Admin
UTC
0 kali dilihat
0 kali dibagikan
Good morning
Hi! Just a quick reminder that if you have a plan tonight, cancel it. No date, no movie night, no lembur because we have…. debat capres pertama. Yep, you gotta vote, and you gotta vote wisely. So, tune in today at 19:00 to listen what these gentlemen have to say about you and your future. Seriously, watch it.
Now, before we get to the debate, let’s get you armed and ready on…
Data elektabilitas capres-cawapres.
Kamu pasti ngeh dong, kalau Pilpres tuh ya nggak terlepas dari yang namanya data, guys. Data dari survei, terus berkembang lagi jadi elektabilitas. Gitu-gitu lah pokoknya, pakai metodologi segala macem udah kayak skripsi HMMMM. Apalagi when it comes to capres-cawapres, elektabilitas ini seru banget diikutin, guys. Karena naik turun kan from time to time. So now, 63 hari menjelang nyoblos, let’s talk about elektabilitas tiga capres-cawapres, shall we?
Leggo…
Ok jadi kamu pasti sering denger dong istilah elektabilitas? Yep, kayak “Elektabilitas Pak Prabowo paling tinggi dibandingkan dua capres lainnya.” Atau, “Tingkat elektabilitas Pak Anies stuck di posisi ketiga mulu nih.” Gitu kan selama ini narasinya. Jadi, elektabilitas tuh apa sehhh? Well, gini gini. Elektabilitas itu artinya tingkat keterpilihan, guys. Masyarakat bakal milih ni orang gak sebagai presiden? Atau masyarakat bakal milih partai ini nggak dalam Pemilu? Faktornya macem-macem tuh. Bisa dari track record partai atau politikus tertentu, sampai upaya kampanye. Gituuuu.
How does it work?
Dari survei. Menjelang Pemilu begini, udah banyak banget lembaga survei yang ngelakuin berbagai riset. Ada Lembaga Survei Indonesia, ada Indikator Politik Indonesia, ada Litbang-nya Kompas, macem-macem, guys. Nah, lembaga ini nge-conduct survei yang hasil akhirnya, menunjukkan tingkat elektabilitas, yang mereka survei, dalam hal ini ya capres-cawapres tadi. Apalagi sekarang capres-cawapres udah fix ya, dan udah masuk masa kampanye juga. Makin rame lah itu data elektabilitas pada keluar semua, guys. Kali ini, kita mau bahas satu hasil survei yang… cukup menarik perhatian.
Menarik gimana?
Menarik aja wkwkw. Jadi beberapa waktu lalu, Litbang-nya Kompas tuh baru aja mengeluarkan data tingkat elektabilitas terbaru mereka, guys. Dari data yang ada (terbit di Harian Kompas kemaren banget, guys. Cuss baca), ada dinamika peningkatan dan penurunan yang terjadi di tiga pasang capres-cawapres ini. Yep, kayak pasangan capres-cawapres nomor urut 2 dan 3 misalnya. Biasanya kan selalu kejar-kejaran buat di posisi pertama tuh. Nah kali ini nggak gitu, guys. Pasangan capres-cawapres nomor urut 1 sat set menyusul ketertinggalan.
Gimme all the details…
You got it. Jadi dalam surveinya Kompas, pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka tuh leading dengan tingkat elektabilitas sebesar 39.3%. Terus di bawahnya Prabowo-Gibran siapa coba? Ganjar-Mahfud? Oh kali ini nggak, guys. Di posisi nomor 2 ada pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar 16.7%. Yang ketiga, last but not least, baru ada Ganjar Pranowo-Mahfud MD dengan tingkat elektabilitas sebesar 15.3%.
WOW menarik yha…
Told you ehehehe. Secara, selama ini pasangan AMIN selalu ada di posisi paling akhir kan. Adapun disampaikan oleh peneliti di Litbang Kompas, Bambang Setiawan, perubahan tingkat elektabilitas ini emang ada penyebabnya, guys. Yang paling obvious adalah, bergesernya suara pemilih PDI Perjuangan dan pemilih yang sebelumnya milih Presiden Joko Widodo. Iya, data menunjukkan, persentase pemilih PDI Perjuangan yang most likely bakal milih Ganjar-Mahfud di Pilpres mendatang tuh menurun dari 60,6%, sekarang jadi 40,7% aja. Meanwhile, di Prabowo-Gibran jadinya meningkat. Dari yang awalnya di 22,1%, sekarang jadi 35,1%.
