Who just caused some anger?
Lima orang kader Nahdlatul Ulama yang baru berkunjung ke Israel.
Pada ga update berita atau ngga baca Catch Me Up! yaa para kader Nahdlatul Ulama ini, karena di tengah kecaman Pemerintah Indonesia terhadap aksi genosida yang dilakukan Israel, netizen kaget banget sama berita lima orang kader Nahdlatul Ulama yang ke-spill baru aja ketemuan sama… Presiden Israel, Isaac Herzog. Sampe foto bareng segala, senyum-senyum gitu! Apa coba maksudnya?? So now, all eyes are on… Pengurus Besar Nahdlatul Ulama aka PBNU.
Bentar. Maksudnya gimana?
Gini gini. Well, kamu udah khatam lah ya gimana kejamnya Israel terhadap rakyat Palestina, di mana mereka udah abis-abisan menghancurkan Gaza sejak Oktober tahun lalu. Hal ini tentunya menyulut kemarahan, tak terkecuali dari masyarakat Indonesia yang sampe boikot segala macem produk yang associated with them (Pls keep going, btw!). Nggak sampe situ, sejumlah pihak termasuk ormas keagamaan Nahdlatul Ulama juga sampai sekarang masih terus menyuarakan support-nya terhadap Palestina, gengs. Kayak, orang-orang di NU tuh disebut masih terus making some efforts gimana caranya Palestina bisa merdeka dan genosida yang terjadi di sana bisa segera kelar.
Okay…..
Nah, di tengah semua efforts yang dilakukan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, ada banget nih kadernya yang out of nowhere dan dengan tone deaf-nya malah ketemuan sama pihak musuh! Yep, ada lima orang di situ: Zainul Maarif, Munawar Aziz, Syukron Makmum, Nurul Bahrul Ulum, dan Izza Annafisah Dania. Mereka berlima baru-baru ini ketahuan abis ketemuan sama Presiden Israel, Isaac Herzog. Pake segala foto sambil senyum-senyum gitu, guys. Pertanyaan terbesarnya adalah: “Ngapain mereka ke sana? Ada agenda apa? U gatau Israel lagi melakukan tindakan kriminal besar???”
Now tell me.
Let’s hear it from: Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Savic Ali. Dalam keterangannya kemaren, Pak Savic menyebut kadernya datang ketemu Presiden Israel tuh kemungkinan atas nama pribadi, guys. PBNU nggak tahu apa tujuannya dan siapa yang ngesponsorin mereka sampe sana, katanya gitu. Cuma yang jelas, PBNU sangat menyeselkan kejadian ini sih. Kayak, “You shouldn’t be there,” gitu loh. Pikirin kek perasaan sesama NU yang selama ini berdiri di side-nya Palestina. Pikirin juga kek perasaan rakyat Palestina. Hmmm…
Lagian ada-ada aja dah tuh berlima…
Masih ngomongin mereka berlima, aktivis NU yang juga guru besar Hukum di Monash University, Professor Nadirsyah Hosen eventually udah contact-an nih sama salah satu dari mereka, guys. Dalam pengakuannya yang disampaikan ke Prof. Nadirsyah adalah bahwa mereka diundang lewat jaringan alumni Harvard. Mereka di sana ngomongin academic stuff, start up, gitu-gitu lah. Dan atas nama pribadi, nggak bawa nama NU.
Tapi harus banget u dateng???
Nah itu dia persoalannya. Menurut Prof. Nadirsyah, mereka tuh sekalipun diundang ya nggak usah datang as long as genosidanya belom kelar. Lagian kalau alibinya ngomongin Palestina-Israel mah, “Ya artinya lu kagak paham,” kata Prof. Nadir. Secara, Presiden Israel tuh cuma simbol doang, yang jalanin pemerintahan ya Perdana Menterinya, Benjamin Netanyahu. In his words, doi bahkan bilang, “Lagipula seruan damai Sekjen PBB dan Paus Fransiskus saja dicuekin, mereka ini siapa kok merasa bisa mempengaruhi kebijakan Netanyahu. Banyakin ngaca mas-mbak."
Kelasss. So, enaknya diapain nih mereka berlima? Wkwkwkw...
Husss. Sampai saat ini, PBNU masih terus mendalami kejadian ini sih gengs. Disampaikan oleh Sekjen PBNU, Gus Saifullah Yusuf, pihaknya juga akan memanggil kelima kader tersebut buat dimintai keterangannya. Nah, kalau dalam pemeriksaan ntar ditemukan pelanggaran organisasi, Gus Ipul bilang ya bukan nggak mungkin mereka berlima bakal diberhentikan statusnya sebagai pengurus NU.
I see. Anything else I should know?
FYI, salah satu dari kelima kader tadi, Zainul Maarif, diketahui juga tercatat sebagai dosen di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia aka Unisia, gengs. Merespons kejadian ini, dalam keterangannya kemaren pihak Unusia menyebut pihaknya bakal segera menggelar Sidang Etik untuk Zainul, guys. Karena kejadian ini bertentangan banget sama nilai-nilai yang dianut Uninsia. "Unusia mendukung sepenuhnya kemerdekaan Palestina dan mengecam keras praktik genosida oleh Israel terhadap bangsa Palestina yang hingga kini masih terus berlangsung,” katanya gitu,