Aksi Demo Dokter Terhadap Pemerintah Korea Selatan

Admin
UTC
0 kali dilihat
0 kali dibagikan

When you think ‘Nambah jumlah dokter‘ is a solution….

Learn it from: South Korea.
EhE ehEHe lagi-lagi kita mau bahas soal rencana kebijakan calon presiden kita Pak Prabowo Subianto, guys. Yep, jadi kamu inget kan pas debat pilpres kemarin, Pak Prabowo bilang dirinya bakal menambah jumlah Fakultas Kedokteran sampe 300? Nah, before we realllllly get into that, kita mungkin bisa catch up! sama ini dulu nih, guys….
 
Tersebutlah di sebuah negara…
Ada banget presidennya menganggap mereka masih kekurangan jumlah dokter dan end up mau bikin kebijakan menambah kuota mahasiswa FK-nya. Hal ini kemudian bikin dokter di sana jadi ribut, lalu sekarang menggelar demo besar-besaran sampai geger ke seluruh negeri. Janji ini bukan di negeri Wakanda, tapi ini di Korea Selatan.
 
Whooops! Tell me. 
Sure sure. Jadi gini ceritanya, guys. As we all know masalah kesehatan tuh kan masih jadi masalah yang harus diselesaikan di berbagai negara ya. Mau itu di negara berkembang, atau negara maju. Negara berpenghasilan tinggi atau negara berpenghasilan menengah dan rendah, semua sama-sama menghadapi masalah kesehatan. Penyebabnya ya macem-macem, dan solusi yang dikasih pemerintah pun juga beragam. Sekarang, let’s zoom in to masalah kesehatan yang dialami di negara-negara penghasil drama kedokteran favorit kamu kayak Hospital Playlist, Dr. Romantic, sampai Good DoctorYep, we’re talking about Korea Selatan.
 
Kenapa di sana?  
Nggak kayak yang ditampilin di drama, industri medis di Korea Selatan tuh dari beberapa waktu ke belakang lagi nggak baik-baik aja, guys. Iya, mereka menghadapi sejumlah masalah, terutama when it comes to birokrasi perizinan medis dan layanan kesehatan di daerah-daerah terpencil. Not to mention, aging population di Korea tuh lumayan tinggi kan. Banyak kakek nenek halmeoni haraboji yang udah sepuh, punya banyak keluhan kesehatan, kemudian bikin penuh rumah sakit.
 
 
OK, and…
That being said, Presiden Korea Selatan, Yoon Seok-yeol, akhirnya ngambil kesimpulan, “Oke kita kekurangan dokter nih.” Nah dari situ, pemerintahnya kemudian berencana bikin kebijakan untuk menambah kuota penerimaan mahasiwa FK, guys. Dari yang cuma 3.000 mahasiswa saat ini, tahun depan ditambah jadi 5.000 orang. Bahkan di tahun 2035 mendatang, kuotanya akan terus ditambah sampai 10.000 mahasiswa.
 
Sounds good, no?
Wait until you hear about: Para dokter di Korsel ternyata nggak sependapat sama presidennya. Secara menurut mereka, Korea Selatan tuh nggak kekurangan dokter. Masalahnya di sini adalah upah mereka tuh nggak sebanding, jadi harus ditingkatkan. Dan kondisi kerjanya pun harus dibenerin lagi, terutama di sejumlah spesialisasi yang demand-nya tinggi kayak spesialis anak dan spesialis kedaruratan. Kalau dua itu udah bener, baru kita bisa ngomongin nambah jumlah dokter, kata mereka gitu.

 
Wiwww seru…
Nah saking nggak terimanya sama rencana pemerintah, para dokter, terutama dek koas dan residen yang lagi spesialis Selasa kemaren pada walk out dari pekerjaannya dan milih berunjuk rasa ke jalanan, guys. Ruameeee banget. Kementerian Kesehatan bahkan mencatat ada lebih dari 7 ribu dokter yang meninggalkan rumah sakit, ninggalin pasien-pasien mereka yang butuh pengobatan.
 