Terus terus?
Lebih jauh, fenomena naik turun elektabilitas di Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud ini juga terjadi di kalangan pemilih Jokowi, gengs. Kalau sebelumnya pemilih Jokowi yang dinilai bakal milih Ganjar-Mahfud tuh ada di angka 48,1%, sekarang jadi nyisa 22,9% aja, gengs. Sementara from Prabowo-Gibran’s side, tingkat elektabilitas mereka naik di sini. Dari yang dulunya cuma 27,4%, meningkat jadi 39,8%.
Kalau AMIN gimana AMIN?
Nah AMIN ini jug menarik, guys. Yang harus kamu tahu adalah, for the first time in forever, elektbilitas couple AMIN alias Anies-Muhaimin ini akhirnya maju di posisi kedua. Yep, dari beberapa kali survei oleh beberapa lembaga survei sebelumnya, we all know couple AMIN tuh selalu stuck di posisi ketiga kan, by elektabilitasnya. Nah di surveinya Kompas mereka jadi ada di posisi kedua tuh, guys. Menyalip pasangan Ganjar-Mahfud. Nggak diketahui secara pasti sih apa faktor yang menyebabkan hasilnya demikian, tapi yaa jadi mengundang respon banyak pihak aja xixixiix.
Such as….
Contoh, dari orangnya langsung, which is capres nomor urut 1, Anies Baswedan. Menurut Pak Anies, naiknya elektabilitas ini meaning masyarakat tuh merespons positif narasi perubahan yang dia bawa, guys. In his words, gini nih dia bilangnya: “Kami yakin makin hari makin banyak warga yang menyadari bahwa memang kita sekarang membutuhkan perubahan,” katanya gitu. Meanwhile, capres nomor urut 2, yang eventually disalip yaitu Mas Ganjar Pranowo sih santai aja menyikapi hal ini. “Oh tidak apa-apa. Buat kami itu menjadi pemicu saja agar kita bisa berpacu lebih bagus lagi.”
Tidak apa-apa tapikan nyoblos bentar lagi….
Wkwkwkwkw ya gitu, guys. Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dalam keterangannya kemaren sih bilang pihaknya baru aja ngumpulin pengurus partai di 18 provinsi. Tujuannya, ya buat konsolidasi pemenangannya Ganjar-Mahfud. Para pengurus partai juga udah diinstuksikan buat kerja lebih ekstra katanya. Lebih jauh, Pak Hasto juga bilang pihaknya udah susun strategi gitu guys, pokoknya gimana caranya suara pemilih yang belum nentuin pilihan tuh larinya ke Ganjar-Mahfud semua. Jadi ya gitu, deh.
W belom tau lagi mau milih siapa….
Berarti kamu termasuk dalam kategori undecided voters, guys. Dan itu GPP BANGET SUMPAH. Toh we still have dua bulanan lagi kan sebelum 14 Februari. Dan kamu pun nggak sendiri kok. Iya, dari datanya Kompas, ada sebanyak 28,7% yang masih undecided mau milih siapa ntar pas Pilpres. Nah malam ini kan debat perdana nih. Will it change the game? Let’s see ntar malem deh ya EHEHEHE.
Ok Anything else?
FYI aje nih, guys. Yang namanya survei mah bakal tetap jadi survei. Nggak bisa dijadikan patokan seutuhnya karena hasil riil min-nya, alias real-nya ya ntar di tanggal 14 Februari. Adapun selain ngandelin survei, penting banget buat kita research sendiri terkait pasangan capres-cawapres. Nontonin debat-debatnya, terus aktif ngikutin setiap berita mereka di berita. Ps. Update berita di Catch Me Up! Sangat membantu, bukan? :))))
When Covid-19 comes again, again, and again…
This happens in most countries.
