Hello
Good morning again. Hope today is better than yesterday and you always find small happiness in life. You know, it’s been raining heavily here @catchmeup! HQ so we hope you are all warmed and cozy. While on the news…
Now, everything you need to know about… the beef between Jokowi and akademisi
Termasuk spall-spill intimidasi
Makin deket pemilu, makan panas aja kondisi di NKRI ini ya,
guys. Kini,
the beef muncul antara para akademisi dan Presiden Joko Widodo, di mana udah ada 20 perguruan tinggi yang melayangkan kritiknya terhadap pemerintahan Joko Widodo. Nah seiring kritik yang dilayangkan itu pula, perguruan tinggi ini disebut mengalami
intimidasi, guys. Sampai melibatkan aparat kepolisian. Yang terbaru, banyak banget para akademisi yang ditekan harus bilang, “Jokowi itu baik.”
WHAT??? Tell. Me. Everything.
Sure. Jadi gini ceritanya, guys. Semua ke-chaos-an ini tuh bermula dari statement-nya Presiden Jokowi beberapa waktu lalu. Yep, kamu masih inget dong ada statement-nya Pak Jokowi yang bilang bahwa “Presiden dan menteri itu boleh memihak dan ikut kampanye.” Di sini tersirat Pak Jokowi tuh memihaknya ke 02, alias pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, alias memihak anaknya sendiri ehehehe.
Ada anak bertanya pada Bapaknya…
Pak, bolehkah aku jadi wakil presiden? Wkwkwkwkwk.
On a serious note, statement Pak Pres ini kan kemudian nge-
trigger banyak pihak ya,
guys. termasuk dari kalangan akademisi, lengkap dengan seluruh sivitas akademikanya. Kayak, gimana sih?? Negara kita negara demokrasi tapi udah kayak dinasti aje nihh, gitu kan.
That being said, berbagai universitas di seluruh Indonesia akhirnya melayangkan kritikannya terhadap pemerintah. Rame banget, bahkan per kemarin, udah ada
20 perguruan tinggi yang melayangkan kritikannya.
WOW…
Yep, kampusnya tuh mulai dari UI, UGM (WOEE UGM bgt nie?), Unpad, UII, Unair, terus UMS, dll guru besar mereka tuh pada kumpul dan menyerukan kritik dan tuntutannya. Ambil contoh kayak di UMS misalnya, aka
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Salah satu guru besar Fakultas Hukum UMS, yang juga Mantan Ketua Komisi Yudisial, Aidul Fitri Ciada Azhari menyatakan kondisi sekarang tuh sangat memprihatinkan dan sangat mengancam masa depan demokrasi di negeri kita. That being said, Senin kemaren nih, Prof. Aidul bareng segenap sivitas akademika UMS membacakan delapan maklumat mereka deh.
Gimme all the details….
In a nutshell, maklumat ini isinya adalah tuntutan agar para elite politik dan pejabat balik ke nilai-nilai demokrasi, supaya Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia bisa terwujud. Bukan malah berjuang buat dapetin kekuasaan. Nggak cuma itu, maklumat ini isinya juga menuntut pemerintah untuk nggak menyalahgunakan hukum buat kepentingan politik, yang buat menuhin kepentingan pribadinya doang. Secara, menurut mereka, Presiden tuh harusnya netral kan. Jadi stop deh menyalahgunakan banyak hal buat melanggengkan kekuasaan.
Wadawwww….
At this point, kamu pasti bertanya, “Motifnya tuh apa sih rame-rame kampus pada kritik Jokowi?” Apakah ada udang dibalik bakwan? Apakah ini ada kaitannya sama Pemilu, dll?
Well, in case you have the same concern, let’s hear it from UGM dan UII ygy. Disampaikan langsung oleh Rektor Universitas Islam Indonesia. Fathul Wahid, kritik ini muncul atas kesadaran kolektif,
guys. Ya karena
simply mereka ngeliat ada masalah, nggak bisa dibiarin lagi, terus BOOM! Pecah semuanya. Jadi ya nggak ada kaitannya sama Pemilu. Atau bahkan ngeliat akademisi ini sebagai kelompok partisan. Nggak gitu,
guys.
Okey….
