Admin
UTC
4 kali dilihat
0 kali dibagikan
Now. We’re zooming in on… floods in Sumatera Barat
This early into Ramadan.
Hiks sedih banget deh, guys. Awal Ramadan ini jadi cobaan yang berat buat saudara-saudara kita yang ada di Sumatra Barat. Soalnya sejak Kamis kemarin, mereka tengah kena musibah berupa banjir dan tanah longsor yang terjadi di 12 kabupaten/kota. Dari bencana ini, puluhan orang dinyatakan meninggal dunia dan belasan lainnya masih dilaporkan hilang.
Huft, tell me everything.
Sure. Jadi belakangan ini, sebagian besar wilayah di Indonesia kan lagi musim hujan ya, salah satunya juga terjadi di wilayah Sumatra Barat nih. Kalo biasanya hujan di Sumbar terjadi dengan intensitas normal-normal aja, tiba-tiba pada hari Kamis kemarin curah hujan di sana tuh naik tinggi banget. Saking tingginya nih, 12 kabupaten/kota di Sumbar pada Kamis kemarin terjadi bencana banjir dan tanah longsor.
Mana aja tuh?
Mulai dari wilayah Padang, Pesisir Selatan, Padang Pariaman, Kota Pariaman, Pasaman Barat, Limapuluh Kota, Sawahlunto, Mentawai, Agam, Kota Solok, Kabupaten Solok, dan Pasaman terdampak banjir dan tanah longsor imbas dari cuaca ekstrem kemarin. Dari 12 kabupaten/kota yang terdampak, Kabupaten Pesisir Selatan jadi yang paling parah dengan total 23 korban meninggal dunia dan enam orang lainnya masih dinyatakan hilang.
OMG:((
Well, jumlah tadi baru terhitung di kabupaten Pesisir Selatan aja, guys. Wilayah Padang Pariaman juga mencatatkan tiga korban meninggal atas bencana ini. Jadi dari update Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari pada Senin kemarin menyampaikan ada 26 korban meninggal dunia serta sebelas lainnya dinyatakan hilang akibat banjir dan tanah longsor yang terjadi di Sumbar.
Did the government do anything about it?
Nah sebenernya dari Jumat kemarin, pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan udah menetapkan masa tanggap darurat bencana banjir bandang selama 14 hari. Jadi hingga Jumat pekan depan, pemerintah setempat bakal terus fokus terhadap dampak dari bencana banjir bandang dan tanah longsor ini. Upaya penyaluran bantuan, pencarian korban hilang, sampe pemulihan infrastruktur lagi bener-bener diupayakan dalam beberapa hari ini.
Anything else?
Di kesempatan yang berbeda, Gubernur Sumbar bernama Mahyeldi menerangkan kalo banjir dan longsor yang di terjadi beberapa wilayahnya disebabkan oleh beberapa faktor. Mulai dari intensitas hujan yang tinggi dengan durasi lebih dari 12 jam, rusaknya bangunan penahan dinding sungai, serta penggundulan hutan. “Dari hasil pendataan di lapangan, kami menemukan beberapa titik di kawasan longsor terjadi penggundulan hutan dan deformasi,” ungkap Pak Mahyeldi. Lebih lanjut, Pak Mahyeldi juga menaksir kerugian dari bencana ini mencapai lebih dari Rp226 miliar.
Banyak banget deh.
Yha gimana nggak banyak, bencana banjir dan tanah longsor di Sumbar tuh berdampak ke 39 ribu penduduk yang ada di tinggal di sana, guys. Cuma dari keterangan Kepala BPBD Sumbar, Rudy Rinaldy pada Senin kemarin sih bilang kalo beberapa titik banjir di Sumbar udah surut. Tinggal material sisa banjir dan longsor macem lumpur gitu-gitu tuh yang masih nutupin akses jalan dan rumah-rumah warga.
Got it. Anything else I should know?
Well sampe sekarang, tim gabungan di Sumbar masih terus fokus dalam pencarian koban banjir dan tanah longsor yang dilaporkan masih hilang. Pencarian korban terkendala akses di mana titik longsor terjadi di area yang sulit untuk dijangkau, guys. Makanya penggunaan alat berat untuk membantu pencarian korban juga nggak bisa dilakukan secara maksimal. Meskipun gitu, upaya pencarian masih terus dilakukan hingga menyisir ke aliran-aliran sungai.