Selain kenangan sama mantan kamu yang nggak ilang-ilang, virus Covid-19 juga susah banget ilang tau, guys. Nggak di Indonesia, nggak di luar negeri sama aja. Ada kecenderungan peningkatan kasus Covid-19 secara global di berbagai negara pada akhir tahun ini. Yah meskipun banyak pihak mengatakan tren kenaikan Covid-19 masih terkendali, tapi varian dari virus ini tuh kayak terus-terusan muncul gitu lho, guys.
Tell me everything.
Sure. Kita mulai dari dalam negeri dulu kali ya, di mana Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi belum lama ini mengungkapkan adanya kenaikan kasus Covid-19 sebanyak 267 kasus sepanjang 26 November-2 Desember kemarin. Dari jumlah ini, 80 kasus positif Covid-19 ternyata ada di ibu kota Jakarta, guys.
Jakarta lagi, Jakarta lagi.
Ya gitu deh, guys. Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama bilang kalo melonjaknya kasus positif Covid-19 di Jakarta tuh dipengaruhi sama musim pancaroba dan bikin imunitas menurun. Ibu Ngabila bilang kalo tren kenaikan ini terjadi tiap enam bulan sekali dengan pola kenaikan mirip sama infeksi saluran pernafasan aka ISPA. Lebih lanjut, Ibu Ngabila juga bilang bahwa sub-varian Omicron bernama EG.4 dan EG.5 jadi yang paling dominan ditemukan di Indonesia.
Varian apa lagi tuh?
Yha yang jelas sih jadi salah satu varian Covid-19 yang udah banyak banget jumlahnya. Anyway, varian jenis ini tuh juga ditemuin di Singapura dalam beberapa bulan ini. Pada akhir bulan November kemarin, varian EG.5 dan sub garis keturunannya udah jadi varian yang paling dominan hingga 70 persen kasus di Singapura. Kenaikan kasus Covid-19 di Singapura justru juga lebih parah dari Indonesia, guys. Pada akhir November kemarin aja, kasus Covid-19 di negara seluas Jakarta Selatan itu bisa mencapai 32.035 kasus.
Whoa, terus mereka lockdown nggak?
Well, meskipun jumlah kasus Covid-19 di sana terus meningkat, Singapura nggak sampe lockdown juga sih, guys. Kementerian Kesehatan Singapura bilang bahwa nggak ada indikasi bahwa varian Covid-19 yang ada di negaranya tuh cenderung lebih mudah menular atau punya efek yang lebih parah. Jadi yha pihak terkait di Singapura kini lebih fokus aja buat memenuhi ketersediaan layanan kesehatan kayak ICU dan ruang rawat inap di rumah sakit yang menurut klaim mereka masih tetep stabil.
Any updates from another ASEAN country?
Yep, selain Indonesia dan Singapura, Thailand ternyata juga ngalamin kenaikan kasus Covid-19. Dari laporan Departemen Pengendalian Penyakit Thailand, ada sekitar 590 kasus Covid-19 yang membutuhkan sarana rawat inap rumah sakit pada awal Desember ini. Ofc, Ini jadi lonjakan terbesar infeksi Covid-19 di Thailand sejak bulan Juli kemarin. Dilaporkan ada lima kematian dari paparan kasus Covid-19 di Thailand pada pekan kemarin.
Kalo di China gimana deh?
Well di China sendiri, kasus Covid-19 lumayan complicated nih, guys. Soalnya dalam kurun sebulan ini, di China tuh lagi muncul gelombang pneumonia dan penyakit pernapasan yang menyerang anak-anak gitu. Kata pihak berwenang China, lonjakan ini tuh bisa jadi dipengaruhi sama adanya musim dingin sampe paparan Covid-19. Pemerintah China sekarang pun lagi kembali gencar-gencarnya ngadain tes Covid-19 di beberapa fasilitas publik kayak bandara, rumah sakit, sampe sekolah-sekolah juga.
Now tell me about the US.
Di negeri Uncle Sam, kenaikan jumlah kasus Covid-19 di sana juga nggak jauh beda sama negara-negara lain, guys. Ada peningkatan kasus rawat inap Covid-19 sampe 29,6 persen di akhir November kemarin. Pas itu, ada sekitar 19.444 kasus Covid-19 di US yang memerlukan akses rawat inap rumah sakit. Dari data yang diperoleh, masyarakat dengan rentang 65 tahun ke atas jadi yang paling banyak terpapar virus ini. Professor of preventive medicine di Vanderbilt University Medical, Dr. William Schaffner bilang kalo ada kemungkinan menurunnya daya kekebalan vaksin Covid-19 yang sebelumnya didapatkan masyarakat US di rentang umur 65 tahun ke atas.
