Banjir Bandang di Bangladesh & India

Admin
UTC
6 kali dilihat
0 kali dibagikan

Now, more on climate crisis…

Berupa banjir bandang di Bangladesh dan India.

Yep, belum ada sebulan yang lalu ketika Topan Remal melanda Bangladesh dan India sampai mengakibatkan lebih dari satu juta orang di sana mengungsi, pekan kemarin banjir bandang dan tanah longsor kembali terjadi di dua negara ini. Jutaan masyarakat Bangladesh dilaporkan terjebak dalam banjir yang disebabkan hujan lebat selama berminggu-minggu, meanwhile banjir dan tanah longsor juga sampe menimbulkan korban jiwa di India. Semua makin chaos dengan dampak climate crisis yang makin parah di sana.


Hold on I need some background.

You got it. Jadi sekitar akhir Mei kemarin tuh, Topan Remal yang ngebawa hujan lebat sekaligus gelombang tinggi baru aja melanda Bangladesh dan India. Pas itu, Topan Remal ini berdampak pada berbagai bencana macem banjir dan tanah longsor serta mengakibatkan setidaknya sepuluh orang meninggal dunia. Nah nggak ada sebulan sejak Topan Remal ini berlangsung, wilayah Bangladesh dan India kembali terdampak banjir dan tanah longsor lagi nih pada pekan lalu.


Tell me what happened.

Sure. Jadi selama beberapa pekan ini tuh, wilayah Bangladesh yang mayoritas merupakan wilayah dataran rendah jadi sering banget nih dilanda hujan lebat, guys. Dampaknya langsung dirasain sama masyarakat di kota Sylhet dan Sunamganj, Bangladesh yang selama sepekan kemarin dilanda banjir bandang hebat. Pemerintah setempat menyebut, ada sekitar 1,8 juta masyarakat di sana yang terjebak dalam banjir ini.


Ih banyak banget.

Iya lho. Pemerintah setempat juga melaporkan banjir dengan rata-rata setinggi dada orang dewasa terjadi dalam beberapa hari di dua kota Bangladesh tadi. Dari segitu banyaknya korban, pihak UNICEF pada Jumat kemarin udah mengkonfirmasi kalo ada sekitar 772 ribu anak-anak yang ikut jadi korban banjir dan tanah longsor di sana. Kata pihak UNICEF, anak-anak ini jadi kelompok paling rentan dengan berbagai ancaman mulai dari risiko tenggelam, kekurangan gizi, penyebaran penyakit menular, munculnya trauma, sampe adanya potensi pelecehan kepada dirinya.


So scary :(

Indeed. Terlebih para anak-anak ini juga buat sementara waktu kehilangan akses pendidikannya karena sekolah-sekolah mereka yang terendam banjir atau dijadikan kamp pengungsian. Yep, dalam beberapa hari ini, pemerintah Bangladesh telah mengkonfirmasi kalo pihaknya udah membangun lebih dari enam ribu kamp pengungsian yang ditempati para korban bencana banjir dan tanah longsor.


Any victims from this disaster?

Well, so far sih dilaporkan ada enam orang yang tewas terkubur lumpur dan tanah longsor pada Selasa malam kemarin di negara bagian Assam, India yang berbatasan langsung dengan Bangladesh. Selain itu, di distrik Cox’s Bazar, Bangladesh juga dilaporkan terdapat setidaknya delapan pengungsi Rohingya yang meninggal dunia akibat tanah longsor yang terjadi pada Rabu kemarin. Jadi total ada 14 korban jiwa dari bencana ini.


Eh kok ada pengungsi Rohingya segala?

Yha iya dong. Secara distrik Cox’s Bazar di Bangladesh tuh jadi kamp pengungsi Rohingya terbesar di dunia, guys. Ada lebih dari 900 ribu pengungsi Rohingya yang berada di wilayah ini. Jadi ketika Bangladesh terdampak bencana banjir dan tanah longsor, para pengungsi Rohingya yang tinggal di sana pun ikut kena juga. Hal ini makin diperparah dengan kondisi kamp pengungsi Rohingya yang kebanyakan cuma terbuat dari bambu dan lembaran plastik serta berada lereng-lereng bukit yang berisiko banget kena longsor.


And it’s all because of climate crisis?

Yep. Jadi petinggi organisasi pembangunan Internasional BRAC bernama Khondoker Golam Tawhid belum lama ini ngeluarin statement soal dampak climate crisis yang makin sering terjadi di Bangladesh dan negara-negara Asia Selatan. Kata Tawhid, banjir di Bangladesh setiap tahunnya jadi makin berbahaya dan mengancam segala aspek kehidupan yang ada di sana. In his words Tawhid bilang, “Bangladesh is used to flooding, but climate change is making floods more intense and less predictable, making it impossible for families to stay safe, let alone plan ahead.”


It's getting worse.

Exactly, apalagi kalo nggak ada perubahan nyata signifikan apapun yang kita lakukan. Hal ini bahkan udah diprediksi sama World Bank yang bilang kalo pada 2050 nanti, 13 juta penduduk di Bangladesh dimungkinkan bakal terpaksa pindah ke tempat lain dan menjadi migran iklim. Nggak cuma itu, banjir tahunan yang makin membesar di Bangladesh juga diprediksi bakal sampe berpengaruh ke penurunan PDB mereka sampe sebesar sembilan persen.


Huft, anything else I should know? 

Well, UNICEF pada Jumat kemarin melaporkan kalo pihaknya sampe sekarang ini terus melakukan koordinasi dengan pemerintah Bangladesh dalam pendistribusian air bersih ke para korban banjir dan tanah longsor. So far mereka udah mendistribusikan air bersih ke lebih dari 100 ribu orang dalam kurun satu pekan ini. Perwakilan PBB untuk Bangladesh, Sheldon Yett dalam statement-nya juga bilang, “We have also distributed more than 3,000 ten-liter water containers. We are urgently bringing in additional emergency supplies to the affected communities in case the situation worsens.”

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.