Hal yang sama juga diungkap Ketua Dewan Guru Besar UGM, Prof. Koentjoro. Menurut Prof. Koentjoro, guru besar adalah pemikir bangsa yang punya tugas untuk ngejaga marwah moralitas. Makanya lewat kritik ini, pemerintah termasuk Presiden Joko Widodo tuh diingetin gitu lo. Diingetinnya juga dengan cara yang baik. Apalagi Pak Jokowi kan juga Kagama, alias Keluarga Gajah Mada. Terus Capres Cawapres juga ada yang Kagama. In that sense, kalau ada yang menganggap para akademisi ini partisan tuh, kayak nggak make sense aja menurut mereka.
Bentar. Partisan-partisan apaan si?
Itu kalau kata pihak
Istana, guys. Yep, jadi menanggapi segala ribut-ribut kritik dari puluhan kampus ini, Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana menyebut kritik begitu tuh adalah vitamin buat melakukan perbaikan
for the sake of better democracy, guys. Jadi segala perbedaan pendapat, perspektif, dan pilihan politik tuh ya sah-sah aja. Namanya juga demokrasi, katanya gitu. Termasuk bikin narasi politik buat kepentingan elektoral, sebagai bagian dari strategi politik partisan, ya sah-sah aja kalau kata Pak Ari.
…
Nggak sampai di situ, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia juga menyebut kritik yang disampaikan para guru besar ini nggak lain nggak bukan merupakan
skenario, guys. Skenario yang sengaja diciptakan oleh pihak tertentu, katanya.
In his words, gini nih kata Pak Bahlil, “Ini skenario, kita sudah paham sebagai mantan aktivis. Mana ada politik tidak ada yang ngatur-ngatur,” katanya gitu.
Pantesan namanya Bahlil…
EHEHEHEH Wait until you hear about: Nggak cuma dibilang partisan dan skenario, para akademisi yang melayangkan kritik ini juga mengalami
intimidasi, guys. Ambil contoh kayak di UI, misalnya. Ketua Dewan Guru Besar UI, Harkristuti Harkrisnowo bilang pihaknya tuh udah dikirimin pesan WhatsApp dari
so called alumni mereka,
guys. Si alumni yang diketahui sekarang jadi aparat itu protes kenapa UI ikut-ikut UGM, UII, dll.
Instead, “Kenapa nggak langsung ke pejabat aja dan nyampein ide-ide” katanya gitu. Terus direspons kan sama Prof. Tuti, “Capek-capek belajar hukum….” WKWKWKWK.
Terus terus?
Nah
speaking of aparat yang melakukan intimidasi, ada lagi nih yang nge-
spill terkait hal ini,
guys. Datangnya dari…
The one and only, kuncen A1 dari semua
spall-spill pemerintahan, mantan Menko Polhukam yang juga Cawapres nomor urut 03, Prof. Mahfud MD. Disampaikan Prof. Mahfud dalam rangkaian kampanyenya Senin kemaren, ada laporan yang masuk yang intinya sejumlah rektor tuh diminta bikin
testimoni terkait pemerintahan Presiden Jokowi. Bukan sembarang testimoni, testimoni yang dimaksud di sini tuh isinya harus yang baik-baik aja, gengs. Kayak Jokowi baik, pemerintahannya baik, pemilu baik, dll. Dan yang minta begitu, ya aparat :))).
DIHHHH…
Adapun salah satu yang ngalamin hal ini adalah Rektor
Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Ferdinandus Hindarto. Dalam pengakuannya, Pak Hindarto bilang dia dapet WA dari Polrestabes Semarang yang dapat instruksi dari Polda Jawa Tengah. Nah lewat WA itu, Pak Hindarto menyebut dia ditekan untuk bikin video yang isinya testimoni pemerintahan Presiden Jokowi bagus,
guys. Dianyepin dong sama Pak Hindarto. Terus nggak lama itu aparat nelpon lagi. Gituuu terus tapi tetep dianggurin sama Pak Hindarto. Itu aparat bahkan juga ngirimin video dari rektor lain, kayak bikin aja begini pakkk wkwk. Nggak dijelasin sih rektor dari univ mana aja. Yang jelas, itu video udah kesebar di berbagai platform kayak di TikTok dan juga media massa. Sampai berita ini ditulis, belum ada keterangan apapun dari pihak kepolisian. Either itu dari Polda Jawa Tengah, Polrestabes Semarang, atau Mabes Polri sekalipun.
Terus gimana dong tuh?
Jadi ya gitu, guys. Prof. Mahfud bilang sejauh ini udah ada 59 universitas yang menyatakan sikapnya siap mengawal Pemilu 2024. Dan intervensi, tekanan, dan intimidasi yang dihadapkan ke para rektor ini sebenernya juga ngga gitu ngefek, kata Prof. Mahfud karena nggak semuanya mau disetir juga kan. Beliau menyebut, masih ada juga kok yang mau menyuarakan pemerintahan beretika. In that sense, “Semakin perguruan tinggi ditekan, gelombang gerakan bakal makin kenceng juga.”