Got it. Now wrap it up please.
Well, perhatian kepada para lansia soal peningkatan kasus Covid-19 juga diperhatiin nih sama Dinas Kesehatan kita. Ibu Ngabila reminder ke kita kalo usia pralansia tuh berpotensi banget ngalamin kondisi yang parah jika terkonfirmasi Covid-19. Jadi, perlu banget tuh buat uncle and aunty di umur segini untuk lengkapin empat dosis vaksin untuk mencegah tertularnya virus ini. Yah meskipun jumlah kasus Covid-19 meningkat, Ibu Ngabila masih positive thinking dan bilang kalo kondisi saat ini masih tergolong aman dan sangat terkendali.
When you already passed away, but are still stirring some drama….
Almarhum ex-corruptor can relate.
Yep, belakangan ini medsos lagi rame banget nih soal pemakaman terpidana kasus korupsi sekaligus eks Wali Kota Batu, Eddy Rumpoko di Taman Makam Pahlawan aka TMP Suropati, Batu, Jawa Timur. Pemakaman yang berlangsung pada akhir November kemarin bikin aktivis HAM sampe petinggi KPK ikut menyoroti kejadian ini. Mereka tuh bener-bener menyesalkan, kok bisa sih terpidana kasus korupsi dimakamkan di TMP.
Whoa, I need some background.
You got it. Jadi kita kenalan dulu aja deh sama almarhum Eddy Rumpoko yang jadi Wali Kota Batu dari tahun 2007-2017. Nah Pak Eddy ini tuh udah dua kali terjerat kasus korupsi, guys. Kasus pertama terjadi di tahun 2017 lalu di mana Pak Eddy kena Operasi Tangkap Tangan KPK dan dapet hukuman 5,5 tahun penjara di tingkat kasasi karena terbukti menerima suap. Kasus kedua terjadi di tahun 2022 kemarin di mana Pak Eddy jadi terpidana kasus gratifikasi senilai Rp46,8 miliar dan divonis tujuh tahun penjara di Lapas Kedungpane, Semarang, Jawa Tengah.
Ok go on.
Nah belum sampe masa tahanannya habis, Pak Eddy udah lebih dulu meninggal dunia pada tanggal 30 November kemarin. Adik Pak Eddy bernama Agus Soegiono mengatakan kalo Pak Eddy meninggal karena penyakit diabetes yang telah dideritanya sejak lama. Sebelum meninggal, almarhum juga sempat mengeluhkan diare dan dilakukan pemeriksaan di rumah sakit Dokter Kariadi, Semarang. Di hari yang sama, jenazah Pak Eddy juga langsung dimakamkan di TMP Suropati, Batu, Jawa Timur.
Kenapa pemakamannya di TMP deh?
Emang agak plot twist sih keputusan ini tuh. Eks Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso pada hari H pemakaman tuh juga bilang kalo usulan pemakaman Pak Eddy di taman makam pahlawan dateng dari Pemerintah Kota Batu sendiri, guys. In his words, Pak Punjul tuh bilang, “Ini diusulkan sama rekan-rekan di Pemkot Batu, untuk bisa dimakamkan di TMP.”
Tapi doi tuh napi koruptor loh..
Nah gitu juga yang disampaikan sama aktivis HAM, Suciwati pada hari Jumat kemarin. Yep, dalam konferensi pers Hari HAM yang digelar Amnesty International Indonesia, Ibu Suciwati secara tegas bilang kalo Pak Eddy tuh nggak seharusnya dimakamkan di TMP. Pas itu, Ibu Suciwati bilang gini nih: “Hanya moral yang semakin bejat, bagaimana hari ini Eddy Rumpoko orang yang jelas-jelas dia masih di penjara, dia korupsi, koruptor, kemudian dia meninggal ditaruh di taman makam pahlawan. Layak itu?”
