Aksi Pro Palestina di Columbia University

Admin
UTC
1 kali dilihat
0 kali dibagikan

When Colombia University in New York is your dream school…

Well, read this first.
Siapaaa coba yang ga BM kalo denger kata Columbia University? Yep, kampus elit di New York ini merupakan salah satu kampus tujuan banyak pelajar dari seluruh dunia karena posisinya sebagai kampus Ivy League dan emang punya banyak jurusan yang sebagus itu. Di Indonesia sendiri, lulusan dari Columbia University tuh kayak mantan menteri pariwisata dan ekonomi kreatif Bu Mari Elka Pangestu, cendikiawan muslim alm Pak Azyumardi Azra, sampe artis-artis kayak Cinta Laura dan Tasya Kamila.
 
Tell me something I don’t know.
You got it. Nah tapi kali ini kita bukan lagi mau bahas kampusnya, tapi aksi protes yang tengah terjadi di sana baru-baru ini. Jadi guys, udah sejak seminggu lalu, ratusan mahasiswa Columbia University melakukan aksi protes pro Palestina. Hal ini selain bikin tambah panjang list aksi protes pro Palestina di Amerika Serikat, juga sampe bikin kampus terpaksa bikin kebijakan remote learning.
 
Hold on I need some background.
Sure. To give you some context, kamu pasti udah tau dong kalo aksi Israel yang terus ngelakuin genosida di Gaza, Palestina sampe sekarang ini tuh udah diprotes banyak pihak. Bermacam dukungan pro perdamaian di Gaza juga udah dari lama terjadi, dan seiring dengan aksi pembantaian yang ngga selesai, protesnya juga makin meluas. Salah satunya ada di Columbia University yang ada di New York, US di mana protes atas genosida Israel ke masyarakat Gaza udah memasuki hari ke enam.
 
Udah hampir seminggu ini dong?
Yoi. Adapun aksi yang dilakukan oleh para mahasiswa dari berbagai jurusan ini dilakukan dengan mendirikan tenda darurat di halaman universitas dengan terus neriakin chants dan sikap mereka yang mendukung gencatan senjata dan menuntut pemerintahnya supaya menghentikan berbagai bantuan militer ke Israel. Secara bergiliran, para mahasiswa ini meneriakkan aspirasinya yang menolak dukungan Amerika Serikat terhadap Israel yang ngirim senjata terus ke sana, dan bikin gencatan senjata sulit dicapai.
 
Ok terus-terus…
Nah awalnya sih pihak kampus masih ngerasa b aja sama aksi pro Palestina ini. Yha mereka pikir aksi ini cuma berjalan sehari or paling lama dua hari dengan antusias mahasiswa yang minim. But in reality, keadaanya justru di luar prediksi mereka. Iyep, antusiasme mahasiswa dan faculty members dari Columbia University buat gabung di aksi ini makin tinggi dan bikin pihak kampus jadi harus mengambil langkah-langkah yang lebih tegas.
 
Kayak apa tu misalnya?
Kayaaak manggil polisi buat menangkap dan membubarkan aksi para mahasiswanya. Selain itu, Rektor Columbia University bernama Minouche Shafik awalnya ngasih opsi ke jajaran dosennya buat ngadain kegiatan perkuliahan secara remote. Cuma nggak lama setelah  himbauan ini, pihak Universitas langsung ngewajibin kegiatan perkuliahan dilakuin secara daring. Hal ini terjadi setelah makin intensnya gelombang masa aksi pro Palestina di halaman universitas.
 
Katanya negara demokrasi. Kebebasan berpendapat dilindungi undang-undang…
*Terms and conditions applied, kayaknya, guysAnyway jadi kalo dari claim pihak sekolah, para mahasiswa yang nge-camp di halaman Columbia University tuh nggak pada punya izin. Cuma anehnya, gara-gara nggak ada izin buat aksi aja nih, ada lebih dari 100 orang yang ditangkap pihak kepolisian New York. Nggak cuma itu, selain menghadirkan aparat, pihak kampus juga mengancam para mahasiswanya yang masih menggelar aksi untuk diskors karena dianggap udah melanggar tindak disipliner.
 
Selain diancam kampus, aksi protes mahasiswa Columbia University ini juga dapet respon negatif dari Walikota New York, Eric Adams. Dalam thread yang dibagiin lewat X, doi bilang kalo pihaknya udah menginstruksikan kepolisian New York untuk menangkap siapa aja yang melakukan ujaran kebencian yang terjadi di sekitar Columbia University. In his words, pas itu Eric ada bilang gini, “Hate has no place in our city, and I have instructed the NYPD to investigate any violation of law they receive a report about and will arrest anyone found to be breaking the law.”
 
Ada hubungannya sama antisemitisme tadi?
It sounds like that. Soalnya dari laporan yang beredar, aksi para mahasiswa ini tuh kadang berisi soal chants berbau antisemit alias sikap kebencian terhadap kaum Yahudi. Yhaaa katanya sih kedengan chants macem, “Go back to Poland,” dan “All you do is colonise,” (Padahal emang bener gasi) yang diserukan para mahasiswa Columbia University. Chant-chant ini nih yang men-trigger warga lainnya. Iya dehhhh si paling korban…
 
Tapi, emang bener ada aksi antisemitisme?
Well, menurut keterangan para mahasiswa, mereka cuma mendesak supaya Amerika Serikat berhenti ngasih duit dan ngirimin senjata ke Israel yang dipake buat menggenosida warga Gaza. That’s it. Jadi kalo emang ada chant anti-Yahudi, ya itu sih lebih ke omongan perseorangan dan tidak mewakili sikap seluruh peserta aksi.
 
Hiks, terus nasib 100 orang yang ditangkep tadi gimana?
Mereka ada yang udah dipulangin, ada juga yang masih dimintai keterangan. Yang pasti sih, dukungan AS atas genosida di Gaza bener-bener bikin banyak kampus di AS panas, karena aksi protes terjadi di mana-mana, ga cuma di Columbia aja. Sebelumnya, kampus Ivy League lainnya, Yale University di Connecticut juga sampe harus memanggil polisi dan menyebabkan lebih dari 45 orang pemrotes ditahan. Terus di Colombia, ada puluhan dosen dan civitas akademika lainnya yang walkout dari kampus sebagai bentuk protes atas penangkapan 100 orang tadi.
 
I heard President Biden said something about it.
You heard it right. Jadi setelah rame-rame aksi protes mahasiswa Columbia University beserta tuduhan tindakan antisemitismenya, pada hari Minggu kemarin Presiden US Joe Biden ada kasih statement yang bilang kalo segala tindakan antisemitisme perlu dihapuskan. Kata doi, sikap antisemit secara terang-terangan yang terjadi di kampus-kampus ini tuh bahaya dan tercela banget. In his words, Presiden Biden bilang, “This blatant antisemitism is reprehensible and dangerous – and it has absolutely no place on college campuses, or anywhere in our country.”
 
Hhmm anything else I should know?
Nah, gara-gara rame soal tuduhan antisemitisme tadi, para Rabbi atau guru agama komunitas Yahudi di Columbia University kemudian memberi imbauan buat para mahasiswa Yahudi di sana buat sementara waktu nggak ngampus dulu dan mendingan tinggal dulu di rumah masing-masing. Cuma hal ini ditentang sama Anggota Kongres US, Elise Stefanik yang terang-terangan meminta Rektor Columbia University, Minouche Shafik buat mundur karena udah gagal menghadirkan rasa aman buat para mahasiswa Yahudi di kampus mereka sendiri.

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.