Tuh dengerin hey. Anything else?
FYI dari tadi ngomongin gelombang kritik yang dilakukan sivitas akademika, kamu harus tahu nih
guys kalau kita tuh punya sejarah terkait hal ini. Yep,
jaman Orde Baru di mana para akademisi rame-rame menyampaikan keresahannya di era Presiden Soeharto dan
end up bikin mahasiswa jadi unjuk rasa turun ke jalan. Nah menurut sejarawan Andi Achdian, krisis begitu yang sekarang kejadian lagi,
guys. Tapi ya nggak bakal semasif ‘98 juga sih. Karena kalau di ‘98, kan krisis politiknya juga diikuti sama krisis ekonomi kan. Yang bikin lebih banyak masyarakat akhirnya ke-
trigger.
Meanwhile, sekarang, Presiden Jokowi kan aktif bagi-bagiin bansos. Jadi masyarakat ya nggak bakal ada krisis ekonomi yang bikin krisis jadi semakin meledak deh,
guys.
Now, your full updates on King Charles III diagnosed with cancer…
Here’s what we know.
Yep, a bad news comes from the UK di mana Istana Buckingham baru aja ngumumin bahwa King Charles III bakal menunda dulu semua agenda publiknya untuk menjalani pengobatan. Pengumuman yang disampaikan ke publik pada hari Senin kemarin itu berisi informasi bahwa Raja Inggris tersebut udah terdiagnosa menderita penyakit kanker setelah dirinya berhasil melakukan penanganan pembesaran prostat jinak beberapa waktu yang lalu.
WHAT? tell me everything.
You got it. Jadi buat yang belum tau, di bulan Januari kemarin tuh King Charles III emang kedapatan berkunjung ke salah satu rumah sakit di London, UK bernama The London Clinic. Kunjungan Raja Inggris pas itu bukan buat kunjungan kerja atau menjenguk keluarganya yang sakit yah. Kunjungan beliau ke sana ya buat menjalani prosedur perbaikan pembesaran prostat. Dalam keterangan resminya, pihak kerajaan bilang bahwa prosedur medis yang dijalani King Charles III
berjalan lancar dan beliau tinggal menjalani masa pemulihan aja dalam beberapa hari.
Ok lanjut dulu deh.
Ya kayak kita-kita kalo habis sakit lah, pas masa pemulihannya King Charles III juga beberapa kali dateng lagi ke The London Clinic buat kontrol rutin, guys. Ya standar medical checkup gitu lah buat make sure kalo King Charles III udah nggak kenapa-kenapa. Beberapa kali juga Raja Inggris ini muncul ke publik dengan wajah yang masih fresh banget yang tampak kayak opah-opah umur 75 tahun pada umumnya lah.
Now tell me about the cancer
Well, soal cancer ini, Istana Buckingham baru nge-
spill kondisi kesehatan sang raja pada hari Senin kemarin. Dalam pernyataan resmi kerajaan, disebutkan bahwa identifikasi
kanker pada King Charles III bisa diketahui berkat intervensi cepat dan prosedur-prosedur medis yang diterapin rumah sakit. Pihak kerajaan juga
make sure bahwa diagnosis kanker ini suatu yang terpisah dari prosedur penanganan pembesaran prostat jinak yang Raja Inggris lakukan sebelumnya.
Raja cuti dong?
Well nggak juga, guys. Soalnya disebutkan juga bahwa King Charles III masih bakal ngelakuin beberapa urusan negara dan urusan-urusan resmi kerajaan kayak biasa. Yang bakal dihilangkan buat sementara waktu tuh soal tugas-tugas beliau yang berhubungan sama publik gitu-gitu. Hal ini juga sesuai sama saran tim dokter yang menangani King Charles III selama perawatan rutin berlangsung.
Transparan banget ya kerajaan Inggris.
Iyesss. Soalnya ya isu kesehatan raja tuh udah jadi topik obrolan yang intens banget buat masyarakat Inggris dalam beberapa pekan ini. Toh apalagi sebelumnya Raja Inggris baru aja selesai menjalani prosedur perbaikan pembesaran prostat. Makanya King Charles III kayak merasa perlu membagikan diagnosisnya ke publik buat mencegah spekulasi-spekulasi yang nggak diinginkan serta ningkatin awareness orang-orang soal kanker.
