Admin
UTC
4 kali dilihat
0 kali dibagikan
When things are starting to be concerning about the campaign…
Karena mulai terjadi intimidasi sampai kekerasan.
Makin deket ke Hari H pencoblosan, kegiatan kampanye ketiga capres cawapres makin intense. Tapi ni guysss masa kampanye yang supposedly adu gagasan belakangan ini justru dinodai sama aksi intimidasi maupun kekerasan yang terjadi pada para pendukung paslon 01, 02, 03. Karena emang ada dan masing-masing paslon tuh beda-beda ceritanya. So, buckle up, everybody. Yuk kita bahas.
Tell. Me. Everything.
You got it. Jadi ceritanya tuh gini, guys. As we all know sekarang tuh kan lagi masa kampanye ya. Ya sama kayak kampanye pada umumnya aja. Tiga pasang manten alias calon presiden dan calon wakil presiden kita sekarang sibuk nih sama berbagai agenda: Keliling Indonesia, ketemu rakyat, sampai aktif di media sosial. Cuma ya gitu. Yang harus kamu tahu adalah di kampanye masing-masing paslon nih adaaaa aja insidennya, guys.
Kayak apa tu?
Yhaa insiden untuk menghalau kesuksesan kampanyenya masing-masing paslon, guys. Iya, either itu 01, terus 02, sama 03 nih, mereka semua dihadapkan sama berbagai tindak intimidasi yang dilakukan berbagai pihak. Kita bahas satu-satu deh ya. Kayak 01 nih alias AMIN. Tahu banget dong model kampanyenya AMIN tuh kan dialog gitu ya. Mereka tuh punya acara ngobrol langsung kayak ‘Desak Anies’ sama ‘Slepet Imin’ namanya. Digelarnya di berbagai kota yang didatangi sama couple ini, guys. But the thing is spesifik untuk acara ‘Desak Anies’, penyelenggaraan acara ini tuh somehow dipersulit di sejumlah kota.
Dipersulit gimana?
Perizinannya beberapa kali dibatalkan sepihak. Yep, contoh kayak Desember kemaren, di Mataram, Nusa Tenggara Barat. Acara Desak Anies tuh harusnya digelar di Taman Budaya NTB (which lokasi itu dikelola pemerintah daerah ya). However, in the last minute banget nih, perizinanannya di Taman Budaya tuh dibatalkan sepihak. Jadi kayak, “Paansi?” gitu kan. Dan perizinan ini nggak cuma terjadi sekali, guys. Tapi berkali-kali. Di Tuban, Jawa Timur, juga gitu. Banyak lapangan yang nggak kasih izin Pak Anies kampanye. Dan yang terbaru, kemaren banget nih, di Tanah Datar, Sumatera Barat. Desak Anies di Tanah Datar terpaksa pindah lokasi last minute gara-gara perizinannya dibatalkan sepihak, last minute juga.
Ya itu parah sih….
Makanya. Ada bau-bau nggak netral kan di sini. Berkali-kali pula terjadi, terutama dari aparatur sipil negara di daerah-daerah tadi. Terus menyikapi hal ini, dalam keterangannya kemarin, Pak Anies menyebut pemerintah tuh harusnya bisa mengimbau ke aparatur sipil negara buat bersikap netral dan nggak mempersulit salah satu paslon. Lebih jauh, Cak Imin juga bilang harusnya kampanye tuh bisa didukung sama semua pihak, termasuk aparat penegak hukum, pemerintah daerah, semuanya kudu menyukseskan kampanye. Secara, kampanye juga agenda nasional.
Kan banyak cara lain buat kampanye….
Ya banyak. Termasuk masangin baliho dan spanduk di setiap sudut jalan, sampai bagi-bagi susu gratis, itu juga cara kampanye. Dan ini yang diketahui dilakukan sama paslon 02, Prabowo-Gibran. Sama kayak AMIN tadi, couple ini juga dihadapkan sama berbagai rintangan dan penghadang dalam masa kampanye, guys. Contoh, kayak waktu Mas Gibran bagi-bagi susu gratis di CFD beberapa waktu lalu, banyak pihak yang nggak terima sama tindakan ini. Mereka bahkan ngelaporin Mas Gibran ke Badan Pengawas Pemilu aka Bawaslu. But the thing is, proses di Bawaslu juga lamaaaaa bangett. Bahkan, sampai sekarang prosesnya masih jalan tuh, guys. Dan kemarin banget, Cawapres nomor urut 2 itu baru aja menjalankan pemeriksaan di Bawaslu DKI Jakarta.
