Bintang Meninggal Dunia Akibat Dirundung di Pesantren

Admin
UTC
2 kali dilihat
0 kali dibagikan

Now, on the recent bullying case…

Trigger warning!! This content might contain traumatic events and torture which could be unsettling for some readers. Please read with caution!
 
I am ready, so tell me.
Hari ini kita mau bahas another kasus bullying yang masih terusss aja terjadi di Bumi Pertiwi. Secara, bullying ini terjadi di banyak wilayah, dan melibatkan orang-orang di berbagai lapisan masyarakat. Mau dia berkecukupan atau ekonominya pas pasan, Mau dia sekolah di sekolah standar internasional atau yang biasa aja, mau di dalam atau di luar sekolah, bullying tetap aja kejadian. Bahkan sampai merenggut nyawa! Ini yang terjadi pada Bintang Balqis Maulana, siswa berusia 14 tahun di Pondok Pesantren Al Hanifiyyah, Kediri Jawa Timur. Bintang ditemukan meninggal dunia setelah di-bully oleh sekelompok kakak kelasnya di pesantren itu.
 
GOSHHH gimana ceritanya?
Nah ini dia yang bikin hati teriris, guys. Jadi beberapa hari sebelumnya, Bintang yang asal Banyuwangi ini sempat nge-chat mamanya minta jemput gitu. “Cepet sini, Aku takut ma. Ma tolongggg. Sini cepet jemput.” Tapi ya gitu, mamanya Bintang masih kayak kasih motivasi, diminta untuk bertahan at least sampe libur Lebaran nanti. Little did they know, itu jadi pesan terakhir Bintang sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia pada 23 Februari kemarin.
 
Oh noooo….
Jadi guys, desperate-nya Bintang minta jemput, minta tolong, sampe bilang takut tuh ternyata beralasan valid. Dia jadi korban bullying selama di pesantren. Bahkan sampai mendapat kekerasan fisik, dan berujung tewas. Bayangin aja, ketika jenazah Bintang dibawa pulang ke rumah, sekujur tubuhnya penuh sama luka lebam, Terus ada bekas jeratan tali di leher, ada bekas sundutan rokok di kulit kaki, dan tulang hidungnya bahkan patah. Makanya, pihak keluarga langsung melapor ke Polres Banyuwangi, Dilakukanlah pemeriksaan. Akhirnya, setelah memeriksa TKP, memeriksa saksi-saksi, Polres Banyuwangi dibantu Polresta Kediri akhirnya bilang Bintang mengalami pengeroyokan dan penganiayaan, dan ini udah terjadi berulang kali.
 
Terus polisi ada bilang apa lagi?
Nah Senin kemarin, Kapolres Kediri, AKBP Bramastyo Priaji bilang sejak pihak keluarga almarhum Bintang melaporkan kasus ini ke Polres Banyuwangi, pihak kepolisian langsung gercep dateng ke Pondok Pesantren Al Hanifiyyah. Nggak lama setelah itu, pihak kepolisian langsung menetapkan empat orang tersangka pengeroyokan dan penganiayaan yang merupakan senior korban. Lebih lanjut, Pak Bramastyo ada bilang, “Dari hasil koordinasi kami dengan Polresta Banyuwangi, kami melaksanakan tindak lanjut berupa olah TKP dan pemeriksaan saksi. Minggu malam, kami amankan empat orang dan kita tetapkan tersangka, dan kita lakukan penahanan.”
 
Ya ampunnn….
Masih dari Pak Bramastyo nih yang bilang kalo motif keempat pelaku ini diduga karena ada kesalahpahaman gitu, guys. Dalam keterangannya Senin kemarin, Pak Bramastyo masih enggan tuh menjelaskan kesalahpahaman model apa yang bikin nyawa remaja 14 tahun dilakukan pengeroyokan dan penganiayaan berulang kali sampe akhirnya meninggal dunia. Pak Bramastyo cuma bilang pihaknya bakal terus berkoordinasi sama rumah sakit di Banyuwangi buat mengetahui gimana para tersangka menganiaya korban.
 
Spill tersangkanya aja sini!
Well, sampe sekarang pihak kepolisian baru nge-spill inisial, umur, sama asal kota para tersangka, guys. Rincinya, keempat tersangka ini masing-masing NN umur 18 tahun asal Sidoarjo, MA umur 18 tahun warga Kabupaten Nganjuk, AF umur 16 tahun asal Denpasar, dan AK umur 17 tahun warga Surabaya. Nah mereka berempat sekarang ini tengah mendekam di sel tahanan Polres Kediri Kota dan terancam pasal 80 ayat 2 tentang perubahan Undang-Undang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman selama 15 tahun penjara.

 
Pihak ponpes nggak ada merasa bersalah nih?
Nggak tau nih, guys. Soalnya pengasuh Pondok Pesantren Al Hanifiyyah, Fatihunnada pada Selasa kemarin justru bilang kalo awalnya pihak ponpes dapet laporan kalo korban jatuh dan terpeleset di kamar mandi. Kata Pak Fatih, laporan ini dateng langsung dari kakaknya, jadi ya pihak ponpes ngerasa percaya-percaya aja gitu. Lebih lanjut, Pak Fatih juga sama sekali nggak tau kalo ada kasus penganiayaan di ponpesnya. Pihak Ponpes bilang kalo mereka sibuk mengurus pemulangan jenazah ke Banyuwangi dan nggak tau kalo ada sejumlah luka di tubuh korban.
 
Huft, anything else?
Kasus perundungan emang akhir-akhir ini lagi marak terjadi banget yah, guys. Selain ada di Kediri, kasus perundungan antar santri juga terjadi ponpes yang ada di Malang, Jawa Timur. Jadi pada tanggal 12 Februari kemarin, seorang santri berumur 15 tahun mengalami luka bakar di dada bagian kiri usai disetrika sama kakak tingkatnya sendiri. Kasatreskrim Polres Malang, AKP Gandha Syah mengungkapkan kalo kejadian ini bermula dari korban yang menanyakan laundry miliknya udah jadi atau belum. Eh, merasa tersinggung sama pertanyaan korban, pelaku langsung menempelkan setrika di dada korban hingga mengalami luka bakar.

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.