Debat Perdana Capres – Cawapres

Admin
UTC
1 kali dilihat
0 kali dibagikan

Here’s your A to Z recap on: Debat Perdana Capres-Cawapres….

Here we go.
Yuhuuu pada nonton nggak semalem, guys? Nonton dong. Nonton kan? Apa? Masih ada meeting semalem? Lagi motoran baru balik kerja? Jadi ketinggalan gitu ya. Tahunya pas scroll media sosial, netizen udah rame aja ngebahas ini itu tanpa kamu tahu konteksnya kayak apa. Well, if you are that person, you’re on the right email. Karena sekarang kita bakal bahas Debat Perdana Capres-Cawapres yang semalam banget berlangsung. Yuk kita bahas!

Pls w ketinggalan. Kasih recap-nya dong! 
You want it, you got it. But first, everybody meet: The ultimate tiga pasang calon presiden dan wakil presiden. Mulai dari pasangan nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Terus nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, sama pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Tiga pasang capres-cawapres ini yang kemaren hadir dalam sesi Debat Capres-Cawapres yang digelar di Gedung KPU, Menteng, Jakarta Pusat, guys.

Enam-enamnya maju semua kah?
Oh enggak. Yang harus kamu tahu adalah, berdasarkan keputusan KPU, debatnya akan digelar sebanyak lima kali. Adapun yang semalam digelar itu debat pertama, guys. Dan berdasarkan keputusan KPU juga, yang pertama ini cuma meng-highlight capresnya aja. Jadi semalam, cuma Pak Anies, Pak Prabowo, dan Mas Ganjar aja yang maju ke podium dan menjalankan debatnya. Terus semalam, ketiga capres ini pada seru berdebat dengan tema: Pemerintahan, Hukum, HAM, Pemberantasan Korupsi, Penguatan Demokrasi, Peningkatan Layanan Publik dan Kerukunan Warga.

Gimme all the details…
SureSince temanya tadi kan ada di beberapa materi itu ya. Nah pertanyaan buat debatnya sendiri tuh udah disusun sama 11 orang panelis, guys. Sebelas panelis ini adalah pakar di bidang hukum dan politik dari sejumlah universitas di Indonesia. Let’s say ada Dekan Fakultas Hukum Universitas Jember, Prof. Bayu Dwi Anggono. Terus Guru Besar dari Unpad, Prof. Susi Dwi Harijanti, sampai ahli politik dari UGM, Wawan Mas’udi, dll. Terus pertanyaan yang udah disusun sama panelis ini kemudian jadi bahan debatnya Pak Anies, Pak Prabowo, dan Mas Ganjar semalem, guys.

So, how did it go?
SERU MENTOK.  Kalo kata anak X mah, “He cook, he ate,” wkwkwk. alias penuh sama counter di sana sini, guys. Yep, kita bahas satu-satu deh ya. Pertama dari bidang HAM, yang dibahas soal konflik Papua. Gimana nih penyelesaiannya kalau dari pov ketiga capres ini. Nah menurut ketifga capres, mereka bertiga sepakat bahwa HAM untuk masyarakat Papua harus dilindungi no matter what. Approach-nya yang rada beda.

Beda gimana?
Kalau Pak Prabowo, gini nih rencananya: “Menegakkan hukum. Memperkuat aparat, dan mempercepat pembangunan ekonomi.” Sementara kalau Mas Ganjar, “Yang lebih penting ya dialog.” Terus Pak Anies gimana? Beda lagi, gengs. Menurut Pak Anies, masalah Papua harus diselesaikan sampai tuntas, dan nggak boleh berulang lagi. Gimana caranya? Ya dengan making sure bahwa masyarakat Papua paham, dan yang penting itu: “Bukan tiada kekerasan, tapi ada keadilan.” Terus dialog juga.  Dari situ, dibalas lagi sama Pak Prabowo. Pak Prabowo setuju kalau emang harus ada dialog dalam hal ini. Harus ada keadilan juga. “Tapi tidak sesedarhana itu, Pak Anies. Ada faktor-faktor lain. Makanya nggak gampang,” katanya gitu.