Gimme all the details…
Gini gini. In case you’re not following, beberapa waktu lalu Mas Gibran dan sejumlah politisi partai pendukungnya kan joined car free day di sekitaran Bundaran HI, Jakarta, ya. Adapun di situ Mas Gibran bagi-bagi susu gratis, guys. Meskipun Mas Gibran bilangnya dia nggak kampanye, tapi ya orang-orang tetap ngeliatnya, “Wah kampanye nih. Nggak boleh nih kampanye di CFD.” Makanya, sampai dilaporkan ke Bawaslu, guys. Di Bawaslu Pusat, akhirnya diturunkan lagi ke Bawaslu DKI Jakarta. Nah di Bawaslu DKI ini yang prosesnya lamaaaa banget, alias berlarut-larut.
…
We know, rite. Adapun Mas Gibran tuh sempat dipanggil untuk menjalani pemeriksaan ya. Di sini dramanya. Mas Gibran bilang nggak terima surat. Terus Bawaslu bilang, “Kita udah kirimin surat kok. Ni ada tanda terimanya.” Terus timnya Mas Gibran bales lagi, “Ohh itu. Ya gimana, tanggalnya aja typo. Masa tanggal pemeriksaannya 2 Januari 2023”.. Jadi ya gitu deh. Baru kemaren Mas Gibran datang ke Bawaslu DKI untuk melakukan pemeriksaan, gengs. Dan sampai berita ini ditulis, belum ada keterangan apapun terkait hasil pemeriksaan tadi.
Is that it?
Belum selesai, beb. Masih ngomongin 02, di Desember lalu juga ada kejadian penembakan atas seorang relawan 02 di Sampang, Madura. Penembakan ini terjadi ketika korban lagi ngopi-ngopi aja sama temennya di sebuah toko. Ga lama dateng tiga orang ngga dikenal yang menembaknya dua kali. Kini, para pelaku yang berjumlah tiga orang itu udah ditangkep polisi, meskipun belum ketauan nih, motif penembakannya apa.
HMMM kalau 03 gimana 03?
Oalahhh….
Ok, now wrap it up…
HMMM kalau 03 gimana 03?
Nah, 03 beda lagi ceritanya, guys. Bahkan, di case-nya 03 ini, yang terjadi adalah kekerasan dan yang jadi korban adalah relawan mereka sendiri. Yep, adapun kekerasan ini terjadi sebelum tahun baru kemaren, guys. Ada sekelompok orang out of nowhere tiba-tiba ribut di sekitaran Markas Kompi Senapan B Yonif 408/Suhbrastha, Boyolali, lengkap dengan knalpot brong dan gas-gas gitu. Diinterupsi saama TNI di situ kan. Tapi instead of negor doang nih, TNI itu kemudian malah ngeroyok mereka semua, guys. Sebagian besar dari mereka bahkan harus dirawat inap di rumah sakit. And yes, little did we know, tiga dari mereka yang dikeroyok ini ternyata Relawan TPN Ganjar-Mahfud, guys.
Oalahhh….
Mas Ganjar dan Bu Siti Atikoh bahkan udah menjenguk relawannya itu di rumah sakit. Adapun dalam keterangannya, Mas Ganjar bilang oknum TNI tuh harusnya nggak kayak gitu. Harusnya bisa paham aturan buat nggak main hakim sendiri, katanya. Kenapa malah intimidasi sebegininya. Jadi ya gitu deh. Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid menyebut pihaknya bakal kasih pendampingan ke relawan yang dikeroyok ini, guys. Biaya perawatan pun juga di-cover sama TPN. Tapi tetep, di sini kan poinnya ada bau-bau nggak netral ya. Makanya, dalam keterangannya kemaren, Bang Arsjad percaya aparat penegak hukum, termasuk TNI, harusnya bisa bersikap netral dalam Pemilu kali ini. Enam orang TNI pelaku pengeroyokan tadi itu pun udah legit dijadikan tersangka dan ditahan di Denpom Surakarta. Just wait and see kelanjutannya kayak apa ya..
Ok, now wrap it up…
Pokoknya intinya gitu sih, guys. Kampanye tuh harusnya dibawa asik aja nggak sih? Kayak, konten-konten di TikTok “Rate baliho caleg” itu kan seru ya. Bahas gagasan, bahas pemikiran para peserta Pemilu di X, jadi kampanyenya juga berbobot gitu. *Asal kagak blunder aja sih, lol. Karena emang kampanye tuh harusnya dijalankan secara damai dan aman, guys. Toh kemaren juga udah deklarasi kan. Udah tanda-tangan juga. Hayooo masih inget nggak nih deklarasinya Pemilu Damai isinya apa aja? 🙂