Anyway, respons keluarga raja gimana nih?
Well, sejauh ini sih keluarga kerajaan full support banget sama kondisi kesehatan raja. Istri King Charles III, Queen Camilla aja masih terus nemenin suaminya ke manapun beliau pergi. Prince William yang jadi putra sulung Raja Inggris juga dikabarkan terus keep in touch sama ayahnya soal masalah kesehatan ini. Hal yang sama juga dilakukan sama seluruh adik dan anak King Charles III.
Including Prince Harry?
Iya dong. Meskipun Prince Harry dan istrinya bernama Meghan Markle udah lama banget keluar dari kerajaan dan dirumorkan berselisih sama ayahnya, tapi hubungan keluarga keduanya masih tetep kelihatan bagus-bagus aja, guys. Soalnya ada laporan nih yang bilang kalo Pangeran Harry juga udah sempet telponan sama ayahnya buat tanya kondisi kesehatan beliau. Terus Duchess of Sussex yang jadi lembaga legitnya Prince Harry juga udah confirm kalo ybs bakal cuti dulu dalam beberapa hari ke depan buat menengok kondisi sang raja di Inggris.
Anyone said anything about King’s health?
Ofc ada dong Setelah Istana Bungkingham mengumumkan kondisi kesehatan King Charles III, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak langsung nge-tweet ala-ala ngasih ucapan GWS ke temennya gitu. In his words, Sunak ada bilang, “I have no doubt he’ll be back to full strength in no time and I know the whole country will be wishing him well.”
We hope he will, anything else?
BTW, di keluarga kerajaan Inggris, nggak cuma King Charles III aja yang lagi ngalamin masalah kesehatan. Princess of Wales sekaligus menantu King Charles, Kate Middleton pada pertengahan Januari kemarin juga sempet dikabarkan operasi pada perutnya dan dirawat di rumah sakit selama 14 hari. Selain Princess Kate, Duchess of York sekaligus adik ipar dari Pangeran Charles III bernama Sarah Ferguson, juga didiagnosis menderita melanoma ganas atau semacam bentuk kanker kulit agresif, pada Januari kemarin.
Apa yang diperpanjang tapi bukan hari libur?
Masa jabatan kepala daerah.
Calling all people yang kemarin kejebak macet di sekitar gedung DPR RI Senayan Jakarta. Soalnya emang kemarin tuh massa Pengurus Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia alias Apdesi balik lagi demo ke DPR buat minta kejelasan soal revisi UU Desa. Iyess setelah hari Rabu pekan kemarin aksi unjuk rasa Apdesi di gedung DPR ricuh sampe memblokade tol dan merusak tembok pagar gedung DPR, kemarin banget nih Apdesi dateng lagi ke DPR buat minta kejelasan yang sama.
Interesting, tell me everything.
Sure. Jadi berkaca dari kericuhan demo massa Apdesi yang mereka lakuin sekitar seminggu sebelumnya, pihak keamanan mulai dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, TNI, sampe Pemda DKI udah memperketat keamanan demo yang berlangsung kemarin nih. Total ada
2.730 personel gabungan yang dikerahkan buat menjaga aksi Apdesi kali ini bisa tertib dan nggak ricuh gitu. Berbagai upaya kayak pengalihan arus lalu lintas dan pengetatan keamanan agar massa aksi nggak memblokade jalan tol lagi dilakukan oleh pihak keamanan.
Terus gimana demonya kemarin?
Jadi kan emang massa Apdesi ini sengaja balik lagi demo ke gedung DPR hari Selasa kemarin pas di momen Rapat Paripurna masa persidangan III tahun 2023-2024 gitu. Cuma kali ini, revisi UU Desa yang mereka aspirasikan
udah disetujui sama Badan Legislasi DPR dan Kemendagri dari semalam sebelumnya. Jadi pas itu, Ketua Panja RUU Desa sekaligus Wakil Ketua Baleg DPR, Achmad Baidowi berserta Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian dan jajarannya masing-masing udah
acc revisi UU Desa.
Serius langsung di-acc?
Iya lho,
guys. Jadi rapat pembahasan persetujuan tingkat satu UU Desa udah menyetujui revisi UU Desa yang mengatur beberapa pembaharuan. Salah satu yang paling krusial ya soal
masa jabatan Kepala Desa yang sebelumnya enam tahun sekarang bertambah jadi delapan tahun dengan dua kali masa jabatan. Selain itu ada beberapa revisi lain kayak pemberian tunjangan purna tugas, pemberian dana konservasi dan/atau dana rehabilitasi, sampe syarat jumlah calon kepala desa.