Okay. Next… 
Nah dari isu pertama tadi, debat pun berjalan dengan bahas subtema lain. Kayak kualitas pelayanan publik yang berkeadilan misalnya. Mas Ganjar dan Pak Anies, since mereka sama-sama berpengalaman jadi kepala daerah, mereka bisa tuh kasih bukti konkret kayak JAKI di Jakarta yang dibahas Pak Anies, misalnya. Jadi dinilai bisa transparan, terukur, dan punya standard. Dengan tetap memprioritaskan kelompok rentan.

Wkwkwkw JAKI banget ga tuh…
We know rite. Speaking of kelompok rentan, Mas Ganjar juga punya pandangan yang mirip nih, guys. Menurut Mas Ganjar, representasi kelompok rentan ini penting banget falam kualitas pelayanan publik, guys. Jadi they’re heard gitu lo. Dan pelayanannya pun sesuai harapan mereka. Meanwhile, Pak Prabowo nggak mau kalah dong. Pak Prabowo bahkan bawa data di mana menurut doi, nelayan dan petani tuh juga termasuk kelompok rentan. Since dari data yang ada, Pak Prabowo menyebut nelayan dan petani di Jawa Tengah tuh susah dapat pupuk. Makanya harus disederhanakan. Di-counter dong sama Mas Ganjar: “Lah pupuk langka bukan cuma di Jawa Tengah, pak. Di mana-mana juga begitu.” Gitu lah kira-kira.

This is interesting…
We know, rite. Kita lanjut ya. Kita lanjut bahas ke tema selanjutnya, which is terkait dengan Kebijakan Melindungi Warga Negara dan Memperkuat Toleransi. Pak Anies udah cuap-cuap duluan di sini, guys. Bahas bahwa semua masyarakat harus dibiarkan bicara, nggak boleh dimusuhin, dll. Eh di-counter sama Pak Prabowo, “Tempat ibadah di Jakarta gimana nih, pak?” Dari situ dibales dong. Di-counter balik sama Pak Anies, “List panjang izin mendirikan tempat ibadah di Jakarta yang mandek 30-40 tahun beres di jaman kami, pak.”

Jadi ini tuh nggak ada yang sama-sama agree sama satu case gitu ya?

Oh ada. Soal pemberantasan korupsi. Ketiga capres sepakat bahwa pemberantasan korupsi harus dituntaskan. Bahkan, buat bikin efek jera, ketiga capres juga sepakat buat memiskinkan para terpidana koruptor, guys. Mereka semua juga setuju UU Perampasan Aset buat disahkan. Cuma kalau Pak Anies, karena core-nya emang ‘perubahan’ ya guys, jadi katanya selain UU Perampasan Aset, UU KPK juga harus direvisi. Plus kasih reward buat mereka yang melaporkan tindak korupsi. Jadi pemberantasan korupsi ini jadi kerasa di semua lapisan masyarakat, katanya. Nggak cuma tugas satu atau dua pihak gitu lah.


I see…..
Terus soal penguatan demokrasi, spesifik yang dibahas soal pembenahan tata kelola partai politik. Menurut Pak Anies, demokrasi kita tuh kudu direformasi gede-gedean, guys. Khususnya terkait anggaran. Udah waktunya pembiayaan partai politik tuh dihitung dengan benar. Ada transparansi, Sehingga rakyat bisa ngeliat, “Oh ini institusi yang bisa dipertanggungjawabkan ya,” gitu. Terus, Pak Prabowo langsung nge-counter gini, “Kalau demokrasi kita tidak berjalan, TIDAK MUNGKIN ANDA JADI GUBERNUR!” ceunah. Sementara Mas Ganjar, lebih fokus ke pendidikan politik, guys. Biar parpol juga lebih cepat dewasa.

