Admin
UTC
0 kali dilihat
0 kali dibagikan
What’s just hit another grim milestone?
Coronavirus.
Seriously? This early in the morning?
Well, we’re sorry, but this is really alarming. Per kemarin, virus ini udah menyebabkan kematian atas satu juta orang di seluruh dunia.
Good lord…
Menurut data dari Johns Hopkins University, sampe kemarin, tercatat ada 1.000.555 kematian secara global. FYI guys, angka ini tercapai selama kurang dari sembilan bulan setelah virus Covid-19 pertama kali terdeteksi.
Go on…
Nah, now let’s take a look around the globe. Amerika Serikat masih jadi negara dengan angka positif Covid-19 tertinggi, yaitu 7 juta kasus dengan lebih dari 205.000 jiwa meninggal. Terus kalo di Asia, angka tertinggi penderita Covid-19 berada di India, yang per kemarin juga udah melewati angka 6 juta kasus. Hal ini bikin India jadi negara yang worst hit kedua by the virus after the US.
What about in other places?
Well, angka penularan di Amerika Latin juga meningkat, khususnya di Brazil, Peru, Mexico, Colombia dan Argentina. Di Brasil sendiri, angka meninggal udah mencapai 76 ribu, dan membuat negeri samba ini jadi negara dengan jumlah kematian kedua terbanyak.
There must be some good news then.
Yep, in Europe. Walaupun dikhawatirkan bakal ada second wave, namun rumah sakit-rumah sakit di sana udah bisa mendiagnosa dan merawat pasien dengan lebih baik, sehingga angka kematian gara-gara Covid-19 di Eropa berkurang dari 50% jadi 20%. Meski begitu, secara bentar lagi musim dingin, banyak yang khawatir bahwa angka penularan Covid-19 bisa naik lagi. Hal ini karena winter season means flu season dan takutnya, cuaca kayak gitu bakal bikin penyebaran virus jadi lebih mudah terjadi.
I am waiting for a part about hope…
The vaccines. Jadi sejauh ini, masyarakat global tentunya berharap biar vaksin Covid-19 cepet ditemukan dan kita bisa kembali ke kondisi normal. Nah saat ini, udah ada 35 vaksin yang lagi diujicoba di seluruh dunia.
Terus terus…
Yha tapi belum ada yang di-approve untuk penggunaan normal. Terkait hal ini, perwakilan WHO Dr. Soumya Swaminathan menyebut bahwa bisa jadi baru di tahun 2022 kita bisa kembali hidup normal. Selain itu, diprediksi juga bahwa bakal ada satu juta lagi kematian (means dua juta!) sebelum vaksin atas virus ini bener-bener ketemu 
.
Who’s giving another warning?
Kementerian Keuangan aka Kemenkeu.
Warning on what?
On jumlah orang miskin. Jadi kemarin, Kemenkeu baru aja memproyeksi bahwa bakal terjadi penambahan sebanyak 3,02 juta sampai 5,71 juta orang miskin di Indonesia. Angka tersebut adalah hasil analisis dari skenario berat dan skenario sangat berat. Penyebabnya? Covid-19.
I mean, I kinda know that.
Right. Jadi menurut Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan Sumiyati, dijelaskan bahwa nggak cuma angka penduduk miskin yang bertambah, tapi juga jumlah pengangguran bakal naik juga di masa pandemi ini.
How bad?
Pretty bad. Berdasarkan skenario sangat berat, total pengangguran bisa mencapai 5,23 juta orang, dan untuk skenario berat maka angkanya diprediksi bakal sebanyak 4,03 juta orang. Karena itulah, dibutuhkan kebijakan yang luar biasa untuk menjaga dampak sosial gara-gara pandemi ini.
What about the economy?
Same. Jadi pertumbuhan ekonomi juga diproyeksi turun sampai minus 0,6 persen – 1,7 persen tahun ini. FYI, padahal sebelum covid-19 menyerang, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan mencapai 5,3 persen di tahun ini.
So…
So, pemerintah kemudian mengalokasikan dana sebesar Rp695,2 triliun untuk program masyarakat. Namun ternyata, realisasinya masih minim. So far, dana yang baru digunakan per 23 September 2020, baru 38,6 persen atau setara sama Rp268,3 triliun.
Uhmmm jauh ugha. Anything else then?
Terkait orang miskin ini, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengungkapkan bahwa secara lagi kondisi begini, pihaknya nggak akan mempermasalahkan jika ada masyarakat miskin dan rentan miskin yang mendapatkan dua jenis bantuan sosial (bansos) sekaligus saat pandemi virus corona. Hal ini karena emang jenis bantuan pemerintah ada beberapa macam, mulai dari program keluarga harapan (PKH), kartu sembako, dan diskon listrik.
For when you’ve been having toothache lately…
Blame the pandemic.
Seriously. Karena disebutkan oleh seorang ahli bedah gigi di San Diego, Amerika Serikat, namanya Dr. Paul Koshgerian bahwa dalam enam bulan terakhir, telah terjadi peningkatan jumlah pasien yang mengeluhkan gigi retak. Menuru t dr. Paul, sebelum pandemi covid-19, biasanya dia menerima satu aja pasien yang giginya retak, namun sejak ada pandemi ini, jumlahnya jadi naik dua, atau bahkan bisa lima pasien sehari.