OMG, ini sih udah nggak bener ini. Ottoke??? 
Makanya, karena nggak ada dokter yang jaga, UGD di sejumlah rumah sakit jadi overcrowded alias penuhhh banget. Dan nggak cuma itu, lima rumah sakit besar di Seoul bahkan harus meng-cancel sebagian jadwal operasi… Ya karena nggak ada dokternya. Dokternya sibuk di jalanan lagi unjuk rasa. Wakil Menteri Kesehatan Korea Selatan, Park Min-soo, padahal udah bilang dokter-dokter ini harusnya memperioritaskan keselamatan pasien di rumah sakit. “Balik kerja deh semua!” gitu kan. Cuma nggak didengerin, nggak ada landasan hukumnya cenah.
 
OMG jadi inget di mana sih itu yang mau nambah 300 FK…..
Ehehehe di mana sih itu, guys? :)))). Iya, berkaca dari Korea Selatan, here at home, kita juga punya masalah kesehatan yang nggak kalah njelimet ygy. Mulai dari UU Omnibus Law Kesehatan yang dinilai merugikan nakes berikut organisasi profesinya, sampai polemik jumlah dokter. Iya, pemerintah kita juga menilai kita tuh kekurangan jumlah dokter juga, guys. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bahkan sempat kasih statement Indonesia kekurangan 160.000 dokter. Menjawab persoalan ini, Capres yang saat ini leading the counts, Prabowo Subianto dalam debat capres kemaren menyebut pemerintah ntar bakal menambah jumlah dokter, termasuk menambah sejumlah 300 FK seluruh Indonesia.
 
300 banget neh pak??!! 
Yep. Menyikapi hal ini, Ikatan Dokter Indonesia ke-trigger dong. IDI be like, “It’s too many, pak.” Disampaikan langsung oleh Ketua Umum Pengurus Besar IDI, dr. Adib Khumaidi, pembangunan FK yang terlalu banyak tapi nggak mempertimbangkan kebutuhan tiap wilayah tuh nggak bakal menjawab masalah, malah yng ada menambah masalah baru. Lebih jauh, dr. Adib jelasinnya gini, bayangin ntar ada 300 FK nih, lulusannya seberapa banyak tuh yang jadi dokter umum? Banyak banget kan. Nah sementara, Indonesia tuh butuhnya dokter spesialis. Terus dokter umum yang rame bgt ini jadi apa ntar? Yak, pengangguran :(((.
 
Terus harusnya gimana? 
Well, kalau menurut IDI sih, instead of nambah 300 FK, mending yang ditingkatkan tuh jumlah program studi dokter spesialis yang disesuaikan sama kebutuhan wilayah. Lagi pula, sama case-nya kayak yang di Korea, masalahnya tuh bukan di jumlahnya kalau menurut IDI, tapi distribusinya. Iya, dokter-dokter yang ada sekarang tuh nggak tersebar secara merata gitu lo ke seluruh Indonesia. Mostly semua pada ngumpul di kota-kota besar, jadi mending ini dulu yang diberesin, katanya gitu.

 
Got it. Anything else? 
Jadi ya gitu intinya, guys. Balik lagi ke case-nya Korea Selatan, dokter di sana tuh makin marah sama kebijakan ini karena berkaitan sama Pemilu yang bakal digelar April mendatang. Salah satu pengunjuk rasa di sana bahkan bilang, “We couldn’t just sit back and watch medical policies built only for the sake of winning the general election.” Ya biasa lahhhh janji-janji politisi. Apalagi kalau ngeliat hasil survei nih, 80% masyarakat setuju sama reencana kebijakan ini, Presiden Yoon Seok-yeol pun disebut very determined sama rencananya kali ini. Let’s see kelanjutannya bakal gimana yah….

© 2025 Catch Me Up!. All Rights Reserved.