Right after the wildfires, comes the winter storm...
In the United States
Yep. Bencana datang silih berganti di negeri Paman Sam, Amerika Serikat. Setelah bencana kebakaran hebat di Los Angeles di pertengahan bulan ini, sekarang AS sedang dilanda gelombang dingin ekstrem yang mematikan. Saking ekstrimnya, sejak Senin (20/1) beberapa gubernur negara bagian di Selaian seperti Louisiana, Georgia, Alabama, Florida, juga Mississippi udah ngumumin kondisi darurat karena badai dingin ekstrem ini.
Tell me.
Okay. Saat ini, emang berbagai belahan dunia tengah menjalani musim dingin, guys. Tapi khususon di AS, diperkirakan ada lebih dari 220 juta orang di berbagai wilayah yang menghadapi cuaca dingin sangat extrim yang mematikan. Hembusan angin dingin mencapai minus 57 derajat Celcius di Rolla, Dakota Utara pada Senin (20/1) pagi. Dengan suhu serendah itu, siapa pun tanpa pakaian dan baju hangat yang proper bisa kena frost bite kurang dari 5 menit. Badai dingin kali ini berlangsung sangat ekstrem, menyebabkan jalanan jadi tertutup es, sampai ganggu rute perjalanan di kota-kota wilayah Selatan AS dari Senin (20/1) malam dan Rabu (22/1) pagi.
Serem banget.
Memang. Terus, udah ada peringatan risiko perjalanan berbahaya, pemadaman listrik, pohon tumbang, juga membekunya pipa air yang jarang sekali terjadi di wilayah Selatan. Padahal, biasanya wilayah Selatan itu cenderung hangat. Makanya, para gubernur di negara bagian wilayah tersebut udah mengeluarkan peringatan pada warga supaya ngga keluar rumah. Selain itu, warga juga diminta melakukan tindakan pencegahan seperti mastiin air tetap menyala dan jagain biar pipa air di rumah ngga beku. Menurut ahli iklim, Jay Grymes pada Senin (20/1), sebagian besar warga yang hidup di wilayah Selatan belum pernah mengalami cuaca dingin separah ini seumur hidup.
How's the impact of this winter storm?
Cuaca ekstrem pastinya berdampak buat kehidupan, salah satunya kendala buat mobilitas warga. Menurut situs pelacakan FlightAware, ada 1.700 pembatalan penerbangan yang sebagian besar berasal dari Texas dan Louisiana pada Selasa (21/1). Meanwhile, sekolah di beberapa negara bagian seperti Georgia, Louisiana, dan Texas juga ditutup. Cuaca ekstrem juga mendorong Dewan Listrik Texas untuk merilis peringatan cuaca karena potensi permintaan listrik yang lebih tinggi daripada cadangan yang tersedia.
Are there any victims?
Yep, setidaknya ada 9 orang yang dilaporkan tewas di tengah badai salju yang ekstrem. Dua kematian di Austin, Texas masih diselidiki apakah ada hubungannya sama cuaca dingin yang terjadi. Selain itu, ada juga satu kematian yang dilaporkan di Georgia akibat hipotermia. Also, ada satu lagi kematian laki-laki berusia 80 tahun di Milwaukee karena terjatuh dan hipotermia. Selanjutnya, lima orang tewas dalam kecelakaan lalu lintas karena kondisi jalan yang penuh es di Zavala County, Texas.
What's the update now?
Hingga berta ini ditulis, salju yang turun lebat dibarengi dengan hembusan angin kencang udah memicu pemadaman listrik di Louisiana selatan. Sejauh ini, salju juga udah menutup dan menghambat operasional di beberapa bandara di wilayah Selatan. Hal ini menyebabkan 2.300 pembatalan penerbangan yang masuk dan keluar bandara AS pada Selasa (21/1). Walikota Houston, John Whitmire, meminta warga kota untuk melindungi pipa di rumah jauh sebelum badai dingin datang. Not only that, doi juga mendorong warga untuk stay at home dan para tunawisma pergi berlindung ke warming center terdekat sampai badai lewat.
OK. Anything else?
Yes. Hujan salju yang turun dari bagian tenggara Texas lewat Louisiana, sebagian Mississippi, dan Alabama pada Selasa (21/1) menciptakan kondisi yang berbahaya. Hujan salju setinggi delapan inci tercatat di Bandara Internasional Louis Armstrong, New Orleans pada Selasa (21/1). Angka itu jauh melampaui rekor salju setinggi 2,7 inci pada 1963 silam. Meanwhile, kombinasi dari cuaca dingin ekstrem dan kebakaran hutan hebat di California menyebabkan terjadinya kekurangan darurat trombosit untuk beberapa golongan darah di Palang Merah Amerika. Akibat cuaca buruk, banyak pendonor darah yang nggak bisa mendonorkan darahnya ke lebih dari 10.000 orang di dua minggu pertama bulan Januari.