Fenomena serupa juga ditemukan di Iowa, di mana pimpinan Eastern Iowa Endodontics and diplomate of the American Board of Endodontics, Darek Peek juga bilang bahwa di bulan Agustus dan September aja, dia udah menangani lebih dari dua kali lipat pasien dengan gigi patah jika dibanding dengan periode tahun lalu.
Nah, kepo nggak, apa hubungannya antara pandemi dan gigi patah? Jadi ditemukan bahwa situasi kayak sekarang ini kan bikin kita mengalami kecemasan aka anxiety, nah kalo lagi anxious, tanpa sadar dagu dan gigi kita juga ikutan tegang, hingga tanpa sadar kamu jadi suka menggertakkan gigi. Inilah yang bikin gigi kamu retak. Jadi, kalo kamu menyadari bahwa dirimu punya gejala ini, coba segera konsultasi sama dokter gigimu ya. Prevention is key.
“Jadwal Bapak masih padat dan terus turun ke lapangan,”
Gitu kata Kabiro Komunikasi dan Informasi Kementerian Kesehatan, Widyawati ketika mengkonfirmasi keberadaan Menkes Pak Terawan Agus Putranto yang dari kemaren dicariin warga se +62.
Now you know where Pak Terawan is.
Angel’s Stories
1. I don’t know if my story is gonna be that inspiring to read, but at least it is to me. Thanks to whoever dropped their recommendations on the last Friday Pause, some of them was what I’d been looking for recently.
-Tono-
2. Tanggal 29 September jam 2 pagi. Uda kurleb dua minggu jadwal tidur kacau sangat, bisa sampe gak tidur semaleman atau paling mending tidur jam 12-2 pagi. Tiba-tiba kebangun karena denger suara telepon dari tetangga kosan depan kamar yang agak emosional karena dapat kabar duka dari keluarganya. Aku lalu keinget emang sejatinya manusia apapun identitasnya paling dekat dengan kematian. Sempet ragu dan malah gak tenang sambil nunggu teleponan dia kelar. Aku pengen bantu tapi bingung harus gimana. Akhirnya beraniin diri ke kamarnya dia, mukanya keliatan kalut sih abis nangis juga. Aku bantu cari info segala sesuatu untuk keberangkatan dia balik ke kampung halaman. Nganterin dia juga ke terminal yang menuju ke bandara. Sejujurnya, salut. Dia masih berusaha tegar dan berpikir rasional. Aku mungkin gak bisa kayak gitu kalo di posisi dia. Ada rasa lega banget bisa setidaknya ngebantuin walaupun mungkin kecil. Semoga dia dan kita semua yang sedang berada dalam masa kesedihan dan kesulitan diberi kekuatan oleh Tuhan untuk menghadapi ini semua. Jangan lupa juga jaga komunikasi sama orang orang terdekat apalagi keluarga yang kamu sayangi. Kita gak pernah tau siapa yang akan dipanggil duluan kembali pulang. Jangan sampai nyesel belakangan. Ini juga reminder buat diriku sendiri sih. Btw, sepertinya ini cara Allah menunjukkan bahkan kekacauan sleep cycle yang aku alami pun ada manfaatnya. Semakin diingatkan lagi kalo segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita pasti ada maksud baiknya. Buat mbak depan kamar kos, aku cuma bisa bantu kirim doa sekarang. Jaga kesehatan fisik, batin, dan mental ya. Sampai jumpa dua bulan lagi!
-Garnet-
-Garnet-
2. Jadi beberapa hari lalu, gue nraktir beberapa anak magang di kantor gue yang usianya masih muda, baru lulus SMA tahun 2019/2020. Gue nraktir mereka tujuannya pengen denger cerita mereka, kesan/pesan mereka magang di kantor ini selama dua minggu pertama. Ternyata ada salah satu anak magang yang ngerasa kurang nyaman di tempat tinggal barunya selama magang ini. Terus dia tuh pas mau cerita kayak nahan nangis gitu karena dia mikirnya dia gamau terlihat lemah kalo dia nangis di depan gue dan yg lain. Tapi menurut gue disini persepsi yang harus dipahami sama semua orang, MENANGIS BUKAN TANDA KALO KITA LEMAH TAPI TANDA KALO KITA PUNYA PERASAAN. Akhirnya dia bisa cerita semuanya, dan ngerasa JAUH lebih lega. So guys, please don’t feel ashamed just because you’re crying, but feel ashamed because you’re afraid to tell your problem to your closest one.
-@arnoldsimanjuntak-
(We believe that angels, just like superheroes and cats, come in different costumes, but they’re here for the same reasons: to make our days brighter, our smiles wider, and our feelings happier. So during these uncertain times, we’ve decided to replace the love letter with stories about kindness, because now more than ever, our community needs that. Shoot us your kindness stories here (can be something you see or experience firsthand (or no), basically, anything!) and we will feature it here. Come, share us your versions of angels!)
Catch Me Up! Recommendations
Just in case you’re into American politics this early in the morning…tune in.