Aksi Unjuk Rasa Supir Jaklingko di Balai Kota Jakarta

Admin
UTC
17 kali dilihat
0 kali dibagikan

Who's feeling very angry?

 

Sopir Jaklingko 

Hey warga Jakarta, raise your hand kalau tiap hari kamu ke mana-mana ngandelin Jaklingko? Sampe hapal tuh rutenya ke mana, bus stop-nya di mana aja dan lewat jam berapa aja. Now put your hand down. Emang super helpful yah Jaklingko tuh. Sad-nya adalah, belakangan ini, para sopir dan operator Jaklingko ini ngerasa dirugikan banget, gengs. Puncaknya, kemaren banget nih, mereka rame-rame menggelar aksi unjuk rasa di Balai Kota Jakarta.


Whoaaa what happened?

Well, untuk memahami isu ini lebih lanjut, kamu kudu paham dulu sama sistem JakLingko ygy. To give you some refresher, Jaklingko ini dibikin di era Gubernur Anies Baswedan buat mengintegrasikan berbagai transportasi umum di Jakarta. Yang diintegrasikan apanya? ya macem-macem. Mulai dari rute, manajemen, maupun sistem pembayarannya. Jadi dari angkot sampe transjakarta, bahkan sampe MRT, LRT, dan KAI Commuter bisa terintegrasi biar memudahkan mobilitas para warga JKT.


Okay….

Yang harus kamu inget juga adalah: sama Gubernur Anies Baswedan, semua yang kerja di balik Jaklingko ini beneran dirangkul diurus sama pemerintah, gengs. Iya, se-simple soal gaji nih yah, kelompok sopir pada saat itu digaji langsung oleh Pemprov sesuai UMP DKI Jakarta. Selain itu, manajemennya juga dibuat serapih mungkin, dengan di-manage sejumlah koperasi yang jadi operator under PT TransJakarta.


Emang bagus sih JakLingko. Lanjut….

Indeed. But, surprise! Sekarang keadaannya udah nggak gitu, guys! Khususnya bagi sopir JakLingko mikrotrans, sistem yang diterapkan sekarang itu turns out ngerugiin mereka banget. Iya, pertama soal gaji. Saat ini, ada target jarak tempuh 100 KM per hari yang harus mereka achieve. Masalahnya adalah, Jakarta tuh MACET BANGET. NGET. NGET. Ya susah dong achieve since itu mikrotrans banyakan stuck di jalan Karena nggak achieve, upah mereka pun jadi berkurang dong :( Padahal sopir ini juga diwajibkan kerja 28 hari dalam sebulan.


Ya ampun kasian…

Belum selesai, beb. Nggak cuma masalah gaji, belakangan ini, pihak PT TransJakarta tuh sekarang juga dinilai problematic, guys. Khususnya buat mikrotrans ya. Mulai dari selalu cari-cari kesalahan, seenak jidat netapin denda, sampai pembagian kuota armada yang kecil. Akibatnya, banyak sopir angkot yang masih reguleran tuh, mau gabung ke Jaklingko nggak bisa-bisa, Nah dari sini, they be like, “Apansi ni Heru,” gitu lah. Puncaknya, kemaren banget nih, sejumlah sopir angkot mikrotrans itu rame-rame menggelar aksi unjuk rasa di Balai Kota Jakarta.


Tell me how it was. 

Ya rame, gengs. Makanya kemaren pada notice banyak mikrotrans yang nggak beroperasi kan? Anyways, di Balkot situ, mereka mendesak Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono untuk kasih solusi atas semua masalah ini. Disebutkan ada dua tuntutan utama mereka: yaitu gaji yang tetap, nggak ditentuin sama target kilometeran lagi. Terus, nasib sopir angkot yang masih reguleran ini: Boleh apa enggak? Kalo boleh regulasinya gimana? gitu. Oh sama satu lagi, mereka juga mendesak jangan ada lagi diskriminasi di kalangan operator mikrotrans, guys. Iya, pengunjuk rasa di situ bilang PT TransJakarta tuh menganakemaskan satu operator yang eventually operator itu punyanya Anggota DPRD DKI juga. Makanya ada diskriminasi.


Terus respons pemprov Jakarta gimana?

 Let’s hear it from: Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Lupito. Setelah audiensi dengan para pengunjuk rasa, dalam keterangannya kemaren, Pak Syafrin bilang: Terkait angkot reguler, pemerintah menegaskan usia angkot itu nggak boleh lebih dari 10 tahun, guys, dan kudu pass Uji Kendaraan Bermotor. Dikasih deadline maksimal satu tahun tuh di sini. Terus soal gaji, in his words, Pak Syafrin bilangnya, “Tentu di dalamnya ada perhitungan yang cermat termasuk kesepakatan terhadap parameter atau variabel pembentuk dari rupiah per kilometer yang nanti akan ditetapkan."


Ok….

Nah, soal dugaan operator yang dianakemaskan itu, sampe bikin operator lain pada bete, Pak Syafrin juga menegaskan nggak ada tuh istilah anak emas. Jumlah armada di masing-masing koperasi tuh emang beda, gengs. Diselaraskan sama TransJakarta ceunah. jadi dari sini, pihak TransJakarta pun bilangnya mereka udah transparan banget, gengs. Toh masing-masing operator juga dapat keuntungan yang wajar dari tarif per kilometer itu. Udah sesuai aturan lah intinya.


Got it. Anything else I should know? 

Btw dari tadi ngomongin Jaklingko, now let’s go back toAnies Rasyid Baswedan. Menanggapi unjuk rasa kemaren, Pak Anies sih cuma bilang semua sistemnya tuh harus dibuat seadil mungkin, guys. Dan semua orang dapat porsi yang pas, katanya gitu. Kalau udah adil, ya pasti programnya bisa berjalan lancar, katanya gitu. Pak Anies bahkan ngeklaim dari dulu tuh zaman pemerintahan dia, Jaklingko udah dibuat adil. “Alhamdulillah tidak pernah ada keluhan-keluhan. Kalau yang sekarang saya tidak tahu duduk perkaranya, jadi saya ndak bisa komentar lebih jauh."


ABW be like, “Enak jamanku toh?”

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.