Admin
UTC
0 kali dilihat
0 kali dibagikan
Here we go again..
On babak baru persidangan anak pejabat.
Like a story without an ending, kasus penganiayaan terhadap David Ozora juga nggak selesai-selesai. Setelah kasusnya diambil alih Polda Metro Jaya dan masuk ke pengadilan, selasa kemarin ayah korban, Jonathan Latumahina dipanggil ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sebagai saksi.
OK. Tell me everything.
You got it. Jadi sidang kemarin tuh agendanya adalah mendengarkan keterangan saksi, dan saksinya ngga lain ga bukan, adalah Jonathan Latumahina yang merupakan ayah dari David Ozora. Selain itu, dihadirkan pula Mario Dandy dan kuasa hukumnya. Cuma yang jadi pertanyaan mayoritas publik dan anggota sidang adalah, Davidnya akan didatangkan juga nggak ya?
Eh iya.. Emang David udah baikan?
Sayangnya belum, guys. Based on keterangan rumah sakit yang selama ini ngerawat David, David disinyalir mengalami amnesia. Dirinya nggak ingat apa aja yang terjadi sewaktu penganiayaan. Pihak rumah sakit juga khawatir akan ada trauma pada diri David apabila didatangkan ke persidangan. Oleh karena itu dipilihlah ayah korban sebagai saksi untuk nyeritain apa aja yang diderita David setelah penganiayaan dan beberapa kejadian janggal pada proses hukum Mario Dandy.
Okay, apa aja tuh?
First of all, Jonathan awalnya sama sekali nggak nyangka kalo kondisi anaknya akan sakit sampe separah ini. David Ozora diceritain punya luka banyaakkk banget setelah dianiaya Mario cs. Dari mulai pendarahan pada telinga kanan, luka parut di seluruh pipi kiri, sampe kondisi David yang kejang-kejang selama tiga hari.
WOW.
Yep. Sebagai ayah, Jonathan ngerasa dendam banget sama pelaku. Sebelum kejadian ini, David tuh jago banget main basket. Tapi gara-gara ini, buat mandi aja David nggak bisa sendiri. Ini semua karna David masih dalam tahap pengobatan dari Diffuse Axonal Injury atau cedera otak akibat benda tumpul.
🙁
Nah terus di sidang kemarin, Jonathan sempet bilang kalo tawaran restitusi aka ganti rugi yang ditawarin Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) nggak sebanding sama penderitaan anaknya. Semuanya baru akan sebanding ketika pelaku juga ngerasain yang David rasain, alias juga dibikin koma. Jonathan bahkan sempet mikir mau balas Mario Dandy. Pokoknya mata dibalas mata, gitulah. Syukurnya sampe sekarang Jonathan masih sabar dan setuju sama usulan restitusi.
Ih ngerinya.. Ada lagi nggak?
Tentu masih.. Pada agenda sidang itu, Jonathan juga maparin bahwa pelat mobil Mario Dandy berubah usai peristiwa penganiayaan. It’s kind of weird, yaa. Jadi diceritain, awalnya Mobil Rubicon berpelat “B 120 DEN” yang digunakan Mario Dandy udah di sita Polsek Pesanggrahan sebagai barang bukti. Nah malemnya, tiba-tiba aja mobilnya ilang, guys. Ditanyain ke polsek, katanya mobilnya baru buat jemput saksi. Dari sini aja Jonathan udah ngerasa aneh banget, masak jemput saksi pakai mobil barang bukti. Feelingnya Jonathan bener, pelat mobil Rubicon itu berubah dong jadi “B 2571 PBP.”
Hmm…fishy. Anything else?
FYI, kasus ini tuh menjerat tiga orang sebagai tersangka. Pertama ada Mario Dandy si anak pejabat, Shane Lukas, temennya Mario, dan satu cewek inisial AG yang pada saat penganiayaan masih menjadi pacar Mario, sekaligus mantan pacarnya David. Meskipun mereka bertiga menghadapi satu kasus yang sama, AG sengaja dipisahkan karena masih dibawah umur. AG sendiri udah fix divonis 3,5 tahun penjara setelah kasasinya ditolak MA, Selasa kemarin. Sedangkan Mario dan Shane masih menunggu putusan penggadilan.