsus Kemhan yang baru, alasannya juga nggak jauh-jauh dari engagement doi yang luas di medsos.
Is it really necessary?
Ya menurut Menhan sih penting ya, guys. Menhan Sjafrie negesin kalo pengangkatan beberapa stafsus Kemhan ini utamanya buat nunjukin seberapa penting kolaborasi peran strategis buat jagain kedaulatan negara. Harapannya, pemberian amanah baru ini diharapkan bisa bikin pertahanan nasional makin kokoh dan berdaulat. Meanwhile, menurut Karo Infohan Kemhan Brigjen Frega Wenas, berdasarkan Perpres 140 tahun 2024 tentang Organisasi Kementerian Negara, kementerian boleh mengangkat stafsus maksimal lima orang. Nah, Stafsus yang ditunjuk sama Menteri atau Menteri Koordinator (Menko) ini pastinya udah melalui persetujuan Presiden.
Ironi banget ga sih...
Iya banget... But, still, pelantikan stafsus baru di tengah efisiensi anggaran tuh kaya gebetanmu yang suka tiba-tiba cancel a plan, alias gaje, alias ga konsisten. Menurut peneliti Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Seknas Fitra), Gulfino Guevarrato, pelantikan ini dinilai nggak etis. Bisa dibilang kaya nggak peka sama situasi kementerian dan lembaga negara lain. Lebih lanjut, Gulfino juga mempertanyakan urgensi pelantikan stafsus sama asisten khusus di Kemhan ini. Di lain sisi, Khairul Fahmi juga menyoroti pengelolaan anggaran Kemenhan sebelum pelantikan ini di tengah efisiensi anggaran.
Gimana tuh poinnya?
Well, menurut Khairul, ketika dilakukan pelantikan stafsus harus dipertimbangkan matang di tengah efisiensi anggaran seperti sekarang. Kalau pengelolaannya baik dan bisa kasih kontribusi signifikan ke goals Kemenhan berarti ini langkah strategis. Tapi, Khairul tetap menyarankan Deddy berhati-hati dalam bertindak dan berujar karena sudah ada jabatan baru. Pokoknya kalo bisa jangan ada kontroversi apa pun karena bakal ngefek ke posisi dia sekarang. Selain itu, diharapkan Deddy bisa lebih bijak ketika merespons dinamika sosial yang terjadi di tengah masyarakat. Yaa, jangan bikin konten yang isinya statement kontroversial lagi sih pastinya...
I see. Anything else?
Yes, dengan diangkatnya Deddy Corbuzier sebagai stafsus berarti doi udah jadi pejabat negara yang berhak menerima gaji dari APBN. Nah, gaji Stafsus menteri kaya doi setara sama pejabat eselon l.b atau jabatan pimpinan tinggi madya. Gaji pokoknya aja berkisar antara Rp3.880.400- Rp6.373.200, belum termasuk berbagai tunjangan lainnya yang kalo ditotal bisa menyentuh angka Rp20-29 juta per bulan.
Mending nge-podcast aja gasihhh, Mas Deddy...