Can’t agree more…
Yep, hal yang sama juga diungkapkan Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron yang bilang kalo perlu ada peninjauan ulang soal prosedur pemakaman di TMP. Meskipun yang bersangkutan punya penghargaan, tapi kalo ternyata terbukti korupsi ya harusnya segala achievement-nya harus diasesmen lagi soal kelayakan dan haknya dikubur di TMP. Pak Nurul juga kasih reminder bahwa mereka yang udah terbukti korupsi sama aja udah merugikan dan mengkhianati rakyat dan negara. “Hal ini penting untuk tidak mencederai penghormatan bangsa Indonesia kepada para pahlawannya,” gitu pungkas Pak Nurul.
Kalo dari pengelola TMP bilang gimana?
Well, Dinas Sosial Kota Batu yang jadi pengelola TMP Suropati akhirnya buka suara, guys. Pada hari Minggu kemarin, Kepala Dinas Sosial Kota Batu, Ririck Mashuri bilang bahwa pemakaman Pak Eddy di TMP ini tuh merupakan inisiatif dari Legiun Veteran Republik Indonesia aka LVRI yang saat itu udah mengajukan surat ke Wali Kota Batu. Kata Pak Ririck, almarhum pernah dapet penghargaan dari LVRI pada tahun 2015 lalu. Nah penghargaan ini yang jadi pertimbangan Pak Eddy bisa dimakamkan di TMP Suropati.
Any other considerations?
Yep ada. Masih dari Pak Ririck nih yang bilang kalo almarhum tuh juga udah banyak berjasa buat LVRI. Mulai dari perhatiannya soal penambahan biaya hidup, perumahan, mobil operasional buat medical check up, sampai segala insentif yang diberikan ke LVRI. LVRI pun akhirnya kasih usulan pemakaman Pak Eddy di TMP Suropati ke Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko yang ternyata merupakan isri dari Pak Eddy sendiri.
Hhmmm, anything else I should know?
Well, sebenernya udah ada aturan lho soal syarat seseorang bisa dimakamkan di TMP tuh. Aturan ini tertuang di UU 20/2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan serta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 35/2010. Di situ tertulis syarat seseorang dapat dimakamkan di TMP adalah mereka yang punya gelar pahlawan nasional, punya Tanda Kehormatan Bintang Republik, atau punya Tanda Kehormatan, Bintang Mahaputera.
When you’ve been wondering “Dinosaurus tuh makannya apa si?”Now you got the answer.
Well well well, kita tahu banget nih dinosaurus itu emang akan jadi legenda dalam sejarah dunia ya, guys. Yep, dinosaurus ini kan udah dinyatakan PUNAH NAH NAH sejak puluhan juta tahun yang lalu. The question is, kamu pernah penasaran nggak sih dinosaurus dan temen-temen segolongannya tuh jaman dulu makannya apa?
Nah ini yang baru aja ditemukan oleh sejumlah peneliti dan di-upload di Jurnal Science Advances.
Now everybody meet: Tyrannosaurus. Baru-baru ini, para peneliti baru aja mengungkap bahwa ada fosil makanan yang ditemukan di rongga perut tyrannosaurus yang diawetkan, guys. Terus makanannya apa coba? Yep, dua kaki belakang bayi dinosaurus, guys. Kayak drum stick, seukuran burung gitu lo. Dan dipastikan bayi itu emang diburu, terus sengaja dibunuh, dan dimakan. Nah sisa makanannya, jadi bangkai yang kemudian ditemukan di dinosaurus ini, guys. FYI ini juga jadi kali pertama ada penemuan sisa makanan di tubuh dinosaurus sih.
So now you know.
“Masih jauh,”
Gitu guys kata Deputi Politik 5.0 Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Andi Widjojanto saat ngomentarin soal munculnya kemungkinan Pilpres 2024 akan berlangsung dalam satu putaran. Kata Mas Andi, ya satu putaran itu masih jauh banget dan masing-masing pasangan capres cawapres diyakininya masih sama-sama memiliki kans buat menang.
When people have been asking you, “Jodohnya mana??”
Announcement
Thanks to xo.tiwi and Chev for buying us coffee today!
Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here…just click here. Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!
Catch Me Up! recommendations
Just in case you’ve been thinking about what to get for the women in your life…