Wah… personal attack kah? 
Wait until you hear about: Mas Ganjar bahas soal putusan MKMK, terus Pak Anies juga ngebahas soal pencalonan Prabowo-Gibran yang  ada pelanggaran etikanya di situ. Pak Prabowo, ya berdiri tegap bilang bahwa hal ini tendensius, guys. Kayak “????” gitu. Lebih jauh, Pak Prabowo juga bilang, “Dari segi hukum tidak ada masalah. Masalah etik, sudah diambil tindakan dan keputusan. Keputusan MK final dan tidak dapat diubah. Kita ini bukan anak kecil, Mas Anies. Kan rakyat yang putuskan. Saya tidak takut tidak punya jabatan. SORRY YE!”

W tebak pasti isu HAM-nya Pak Prabowo juga dibahas….
Kan lima tahunan emang pattern-nya begitu wkwkwk. Kali ini, dibahas tuh sama Mas Ganjar. Soal 12 pelanggaran HAM berat, yang tahun 2009 udah ada rekomendasinya dari DPR tapi belom kelar sampai sekarang. Dibalas sama Pak Prabowo, “Ok, here we go again. Ini lagi, ini lagi.” Iya, dalam keterangannya, Pak Prabowo menyebut begini, “Saya sudah jawab berkali-kali, tapi tiap lima tahun kalau polling saya naik ditanya lagi soal ini. Come on, Mas Ganjar. Saya keras membela HAM. Yang katanya dulu saya culik, sekarang ada di pihak saya, membela saya. Masalah HAM jangan dipolitisasi.”

WKWKWKWK pls Pak Anies sama Mas Ganjar dikulitin juga dong….
Oh tenang. Pak Anies dikulitin soal IKN, kalau Mas Ganjar dikulitinnya soal Peristiwa KM 50 sama Kanjuruhan. Bukan dikulitin juga sik, dipastiin aja stance mereka di mana terkait isu-isu legit ini, guys. Adapun dalam keterangannya, Pak Anies bilang masalah yang ada di Jakarta tuh ya harus diselesaikan. Jangan ditinggal, terus malah bikin istana baru di Kalimantan. Toh di Kalimantan juga masih banyak masalah yang lebih urgent, katanya gitu. Nah dibalas tuh sama Mas Ganjar, “Berarti bapak oposisi dong?” “Ya nggak langsung tekan oposisi juga dong”, kata Pak  Anies. Ada lagi argumennya abis itu, dengan narasi keadilan, gitu-gitu.

Terus soal Kanjuruhan sama KM 50? 
Ya itu tadi. Stance-nya Mas Ganjar soal keadilan buat korban dan keluarga korban tuh dipastiin lagi di mana gitu di sini. Adapun menurut Mas Ganjar, “Proses legal dan mencari keputusan yang adil untuk semua, saya jawab bisa dilakukan. Kita musti berani tegas. Kuta musti berani berhenti menyandera persoalan masa lalu, jadinya berlarut-larut. Jadinya malah sensi. Mari kita ciptakan kembali UU KKR, agar seluruh pelanggaran HAM bisa diselesaikan. Biar nggak mundur, dan nggak tuntas-tuntas. Kita harus tuntaskan.”

Huft.. It’s been a ride. Now wrap it up…
We know, rite. Ya intinya gitu, guys. Pokoknya kelar debat selama kurang lebih dua jam, tiga capres ini akhirnya came with the closing statement kan. Pak Anies di closing statement-nya semalam bawa-bawa perubahan, bawa-bawa etika, bawa-bawa kebebasan berpendapat dijamin: Wakanda no more, Indonesia forever. Terus Pak Prabowo, di closing statement-nya juga legit bawa-bawa melanjutkan fondasi pendahulu. Supaya indonesia jadi negara yang adil, maju, makmur, hebat, dll. Last but not least, Mas Ganjar, juga bawa-bawa orang kecil, bawa layanan masyarakat SAT SET, dan bawa-bawa stance doi ke korban: Untuk keadilan. So, dari ketiga capres ini, udah tahu mau milih siapa, guys?

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.