Tapi belum disahkan yah?
Iyesss belum. Jadi emang acc-nya baru di rapat pembahasan persetujuan tingkat satu dulu nih. Habis ini, revisi UU Desa masih harus dibawa ke dalam Rapat Paripurna buat disahkan jadi Undang-Undang. So, meskipun udah dapet acc sama Ketua Panja RUU Desa dan Menteri Dalam Negeri, aturan ini masih harus nunggu disahkan sama DPR dulu sebelum nantinya bisa beneran diterapin di desa-desa seluruh Indonesia.
Terus kapan disahin nih RUU?
Jadi karena per hari ini DPR udah bakal jalani masa reses alias balik ke daerah pemilihannya buat menampung aspirasi rakyatnya sampe 4 Maret mendatang, Rapat Paripurna yang membahas revisi UU Desa otomatis bakal dilangsungkan setelah masa reses ini berakhir,
guys. Jadi ya mau nggak mau, massa Apdesi masih harus bersabar dulu nih sampe
at least pemilu selesai buat nunggu RUU Desa disahkan sama DPR.
Mereka pada mau tuh?
Untungnya sih tetep pada mau,
guys. Soalnya ya demo kemarin juga lancar-lancar aja dan cenderung jadi momen bersyukur massa Apdesi atas
update revisi UU Desa yang mereka inginkan. Jadi pas demo kemarin, massa Apdesi pada
sujud syukur gitu setelah denger tuntutan mereka atas revisi UU Desa dikabulkan sama Badan Legislasi DPR dan Kemendagri. Demo yang berlangsung di depan gedung DPR kemarin juga cuma bentar doang. Sekitar jam 11 siang gitu massa Apdesi udah mulai membubarkan diri.
Got it. Anything else I should know?
Well kepastian revisi UU Desa juga udah dipastikan sama Ketua DPR RI,
Puan Maharani dalam Rapat Paripurna masa persidangan III yang dilangsungkan Selasa kemarin. Mbak Puan sih bilangnya udah menerima perwakilan dari perangkat desa sebelum rapat paripurna dimulai. Lebih lanjut, Mbak Puan juga bilang gini, “Substansi sudah mulai dibahas, dan mereka juga sudah mulai memahami agar mekanismenya berjalan dengan baik dan benar sesuai dengan aturan yang ada, karenanya pembahasan selanjutnya akan dilaksanakan pada masa sidang selanjutnya.”
When you found that FamilyMart is supporting Israel….
FamilyMart langsung putusin kontrak.
Calling out kamu yang suka beli Kopi KSK-nya FamilyMart to start your day.
Did u know kalau induk company-nya FamilyMart,
Itochu Corp, tuh punya hubungan bisnis sama Elbit Systems Ltd, perusahaan senjata punyanya Israel.
Nah, dari sini, banyak dong masyarakat yang menyerukan boikot terhadap FamilyMart, termasuk customer mereka di Jepang.
In that sense, Itochu Corp akhirnya berencana memutus kontrak sama si Elbit Systems ini, gengs. Disampaikan oleh direktur keuangan mereka, Tsuyoshi Hachimura, kerja sama ini tuh sebenarnya atas permintaan Kementerian Pertahanan Jepang, guys. Jepang butuh alat-alat itu kan buat bela diri demi keamanan negara. Nah tapi sekarang, International Court of Justice kan udah memerintahkan Israel buat stop genosida ya, di mana Jepang support juga di sini. Makanya sekarang kerja samanya ditangguhkan dulu, dan nggak bakal dilanjut waktu ntar abis masa kontraknya di akhir bulan.
See? Boycott always works…
“Emang bisa kerja?”
Gitu guys komentar dari eks Komisaris Utama Pertamina yang juga eks Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama aka Ahok pas menanggapi statement seorang ibu yang bilang bahwa doi memilih Prabowo-Gibran. Menanggapi hal itu, Pak Ahok yang emang lagi kampanye Ganjar-Mahfud nanya, emang mereka bisa kerja yah? Karena kita kan ga mau milih orang yang ngga bisa kerja. Gitu ceunah.
When you’re wondering why your coworker suddenly got a raise…
Thanks to Hirir for buying us coffee today!
Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi?
Here, here…just click here. Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-
support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan.
Thank you so much!
Catch Me Up! recommendations
New to cardio? Here’s how to make it more fun.