Admin
UTC
1 kali dilihat
0 kali dibagikan
When extreme weather makes things harder…
For children.
Yep, cuaca ekstrem emang lagi banyak banget terjadi di mana-mana, guys. Mulai dari badai yang menyebabkan banjir bandang, sampai kekeringan yang bisa memicu kebakaran. Berangkat dari kesadaran akan semakin urgent-nya penanganan extreme weather ini, Jumat kemarin United Nations aka PBB baru aja merilis laporan yang bilang bahwa cuaca ekstrem udah bikin 43 juta anak-anak jadi pengungsi sepanjang tahun 2016 – 2021 kemarin. Jumlah ini diperkirakan juga bakal terus melonjak hingga 113 juta pengungsi anak-anak dalam tiga dekade mendatang.
WHAT tell me what happened.
Sure. Jadi as we all know, belakangan ini lagi banyak banget cuaca ekstrem yang happening di berbagai negara, rite? Salah satunya juga terjadi di Somalia nih yang beberapa waktu lalu lagi ngalamin kekeringan hebat. Saking hebatnya, kekeringan di sana jadi kekeringan terburuk dalam lebih dari 50 tahun ini. Ada banyak banget padang rumput subur yang sekarang jadi super duper tandus dan nggak bisa ditanami vegetasi apa pun. Makanya banyak banget masyarakat di Somalia yang memutuskan mengungsi ke sebuah kamp pengungsian dengan serta mengajak anak-anaknya.
🙁
Kalau kamu bayangin di kamp pengungsian semuanya akan berjalan lebih baik, ternyata engga, guys. Soalnya, segalanya sangat terbatas di sana. Mulai dari tempat tinggal yang seadanya banget, nggak adanya sanitasi yang layak, sampai bahan makanan yang begitu langka. Hal ini tentu aja bakal menyulitkan kehidupan para pengungsi di sana apalagi buat mereka yang masih anak-anak.
That’s true…
Nah makanya, laporan PBB ini juga bilang bahwa ada 1,3 juta anak-anak yang mengungsi dari rumahnya dikarenakan faktor kekeringan. Dari jumlah tersebut, lebih dari setengahnya terjadi di Somalia, guys. Padahal, bencana kayak kekeringan tuh sering kali nggak dilaporkan kayak bencana badai atau banjir. Pemerintah di berbagai dunia juga sering kali nggak ngelakuin upaya preventif buat kekeringan. Makanya, spesialis migrasi UNICEF bernama Laura Healy memprediksi bakal ada lebih banyak lagi anak-anak yang terkena dampak cuaca ekstrem di masa depan yang diprediksi bakal berlangsung semakin intens gara-gara climate change.
So, it’s only in Somalia?
Ofc not. Nggak cuma Somalia aja nih yang punya banyak banget pengungsi anak-anak gara-gara cuaca ekstrem. Beberapa negara seperti Filipina, India, dan China juga sama. Malahan ketiga negara ini tuh jadi negara dengan jumlah pengungsi anak-anak terbanyak akibat cuaca ekstrem. Contohnya kayak bencana banjir yang bikin 19 juta anak-anak di India dan China perlu mengungsi. Sedangkan di Filipina, anak-anak sering kali perlu mengungsi dikarenakan badai yang terjadi di negaranya.
Anak-anak banget ya yang jadi korban 🙁
Iyesss. Anak-anak ini nggak cuma masa kecilnya yang terenggut karena cuaca ekstrem ini, tapi juga jadi salah satu kelompok rentan yang hanya bisa bergantung kepada orang lain. Nggak jarang hal ini juga memicu risiko eksploitasi yang terjadi di kalangan anak-anak. Ketidakberdayaan anak-anak untuk membela diri seringkali digunakan oleh orang yang nggak bertanggung jawab untuk ikut melakukan pekerjaan sampai risiko human trafficking.
Could this be worse?
Yep, karena apa yang udah terjadi sekarang juga diprediksi bakal jadi makin parah ke depannya. Soalnya diperkirakan bakal ada 96 juta anak-anak yang mengalami hidup di pengungsian dalam kurun waktu 30 tahun ke depan. Lebih detail, jumlah ini juga dibagi ke dalam 10,3 juta anak yang akan mengungsi karena faktor angin topan dan 7,2 juta anak anak akan mengungsi karena gelombang badai.
So, is there any solution?
Huft, anything else I should know?
So, is there any solution?
Yha ada sih. Meskipun dalam memperkirakan risiko di masa depan, laporan PBB ini nggak memasukkan adanya faktor karhutla atau tindakan mitigasi, tapi dikatakan kalau layanan penting macam pendidikan dan kesehatan perlu buat selalu diperhatikan. Hal ini pure untuk menunjang segala kebutuhan anak-anak, meskipun di dalam kamp pengungsian. Pokoknya berbagai hal seperti kesempatan mereka buat belajar sampai punya tempat tinggal bareng keluarga perlu diakomodasi sepenuhnya buat masa depan mereka.
Huft, anything else I should know?
Well, Filipina, India dan China emang jadi negara dengan jumlah pengungsi anak-anak terbanyak akibat cuaca ekstrem. Hal ini bisa diketahui karena ketiga negara tersebut punya sistem sensus yang relatif baik untuk menghitung para pengungsi terutama yang masih anak-anak. Nah, hal ini yang nggak dipunyai sebagian besar negara di Afrika. Negara-negara di sana punya banyak banget krisis yang tumpang tindih satu dengan yang lain. You can name it, lah risiko macam cuaca ekstrem, kemiskinan, sampai banyaknya konflik peperangan jelas makin memperburuk nasib anak-anak di kamp pengungsian.