Now, when a public figure did it again...
Cape ga guys kalo liat publik figur yang dulunya apa, sekarang jadi apa, bikin statement yang bikin common sense kamu hah-hoh-hah-hoh? Kayak kemarin Deddy Corbuzier, dan sekarang... Ahmad Dhani.
Huft... tell me.
Jadi minggu lalu, musician turned legislator Ahmad Dhani turut hadir dalam Rapat Komisi X DPR RI tentang persetujuan pemberian status WNI ke tiga pesepakbola keturunan Indonesia pada Rabu (5/3). Dalam statement-nya di rapat itu, Dhani menyampaikan statement yang nggak hanya rasis, tapi juga seksis terhadap perempuan.
Go on...
Jadi, rapatnya sendiri digelar buat nentuin status WNI ke tiga orang pesepakbola keturunan Indonesia yaitu Emil Audero Mulyadi, Dean Ruben James, dan Joey Mathijs Pelupessy. Dhani sebagai perwakilan fraksi Gerindra mengusulkan supaya Indonesia menaturalisasi pemain sepak bola yang sudah tua buat jadi WNI. Ngawurnya ide naturalisasi ala Ahmad Dhani ini bukan buat gabung tim sepakbola kita gaes. Tapi, buat dinikahin sama perempuan Indonesia. Tujuan utamanya biar nanti bisa menghasilkan keturunan Indonesia yang bakal punya keterampilan sepakbola yang unggul.
???????
Not stopping there, Dhani juga menyebut kalau pesepakbola yang dinaturalisasi beragama Islam maka bisa dinikahkan dengan empat perempuan. Apa banget lu Dhaniiii??? Pernyataan doi ini of course sangat melecehkan perempuan karena seolah melihat perempuan sebagai mesin reproduksi anak hingga pelayan seksual suami. Apa yang disampaikan doi berlawanan sama UU Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam yang ngatur soal syarat ketat untuk mencegah perkawilanan lebih dari satu orang (poligami). Tujuannya mencegah supaya nggak ada pihak yang diuntungkan sedangkan pihak lain yang dieksploitasi, gaes.
Is that all?
Nope. Enggak hanya menyinggung perempuan, statement Dhani yang bawa-bawa warna kulit sama ras keturunan para pesepakbola juga dianggap rasis, gaes. Ada indikasi kalau Dhani melihat kualitas pesepakbola dari luar negeri lebih unggul daripada pesepakbola dalam negeri. Dhani menyarankan supaya proses naturalisasi nggak dilakukan pada pemain 'bule', tapi dengan pemain yang warna kulitnya mirip sama pemain kita, yaitu dari Korea dan Afrika. Pada kesempatan yang sama, Dhani juga bilang kalau usulannya yang out of the box ini adalah revolusi dalam dunia persepakbolaan Indonesia.
Satu-satunya revolusi yang cocok diomongin Dhani adalah "revolusi cinta matiku..."
Rite. Of course komentar Dhani ini bisa dibilang udah melanggar komitmen Indonesia dalam upaya mencapai kesetaraan gender (gender equality). FYI, Indonesia udah meratifikasi The Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women (CEDAW) lewat UU Nomor 7 Tahun 1984 yang menghapuskan berbagai bentuk diskriminasi terhadap perempuan. Lewat konvensi ini juga para pejabat publik, termasuk Dhani tentunya, diamanatkan buat nggak melakukan diskriminasi ke perempuan. Akibat statement Dhani yang kontroversial ini, Komnas Perempuan berharap Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) bakal doing something buat mendisiplinkan anggota legislatifnya itu.
Terus MKD bilang apa?
Well, merespons banyaknya kecaman atas statement Dhani, ketua MKD, Nazaruddin Dek Gam, menyatakan bahwa pihaknya siap memanggil dan memeriksa doi. FYI guys, MKD ini kayak buat periksa etiknya anggota DPR yah, tapi orang-orangnya ya anggota DPR juga. Nah tapi, hingga saat ini MKD masih menunggu laporan resmi untuk bisa memproses polemik ini. Senada dengan itu, Wakil Ketua MKD, Tubagus Hasanuddin, juga menambahkan kalau pemanggilan anggota DPR memerlukan adanya laporan dan ada rapat dulu di MKD. So far, Kang TB bilang bahwa sampai saat ini belum ada agenda rapat buat bahas itu.
Well, I bet everyone is not happy with the statement...
You bet. Menurut Komisioner Komnas Perempuan, Theresia Sri Endras Iswarini, pernyataan Dhani berpotensi melanggar hak asasi perempuan juga mencederai citra, kehormatan, dan wibawa DPR khususnya Komisi X yang mengawal bidang pendidikan. Selain itu, staf Lembaga Bantuan Hukum (LBH) APIK Jakarta, Christine Constanta, menilai pendapat Dhani ini ngga kontekstual sama topik utama rapat komisi X itu yang sedang membahas soal naturalisasi pemain asing. Terkait ini, Komnas perempuan juga merekomendasikan pimpinan DPR RI buat menguatkan kapasitas anggota DPR RI dalam pemahaman konstitusi, HAM, kesetaraan juga keadilan agar mereka bisa menjalankan tugas dengan profesional dan beretika.
Ameen...
Ga hanya dari luar parlemen, from inside of the parliament, kecaman buat Dhani juga datang. Adalah Lita Machfud Arifin anggota komisi X DPR RI Fraksi Nasdem yang mengaku bingung apakah usulan Dhani itu sebuah candaan atau serius. Lita mengaku nggak setuju dan menganggap kalau statement Dhani untuk meramaikan suasana di ruang rapat saja. While, Sekjen Koalisi Perempuan Indonesia, Mike Verawati, pada Sabtu (8/3), menyatakan kalau Koalisi Perempuan Indonesia dan sejumlah kelompok yang peduli isu perempuan sedang menyiapkan petisi daring buat ngelaporin Dhani ke MKD DPR. Salah satu isi petisinya adalah pemberian sanksi tegas berupa vonis pelanggaran etik untuk Ahmad Dhani.
What a mess. Anything else?
Terkait polemik yang disebabkannya ini, Ahmad Dhani akhirnya buka suara. Dalam ungkapan di akun instagramnya, Dhani bilang bahwa sejak kecil, dirinya memang berbeda. Dhani juga meminta maaf apabila usulannya tersebut menyakiti perasaan masyarakat, terutama para penggemar sepak bola di Indonesia dan para perempuan. "Maaf jika saya berbeda," gitu ceunah.