Chatbot AI Dari China : DeepSeek 2023

Catch Me Up!
UTC
5 kali dilihat
0 kali dibagikan

A-Z about ChatGPT's newest rival: Deepseek...

from China.

Raise your hand yang pake ChatGPT buat bikin tugas kampus? Lamaran kerja? Esay beasiswa? Now hands down. Karena baru aja nih, China memproduksi sebuah aplikasi chatbot berbasis artificial intelligence (AI) bernama DeepSeek pada 2023. Emang udah lama, tapi baru-baru ini, Deepseek telah berhasil meraih peringkat teratas sebagai aplikasi yang paling banyak diunduh di App Store China, Inggris, juga Amerika Serikat.


Welp... kaget dong ChatGPT?

Bisa jadi. Karena kehadiran Deepseek ini makin menarik perhatian warga setelah mereka merilis model open-source terbarunya yaitu DeepSeek-R1. Model terbaru ini diklaim bisa bersaing dengan teknologi AI raksasa yang udah lebih dulu booming di dunia seperti Open AI juga Google. Popularitas DeepSeek jadi penanda kalau dominasi AS di industri AI mungkin bakal dapet saingan sepadan, nih. Gimana nggak? DeepSeek ternyata udah pakai chip canggih yang dikembangkan sendiri tanpa bergantung dari impor AS. That's why they can work well dengan daya komputasi rendah plus biaya yang lebih affordable.


Well. Go on...

Before going deep, let's get to know about the origin of DeepSeek, guysSo, DeepSeek adalah produk dari company bernama High-Flyer milik Liang Wenfeng yang rilis di 2023 lalu. High-Flyer yang dirintis di Hangzhou sejak 2015 berfokus ke pengembangan teknologi komputasi yang canggih untuk analisis data keuangan. But, since 2023, fokus High-Flyer beralih ke development aplikasi DeepSeek, model AI yang jauh lebih inovatif dari yang udah ada. Model DeepSeek terbaru yaitu DeepSeek-R1 pada November 2024 dibuat untuk meniru cara berpikir manusia dan bisa dengan mudah diakses lewat perangkat seluler.


Gokil...

Makanya kan, perilisan dan popularitas DeepSeek-R1 ini sampai bikin gempar industri teknologi dan Wall Street. Situasi ini bikin saham-saham di bursa AS merosot tajam pada Senin (27/1), karena DeepSeek-R1 ini pinternya hampir menyaingi raksasa AI seperti GPT-4, OpenAI, Llama Meta, sampai Gemini Google dengan biaya yang jauh lebih murah. Menurut keterangan High-Flyer, pengembangan model dasar AI-nya hanya memakan biaya sebesar US$5,6 juta. Berbanding jauh dengan perusahaan AI Amerika yang menggelontorkan dana ratusan atau miliaran juta dolar.


US vs China lagi nih jadinya?

Bisa jadi, karena pengembangan DeepSeek itu sendiri muncul ketika Amerika Serikat udah bertahun-tahun ini membatasi pasokan chip AI berdaya tinggi ke China. Alasannya pembatasan itu nggak lain karena isu keamanan nasional antar dua negara yang saling bersaing ini. Even though, biaya pengembangannya rendah, DeepSeek bersifat open-source. Hal ini memungkinkan perusahaan lain buat melakukan pengujian dan pengembangan model untuk memperbaiki kekurangannya. In response to that, CEO Microsoft, Satya Nadella, pada Forum Ekonomi Dunia pada Rabu (22/1), mengakui kalo DeepSeek-R1 sangat mengesankan dan efisien, perlu diapresiasi plus diwaspadai kemajuannya ke depan.


I see. Anything else?

Yes. Presiden AS, Donald Trump juga ikut angkat bicara soal DeepSeek AI yang sedang naik daun. Dalam keterangannya pada Selasa (28/1), Trump menyinggung kalo kemunculan DeepSeek harusnya jadi reminder soal kompetisi yang sangat sengit dari China. Lebih lanjut, Trump menganggap kalo raksasa teknologi AS harus bisa lebih unggul lagi. Trump juga menyoroti kalo apa yang udah dicapai DeepSeek buat mewujudkan teknologi AI yang lebih simple bakal kepake banget di masa depan.

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.